Satu semester telah berlalu, walau tidak memperoleh nilai IPK di atas 3. Ara tetep seneng karna tidak ada mata kuliah yang gagal atau mendapat nilai D. jangan ditanya IPK siapa yang tertinggi, sudah pasti Dewa anak dari arsitek Dwika Purana.
Dewa itu benar-benar paket komplit bagi kebanyakan wanita, udah ganteng, hidung mancung, pinter, baik dan kaya pastinya, cuman sayangnya dia lebih muda 3 tahun dibanding Ara. Selama satu semester ini Ara semakin dekat sama Dewa, mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Walau bersamanya bukan Ara dan Dewa aja, masih ada Dewita sama Dito di sana.
Bukan berdua aja udah bikin debaran jantung Ara gak karuan, gimana kalau cuman Ara sama Dewa aja? Udah pasti bakal ada setan nimbrung nantinya.
Disaat mereka berempat sedang asik ngobrol di cafe, tiba-tiba Dito memulai perbincangan.
"Ehh, guys. Refreshing yuk?"
"Boleh-boleh." ucap Dewita antusias.
"Ke mana?"
"Jogja gimana?"
"Bentar-bentar. Ra, lu libur kerja kapan?" tanya Dewa
"Minggu aja sih liburnya."
"Sabtu ini masuk apa?"
"Masuk pagi."
"Yaudah, kalau gitu abis lu pulang kerja kita langsung jalan."
"Boleh."
"Gue yang bakal pesen tiket. Kalian berdua nyari tempat yang buat tidur y!" Ucap Dito sambil menunjuk ke arah Ara dan Dewita.
"Siap boss," ucap Dewita.
"Gue yang bakal nyari destinasi sama akomodasi buat plesiran di Jogjanya." ucap Dewa.
"Kalau gitu deal yaa? Nanti sabtu ketemu di mana?" tanya Dewita.
"Apartemen Ara aja, nanti langsung jalan ke bandaranya." ucap Dito.
"Oke kalau gitu."
***
Ara POV.
"Rencana apa yang baru aja gue iyain, ya?"
"Liburan bareng?"
"Bareng Dewa?"
"Kenapa gue cuman iya-iya aja sih tadi?"
"Arrgggh, mempersulit diri sendiri nih gue" batin gue bertengkar.
Walau tidak menutup kenyataan bahwa gue pernah mengkhayalkan itu, berlibur bersama dengan orang yang gue suka yaitu Dewa. Tapi kalau untuk secepat ini, rasanya bikin tambah gak karuan.
Dari SD sampai SMA, gue gak pernah mengikuti acara kegiatan sekolah yang mengharuskan muridnya menginap. Papa selalu memberikan alasan ke pihak sekolah bahwa gue tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut.
Kalian bisa bayangin sendiri gimana rasanya tidak pernah mengikuti acara-acara bareng temen-temen. Berasa sendirian tanpa moment-moment menyenangkan bersama teman sekolah. Tapi selama ini, gue gak pernah merasa kesepian. Ada sahabat yang selalu menceritakan keseruan mereka di sana saat mulai masuk sekolah lagi.
Mereka akan memberikan oleh-oleh dan beberapa foto destinasi yang mereka kunjungi. Gue beruntung banget karna selalu memiliki sahabat yang baik selama sekolah. Apalagi Juna, dia selalu menelfon gue dan menceritakan apa yang para siswa lakuin di sana.
Kadang gue suka lupa, kalau Juna hanya pacar bohongan gue. Sampai hal terkecil yang ada di diri gue Juna akan lancar menjawabnya. Tentang cita-cita gue yang selalu berubah-ubah, tentang ketakutan gue akan kodok, tentang kesukaan gue soal bakso, ceker ayam, hot choco dan cemilan manis.
Kalau gue yang ditanya, apa kesukaan dan kebencian Juna akan sesuatu hal. Sudah pasti gue gak bisa menjawab sebanyak Juna menceritakan tentang gue. Kalau boleh jujur, gue gak tahu banyak soal Juna. Yang gue tahu, Juna baik, selera film dan makanan Juna juga sama kayak gue yaitu komedi romance, action, dan thriller.
Untuk makanan, dia juga suka bakso dan makanan pedes. Cuman untuk yang manis-manis dia gak terlalu suka, takut diabetes katanya. Hhehehe
"Lhohhh, kenapa selalu larinya ke Juna ya ingatan gue, padahal gue lagi mikirin Dewa tadi." ucap gue lirih.
