Suasana pagi yabg sejuk membuat Roy, papa Acha semakin santai menikmati pagi ini, hari ini papa Acha berangkat agak siang ke kantor jadi ia bisa bersantai di depan teras di temani secangkir kopi dan beberapa kue kering. Beberapa kali papa Acha menyapa orang orang yang berlalu lalang di depan rumahnya dengan ramah. Komplek ini memang sedikit jauh dari kota jadi suasana kekeluargaannya masih terjalin erat.
Tak lama kemudian ada sebuah motor hitam berhenti di depan rumah Acha, pemilik motor itu adalah Niko yang hari ini akan resmi menjemput Acha ke sekolah untuk pertama kalinya.
Niko membuka helm dan berjalan ke arah teras rumah Acha.
"Pagi om, Acha udah siap siap om?" tanya Niko basa basi dengan sedikit senyuman canggung
Belum sempat Roy membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan Niko, Acha keluar dari rumah degan menggunakan seragam sekolah yang menandakan ia sudah siap untuk berangkat.
"yuk nik" ajak Acha
Acha sengaja langsung mengajak Niko pergi dari rumahnya karena Acha takut bila Niko mengobrol terlalu sering dengan papanya, walaupun Roy tidak pernah dengan tegas melarang Acha untuk berpacaran tetap saja Acha belum nyaman bila memiliki teman laki laki yang dekat dengan keluarganya.
"Hati hati ya, jangan ngebut kamu Niko!" ucap Roy sedikit keras karena sekarang Acha dan Niko sudah berada di atas motor.
"Iya om, yaudah kita berangkat dulu ya" jawab niko sambil tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya.
sayang sekali Roy tidak terlalu melihat senyuman tulus yang di perlihatkan Niko padahal senyuman itu sangat langka dan sangat jangang sekali terlihat di wajah Niko. setelah kejadian ini Roy tercatat menjadi salah satu orang yang melewatkan kesempatan persi on the spot.
"Dadah papa" ucap Acha sambil melambaikan tangan nya saat sudah naik di motor Niko.
....
Sikap Niko akhir akhir ini sedikit berbeda pada Acha. Tidak sedingin dan sejudes saat pertama kali bertemu, Niko tampak seperti manusia normal pada umumnya. bahkan Niko sudah mulai memiliki sifat yang hangat walaupun hanya terkadang saja.
"Pr Lo udah kelar?" tanya Niko di atas motor setelah membuka kaca helm nya.
"Udah dong, Lo udah?" Acha balik bertanya.
rasa kesal Acha pada Niko di awal awal pertemuan mulai hilang secara sendirinya.
"Udah lah! Lo ngerjain sendiri atau minta di kirimin Lala?" tanya Niko memastikan tetapi dengan nada suara yang menuduh, wajar saja karena Acha memang sering sekali mencontek pr pada kedua temannya
"Ngerjain sendiri lah! sebenernya gue pinter tau Niko cuma gak mau sombong aja" Acha mengibaskan rambutnya dengan bangga, padahal Niko tidak melihat nya sama sekali sekali pun dari kaca spion.
"Bagus deh"
....
Keduanya berjalan menyusuri koridor menuju kelas, Acha berjalan tidak terlalu dekat dengan Niko karena kaki Acha tidak sanggup menyamai langkah Niko yang besar . Tidak bisa di pungkiri kaki Acha memang sangat pendek kalian masih ingat kan berapa tinggi Acha, iyap 155 cm.
Acha berjalan menunduk dan hanya melihat tali sepatunya saat menyusuri koridor, Acha tidak dapat melihat orang orang yang ia lewati tetapi telinganya dapat mendengar suara suara sumbang cewek yang mengosipinya karena berjalan di belakang Niko.
Perlahan langkah Acha semakin kecil dan pelan, hal itu membuatnya memiliki jarak yang semakin jauh dengan Niko tetapi untung saja Niko menyadari bahwa Acha berjalan semakin jauh darinya. Niko memberhentikan langkahnya setelah melihat Acha yang berjalan kurang lebih 5 meter di belakangnya.
Niko menatap gadis yang berjalan pelan sambil menatap ke lantai itu, hingga akhirnya gadis itu berada dekat dengannya.
"Lo jangan keliatan takut, nanti mereka gak yakin kalo lo cewek gue" ucap Niko pelan di telinga Acha sambil mengandeng tangan Acha.
Setelah sampai di kelas Lala dan Diana kaget melihat tangan Acha dan Niko bergandengan, Lala dan Diana bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat mereka, pasalnya kejadian ini juga terjadi kemaren.
Pertanyaan Lala dan Diana harus di simpan dulu untuk sementara dan langsung di keluarkan saat jam istirahat, karena saat Acha dan Niko masuk me dalam kelas bel masuk langsung berbunyi.
