Kabar mengenai mandate pernikahan yang diterima oleh kediaman Count Clement tersebar dengan luas dan mengejutkan semua orang. Tentu saja, mereka tahu jika Kaisar saat ini ditekan untuk segera meminang seorang wanita bangsawan untuk dijadikan sebagai ratu dan meneruskan keturunannya. Namun, mereka tidak menyangka jika kaisar menjatuhkan pilihannya pada putri dari Count Clement.
Eleanor Bica Clement memanglah seorang bunga di tengah pergaulan kelas atas. Namun, kecantikannya sudah cukup lama tidak terlihat di kalangan para wanita bangsawan yang secara rutin melakukan pertemuan dan pergaulan. Sejak debut di pergaulan kelas atas, sosok Eleanor hanya terlihat paling banyak tiga kali. Selebihnya, Eleanor hanya menghabiskan waktunya di dalam kediaman Count Clement yang mewah.
Secara kasar, Eleanor sama sekali tidak memiliki relasi atau kemampuan sosial yang pantas untuk dijadikan sebagai seorang pendamping kaisar. Bahkan, sebagian besar orang berpikir jika Eleanor bahkan tidak mengetahui tugasnya sebagai seorang ratu nantinya. Tentu saja itu didasari karena Eleanor tidak pernah menunjukkan batang hidungnya dalam pertemuan atau pesta apa pun. Orang-orang secara alami berpikir jika Eleanor tidak memiliki pengetahuan apa pun mengenai hubungan atau politik.
Menurut mereka, Eleanor hanyalah gadis pemalu dan yang sangat dimanjakan oleh ayahnya yang memang memiliki kekayaan yang luar biasa sebagai seorang penerus dari pemimpin serikat dagang. Rakyat dari kalangan biasa pun berpikir, jika mungkin kaisar sudah pernah melihat Eleanor dan jatuh hati pada kecantikannya. Jadi, tanpa memikirkan kecerdasan Eleanor atau kemampuan yang dimiliki oleh Eleanor, Matius pun menurunkan mandate untuk mempersunting Eleanor sebagai calon ratunya.
Bagi mereka Eleanor yang menerima lamaran Matius dengan mudahnya juga sangat aneh. Memang, mandate kaisar tidak bisa ditolak begitu saja, mengingat kedudukan kaisar yang begitu tinggi dan agung. Namun, bukan artinya mandate tersebut tidak bisa ditolak. Jika pada dasarnya Eleanor tidak mau, ayahnya pasti bisa mencari alasan dan jalan untuk menolak lamaran tersebut, seperti dirinya yang membuat alasan saat Eleanor tidak lagi mau bergabung dengan pergaulan kelas atas. Hal ini secara alami, membuat semua orang berpikir jika selain manja, Eleanor adalah sosok wanita bangsawan yang tamak dengan kekuasaan. Tidak mempedulikan rupa Matius yang mengerikan dan memiliki kutukan, Eleanor tetap menerima lamaran demi mendapatkan kekuasaan sebagai seorang ratu.
Semua kabar yang beredar di ibu kota, dan di daerah pinggiran berkumpul menjadi satu di serikat penyedia jasa dan informasi yang menjadi salah satu tempat di mana Cindy selalu mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh sang nyonya. Setelah mendengar semua informasi tersebut, Cindy kembali ke kediaman dengan perasaan yang begitu murka. Begitu tiba di hadapan Eleanor, Cindy pun menangis keras, dan membuat Eleanor yang mendengar hal itu berjengit menjatuhkan sendok ice cream yang ia pegang. Sela pun segera memungut sendok tersebut dan menggantinya dengan baru, sedangkan Eleanor menghela napas panjang. Nona muda itu menatap Cindy yang menangis seperti anak kecil.
"Apa ada kabar buruk yang kau dengar?" tanya Eleanor tenang sembari kembali menikmati ice cream yang lezat.
