Olesan dibibir tipis itu telah sempurna, warnanya merata.
Senyuman mulai terukir disana, manis dan memang menarik, Maura bangkit menatap dirinya dikaca.
"apa seperti ini"
Ucapnya, Maura mengangguk, semua telah selesai, melihat jam dipergelangan tangannya, senyumanya semakin mengembang.
10 menit lagi, Maura melangkah keluar dari kamar, berjalan menuju ruang tengah dan duduk disana.
Semalam Ervan menelponnya, memberitahu tentang perjalanan pulangnya, Ervan meminta Maura menunggunya karena orang pertama yang akan ditemuinya adalah Maura, tidak keluarganya tidak juga Laura.
Meminta Maura memakai semua yang pernah diberikannya, dan Ervan juga ingin melihat Maura secantik mungkin.
Maura meneguk minumannya, setelah sekian lama, akhirnya Maura akan kembali bertemu Ervan.
Bahagia, dan apa bahagia itu adalah rasa lain yang sebenarnya, Maura menggeleng.
"Maura"