"Cha, jawab jujur lo ada apa sama Niko?" tanya dDiana yang tiba tiba memegang tangan Acha saat membereskan buku buku nya saat guru sudah keluar dari ruangan mereka.
"Ihh apaan sih Diana bikin kaget aja" jawab Acha yang membalikan tubuhnya
"Jawab jujur!" tegas Diana lagi
Acha terdiam.
otaknya berfikir untuk mencari jawaban yang tepat.
"Gue sama Acha pacaran" ucap Niko dengan lantang di depan Diana saat Acha masih sibuk mencari jawaban.
"HA!!" Diana dan Lala kompak membuka mulut lebar
"Cha, serius?" tanya Lala memastikan
"iya" jawab Acha pasrah sambil menatap Niko
"Kok kalian gak ngasih tau sih?" tanya Diana
"Ya ini kan lagi ngasih tau" jawab Acha sambil tersenyum singkat
"Terus kapan kita dapet pajak jadian?" tanya Diana dengan ekspresi yang tiba tuba berubah dari ekspresi kaget menjadi ceria.
"Yaudah nanti kalian gue teraktir di cafe deket sekolah " ucap Niko yang seketika membuat Acha tercengang lagi. Niko bener bener tidak ada di brifing sama sekali.
"Serius nih" ucap Diana memastikan keseriusan Niko
"Iya" jawab Niko singkat
"nanti ya jam 4 aja gimana, lo bisa kan la?" tanya Diana pada Lala yang hanya diam saja dari tadi
"bisa" jawab Lala setelah Diana menyenggol sikunya.
setelah membahas tentang teraktiran Niko langsung bergegas keluar dari kelas, begitu juga dengan Acha dan kawan kawan yabg sudah tidak sabar menuju ke kantin tercinta.
"Cha,kerjain ini pr nanti udah masuk baru lo sibuk" ucap Lala sambil menyodorkan buku tugasnya kehadapan Acha setelah pulang dari kantin
"Sorry gue udah ngerjain tugas gays" ucap Acha sombong
"Tumben" Lala menaikan satu alisnya binggung
"Wajar kali Lala, kan udah punya pacar jadi semangat ngerjainnya, apa lagi kalau ngerjain nya bareng bareng" jelas Diana
Acha hanya tersenyum mendengar ucapan Diana, seakan ia memberikan kode bahwa dugaan Diana benar. Walaupun masih kurang tepat karena Acha di suruh oleh Niko untuk mengerjakan tugas bukan di suruh pacar apalagi ngerjain tugas bareng sama pacar.
...
"Niko,lo duluan aja ya ke parkiran gue ke toilet dulu" ucap Acha pada Niko yang berada di samping nya
"Ok"
Saat baru saja melangkah kaki untuk masuk ke toilet tiba tiba Acha secara tidak sengaja mendengar percakapan dua orang cewek yang juga sedang berada di toilet.
"Udah dong Lo jangan nangis lagi" ucap seorang cewek pada temen nya yang sedang menangis
"Gue gak nyangka jadi kaya gini, gue kira selama ini dia punya rasa yang sama ke gue. seharusnya dari dulu gue ga perlu baper sama perlakuan dia biar rasanya gak sesakit "
"yaa mungkin dia nyaman sama lo selama ini cuma sebagai teman doang, udah lah lo bisa ko lupa ini dia jadiin pelajaran aja biar lo gak gampang baper sama cowok lagi"
Acha tidak tau apa dan siapa yang sedang kedua cewek itu bicarakan,
Tapi mendengar percakapan kedua cewek itu membuat Acha sadar bahwa hubungannya dengan Niko hanya pura pura dan Acha mencoba untuk meyakinkan dirinya untuk tidak baper oleh perlakuan Niko padanya,Acha tidak mau kejadian yang di alami oleh cewek yang ada di toilet itu juga akan di rasakan nya.
Acha keluar dari toilet dan berjalan menjumpai Niko di parkiran.
"yuk" ajak Niko saat Acha sudah sampai di hadapan nya
Acha naik ke motor Niko tanpa mengucapkan apa pun. pikirannya masih teringat kejadian di toilet tadi, ia semakin memiliki rasa takut menjalani hubungan ini dengan Niko. jelas saja karena pada dasarnya perasaan seseorang tidak bisa kita atur akan jadi bagaimana nantinya.
Selama di perjalanan Acha hanya diam dan hanya fokus ke arah jalanan yang cukup ramai dan padat.
....
