Ervan masih saja tak bisa menghubungi Maura, Ervan membantin ponselnya begitu saja, Maura sangat mengujinya saat ini.
"apa aku harus temui Riana lebih dulu"
Ervan memejamkan matanya sesaat, rengekan apa yang akan didengar Ervan dari mulut Riana nanti.
Atau mungkin justru amarah yang hanya berisikan makian yang akan diterimanya dari Riana.
Ervan mengehntikan laju mobilnya, matanya terarah lurus kedepan, apa yang dilihatnya itu.
Wanita yang membuatnya kesal justru berada disana bersama Riana, apa yang mereka lakukan disana.
Ervan turun dari mobilnya dan berjalan tanpa ragu menghampiri keduanya.
"kalian disini"
Riana dan Maura menoleh bersamaan, Ervan mengernyit, melihat Maura yang tampak menangis.
"kamu kenapa"
Maura berpaling dan mengusap air matanya dengan cepat, Maura lantas pamit pada Riana untuk pergi lebih dulu.
Riana mengangguk, tanpa melontarkan kalimat apa pun untuk menjawab Maura.
"Maura .... Maura mau kemana"