Tettt tettt, bunyi bel apartemen
Bergegas gue menuju pintu utama dan mengecek siapa yang malam-malam menekan bel pintu sebelum gue putuskan untuk membukanya. Oh Wisnu ternyata, lalu tangan gue menyentuh handle pintu untuk membukanya.
"Sammy? Ada apa?"
"Boleh aku masuk dulu kak?"
"Ohh, oke silahkan."
Wisnu langsung terduduk di sofa sebelum gue menyuruhnya untuk duduk, terlihat jelas raut wajah Wisnu tidak seceria biasanya. Gue abaikan dia yang terduduk, dan melangkahkan kaki menuju dapur untuk membuat hot choco dan membawa beberapa cemilan.
"Lu kenapa, Wis? Ancur banget tu raut mukanya."
"Aku lagi kesel kak sama papa."
"Emang kenapa?"
"Aku disuruh kuliah di luar negeri buat ambil kedokteran."
"Lah, bukannya bagus Wis."
"Tapi aku maunya kuliah di sini kak."
"Emang kenapa? Takut LDRan sama pacar?"
"Pacar apaan sih kak, masih jomblo aku."
"Terus kenapa dong?"
"Aku jadi gak bisa jagain kak Ara."
"Heyyy, emang gue anak kecil yang harus di jaga." ucap gue melucu.
"Bukanlah kak. Aku kepikiran kak Ara aja kalau kakak di sini sendirian."
"Wis, gue bakal baik-baik aja. Percaya sama gue!"
"Jadi kakak ngijinin aku buat ke luar negeri?"
"Lu gak perlu ijin dari gue Wis buat pergi. Selama itu bisa membantu lu meraih mimpi dan keinginan lu kenapa harus ditolak."
"Iya sih kak. Kak Ara tahu gak pertama kali kita ketemu di mana?"
"Di depan apartemen gue kan?"
"Bukan kak."
"Terus?"
"Di ruang ICU rumah sakit Sentra Medika kak?"
"Kok bisa di sana? Berarti saat gue koma?"
"Iya kak, makannya aku kenal sama nenek dan keluarga om Anggada."
"Berarti lu tahu soal orang tua gue juga?"
"Iya kak."
Disitu gue langsung terdiam memikirkan ucapan Sammy, pasti gue sangat menyedihkan dimata Sammy. Banyak hal yang dia ketahui tentang diri gue yang melupakan sesuatu.
"Yaudah aku balik dulu ya kak, thanks hot choconya."
"Ehh, beneran mau balik?"
"Iya kak, apa aku tidur di sini aja?" ucapnya sambil tertawa kecil.
"Hushhh, pulang sana pulang!"
"Hahaha, iya kak. Night kak?"
"Night too, Sam."
***
Ara POV.
Tuhan, Ara berhak gak sih untuk menyukai seseorang?
Sedangkan mengingat diri Ara sendiri aja, Ara gak bisa, apakah Dewa bisa nerima kekurangan aku ini?
Rasanya gue terlalu percaya diri jika berpikiran Dewa akan menerima gue. Semoga hari sabtu nanti, gue gak merusak moment liburan mereka. Gue harus prepare lebih awal, membawa buku catatan tentang kenangan mereka dan sebisa mungkin jangan sampai ketahuan kalau gue membacanya.
"Papa mama, sabtu nanti menjadi liburan pertama Ara bareng temen-temen. Semoga Ara bisa mengukir kenangan indah ya pah, mah bersama mereka." ucap gue.
O iya, udah lama gue gak kirim email ke Juna. Walau tak pernah dibalas, gue masih suka kirim email jika ada hal yang ingin gue bagi dengan dia.
To : junara11@gmail.com
Jun, gue udah jadi penulis lho. Lu di mana sih?
O iya, gue juga udah mulai kuliah lho Jun. Baru selesai satu semester sih, elu pasti udah jadi sarjana ya?
Tega banget sih, selama 4 tahun lebih gak pernah balas email gue. (plus emoticon sedih)
Sabtu nanti untuk pertama kalinya gue liburan bareng temen-temen lho Jun, pasti bakal seru kan?
Walau serunya gak akan seperti liburan lu pas masa SMA dulu sih?
O iya, di mana pun elu berada sekarang, awas aja sampe ngelupain gue!!