"Nanti jam 4 gue jemput ya, kita bareng ke cafenya" ucap Niko setelah Acha turun dari motor nya
"Kayanya gak usah deh, nanti gue berangkat sediri aja ke cafe" jawab Acha tanpa melihat ke arah Niko
"Kok gitu"
"Tadi ngapain sih lo bilang sama Diana dan Lala kita pacaran" Acha malah membahas topik lain
"Kan kita pacaran pura pura itu untuk Manda sama Ringgo kenapa ke Lala sama Manda juga?" tanya Acha yang sekarang memberanikan diri melihat wajah Niko
"Kalo ada yang percaya kita pacaran terus ada yang tau kita gak pacaran ribet Cha mending semua aja tau kalo kita pacaran, eh pacaran pura pura maksudnya" jelas niko
"Terserah Lo deh, gue masuk dulu nanti gak usah jemput" ucap Acha judes dan langsung masuk ke dalam rumah
Acha masuk kedalam rumah dengan sedikit rasa bersalah, Niko sudah melakukan hal baik padanya tetapi demi melindungi diri dan hatinya ia harus bersikap seperti tadi pada Niko. entah ala yang harus di lakukan Acha sekarang ia telah menyetujui kesepakatan dengan Niko untuk menjalani hubungan ini jadi mau tidak mau ia harus tanggung resikonya.
Saat angka jam sudah menunjukkan jam 15:45 Acha keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapih tetapi tetap simpel, Acha berjalan mencari keberadaan mamanya untuk meminta izin. Dan akhirnya Acha menemukan mamaknya yang sedang merawat tanaman di belakang rumah.
"Ma, Acha pergi dulu ya"
"Mau kemana Cha"
"Main mah sama Lala sama Diana"
"Jangan lama ya pulang nya"
"Ok ma" ucap Acha sambil berjalan ke arah luar
....
"Hay guys" sapa Acha pada keduanya sahabatnya yang sudah berada lebih dulu di cafe yang di sepakati.
"Dateng juga lo Cha, Niko mana? kok gak bareng?" tanya Lala setelah menyadari Acha hanya datang sendiri
"Enggak, nanti juga datang kok dia persen aja dulu" ucap Acha sambil duduk di dekat Lala
"Ok gue pesen dulu ya, kalian mau makan apa?" tanya Diana seperti seorang pelayan di cafe ini.
setelah memesan makanan ketiga cewek ini mulai mengobrol santai dengan pembahasan yang sedikit serius.
"Cha, pacaran yang kali ini serius?" tanya Lala yang masih belum yakin dengan hubungan Acha dan Niko.
Lala sangat mengenal Acha dari kecil bahkan setiap Acha berbohong Lala pasti tahu. kedua gadis ini hampir seperti kakak adik kandung yang memiliki ikatan batin, hingga akhirnya kedua sudah mulai tumbuh dewasa dan memiliki rahasia masing masing.
"iya" jawab Acha seadanya
"Emang kenapa? lo ga percaya lagi la?" kali ini Diana yang bertanya
"Enggak, gue heran aja Achakan baru putus sama Ringgo karna hal yang gak menyenangkan,jangan sampe terulang dua kali loh" pesan Lala.
entah kenapa rasa khawatirnya Lala lebih besar saat Acha berpacaran dengan Niko.
"Enggak kok" jawab Acha singkat
tak lama kemudian Niko datang dengan kemeja putih yang di lipat hingga siku dan menggunakan celana panjang berwarna krem yang membuat penampilannya semakin mempesona.
"Kalian udah pesen?" tanya Niko
"Udah tapi belum datang pesenan nya, lo pesen sediri deh sama" suruh Diana
"Ok" Niko berlalu meninggalkan ketiga gadis ini
Saat Acha dan yang lain lagi makan tiba tiba Acha dapet telfon dari nomor tak di kenal, tanpa pikir panjang Acha langsung mengangkat telepon itu, ia berfikir itu adalah Natha yang menlfon nya menggunakan nomor temannya, pasalnya Nathan sering sekali seperti itu karena tidak memiliki pulsa
"Halo" suara Acha dari telfon
"gimana Acha seru kumpul kumpulnya? siap siap ya bentar lagi lo bakal dapet kabar bahagia, tunggu ya!" Lalu telfonnya di putus orang tersebut.
Acha melihat ke arah layar hp nya sambil mengerutkan keningnya, binggung
"Siapa Cha?" tanya Niko yang juga binggung dengan ekspresi Acha setelah menerima telfon
"Ga tau, katanya bentar lagi gue bakal dapet kabar bahagia" jawab Acha jujur
"Hah kok aneh gitu sih" ucap Diana yang masih tetap fokus pada makanannya
kring.. kring... kring..
HP Acha kembali berbunyi.
tetapi kali ini telfon dari mamanya.
"Hallo ma" suara Acha
"Acha kamu ke rumah sakit sekarang! bang Nathan di keroyok orang" ucap mama Acha panik
"HA! yaudah ma Acha kesana sekarang."