Ervan masih setia menemani Maura di rumah sakit, Maura begitu berisik sejak tadi ingin bertemu dengan anaknya.
Padahal sudah diberi tahu dokter, kalau anaknya masih dalam perawatan saat ini.
"aku saja yang datang kesana, jadi anaknya tak usah dibawa kesini"
"kamu harus dengar dokter sayang, biar cepat sehat babynya ya"
"tapi aku mau ketemu sama dia, kenapa tidak boleh aku sudah melahirkannya"
"suuuttt, udah ah jangan ribut, kamu harus ingat dengan jahitan di perut kamu"
"apa hubungannya Ervan, ih"
Ervan tersenyum dan menggeleng, Maura berisik sekali saat ini.
"Ervan, bawa anaknya ih"
Maura mendorong Ervan agar cepat pergi, kenapa Ervan hanya diam saja sejak tadi, tak mau mendengarkan dan mengabulkan keinginan Maura.
Padahal itu anak Maura sendiri, kenapa harus dihalang-halangi seperti itu.
"Diam dong sayang, bukannya kamu sakit perutnya, jangan marah-marah terus"