Maura menyalakan televisi dan berbaring santai di sofa, ditemani dengan cemilan ditangannya.
Maura menonton acara kesukaannya dengan tenang, semua persiapan telah selesai dan sudah dibawa Ervan.
Ketika besok berangkat tak ada lagi yang harus dibawa dari rumahnya, Maura tersenyum.
Untuk pertama kalinya, Maura akan berlibur bersama Ervan, bahkan bersama keluarganya.
"mungkinkah akan seindah apa yang terbayangkan"
Maura mengangkat satu alisnya, harapan memang akan selalu ada tapi apa pun yang akan terjadi, Maura tak akan pernah tahu.
*ddrrrtttt* ponsel dimeja bergetar, Maura menoleh dan tersenyum, itu pasti dari Ervan.
Setengah jam lalu, Ervan baru pergi dari rumahnya, mungkin sekarang dia baru sampai Restoran karena memang ada beberapa yang harus dibelinya dulu dijalan.
Maura meraih ponselnya, dan terdiam saat melihat nama pemanggil dilayar ponselnya.
Benar saja, harapan tinggal harapan tapi untuk jawabannya kita tak pernah tahu.