Malam yang terasa menyenangkan, langit yang bertabur bintang, menambah keindahan bukti dari kuasa Tuhan.
Suasana di sebuah rooftop yang begitu hangat, dengan penerangan lilin-lilin disekelilingnya.
Dan dengan hidangan lengkap yang tersedia dihadapannya, mereka terdiam menantikan detik waktu itu.
Dua tangan itu menahan bahu untuk bisa menghentikan langkah orang dihadapannya, keduanya terdiam.
Tangan tersebut terangkat, melepaskan ikantan yang menutup kedua mata orang dihadapannya.
"perlahan-lahan ya"
Ucapnya yang kemudian mendapat anggukan tanda setuju dengannya, mata itu perlahan terbuka setelah penutup matanya terlepas.
Matanya mengerjap berkali-kali, berusaha menormalkan penglihatannya.
Dalam beberapa saat ia terdiam melihat helaian bunga yang ada di meja, satu meja yang tak terisi oleh makanan, namun terisi oleh helaian bunga warna warni, yang terbentuk menjadi beberapa hurup.
meski kecil tapi ia bisa mengerti rangkaian huruf dari helaian bunga tersebut.
