Ervan memilih masuk kamar setelah selesai makan siangnya dengan Laura, membiarkan Laura pergi untuk kembali bekerja.
Ervan terduduk, berkutat dengan ponselnya, Ervan merinduakan Maura, salahkah perasaan Ervan saat ini.
Ervan membuka kontak Maura, dengan ragu Ervan menghubungi Laura, sudah sering kali Ervan melakukannya tapi tak pernah mendapatkan hasil.
Kontak Maura sering kali tidak aktif, Ervan akui kekhawatirannya pada Maura saat ini.
Ingin sekali Ervan menyusul Maura sekarang, tapi mungkin benar kata Revan, jika Ervan perlu membiarkan Maura menenangkan diri disana.
Meski Ervan tak terima karena Maura disana bersama Firly, dan mungkin benar juga, meski Ervan meminta Maura untuk kembali ke Jakarta, itu tak akan mungkin, karena takut akan mengganggu kehamilannya.
Ervan berulang kali menghubungi Maura, kontaknya aktif kali ini, tapi Maura tak menjawabnya.
Apa Maura sudah melupakan Ervan, apa benar kata Angga, jika Maura memang mengandung anak Firly.