"Ini bukan hanya kabar buruk. Tapi sangat buruk, Nona," ucap Cindy setelah menyeka air matanya. Cindy pun menjelaskan kabar seperti apa yang sudah ia dengar dari pusat penyedia jasa dan informasi rahasia yang sebelumnya ia kunjungi.
Eleanor yang mendengar penjelasan tersebut hanya mengangguk-angguk. Sebenarnya, Eleanor sudah memperkirakan hal ini, dan tentu saja tidak merasa jika masalah ini adalah sesuatu yang perlu dipikirkan atau dikhawatirkan. Semenjak Eleanor mendengar bahwa ayahnya sudah setuju untuk mengirimkannya ke istana, lalu para pelayan segera bersiap untuk menyiapkan kepergiannya, Eleanor sudah memikirkan kemungkinan demi kemungkinan yang terjadi selanjutnya. Pasti akan ada keributan di pergulan kelas atas karena dirinyalah yang terpilih menjadi calon ratu, dengan kaisar sendiri yang menunjuknya. Para nona bangsawan yang sebelumnya sudah menargetkan posisi ratu, pasti akan berusaha untuk menggoyahkan posisi Eleanor.
Eleanor kembali menikmati ice cream yang membuat suhu tubuhnya kembali terasa sejuk. Melihat hal itu Cindy pun kembali menangis. "Seharusnya, Nona tidak perlu menerima lamaran itu. Nona terlalu sempurna untuk menikah dengan Kaisar. Lihat, orang-orang sekarang bahkan berani mengatakan hal yang buruk mengenai Nona, padahal mereka sendiri tidak tahu dan tidak mengenal Nona dengan baik. Mereka itu sangat kejam!" seru Cindy.
Eleanor meletakkan sendoknya dan menyangga dagunya dengan salah satu tangan sembari menatap Cindy dengan lelah. "Cindy, sudah berapa lama kau melayaniku?" tanya Eleanor membuat Cindy terkejut.
Eleanor sama sekali tidak pernah memberikan pertanyaan semacam ini padanya. Namun, Cindy tahu jika Eleanor tengah merasakan sesuatu yang tidak nyaman dan menanyakan hal serius seperti ini. "Su-sudah sepuluh tahun, semenjak Nona berusia sembilan tahun," jawab Cindy gugup.
"Itu waktu yang cukup lama, dan aku rasa kau seharusnya mengerti dengan seleraku. Beberapa hari yang lalu, aku juga sudah memperingatkanmu, Cindy. Berhati-hatilah dengan perkataanmu. Kaisar memang mungkin tidak akan mendengar apa yang dikatakan olehmu, tetapi orang-orangnya masih bisa mendengar hal buruk yang sudah kau katakan," ucap Eleanor membuat wajah Cindy pucat pasi.
"No, Nona, maafkan saya," ucap Cindy saat dirinya sadar sudah melakukan kesalahan yang fatal.
"Aku mengerti. Pergilah ke dapur, aku ingin buah beku berlapis caramel yang pernah kau buat," ucap Eleanor memberikan perintah.
Cindy pun bergegas dan segera pergi untuk melakukan apa yang sudah diperintahkan oleh Eleanor padanya. Namun, begitu Cindy ke luar dari kamar Eleanor, gadis bangsawan itu menghela napas panjang dan bersandar pada sandaran kursi. Ia memejamkan matanya sebelum berkata, "Saat aku pergi ke istana, berapa orang pelayan yang bisa aku bawa?"
"Nona bisa membawa minimal satu pelayan, dan maksimal lima pelayan yang nantinya akan menjadi pelayan resmi di istana," jawab Sela.
"Kalau begitu, aku akan membawamu sebagai pelayanku," ucap Eleanor membuat Sela merasa terkejut.
Eleanor membuka matanya dan menatap Sela dengan sebuah senyuman. "Kenapa? Apa kau terkejut?" tanya Eleanor.
"Tentu saja, Nona. Saya kira, Nona akan membawa Cindy," jawab Sela.
Eleanor menggeleng. "Tidak, Cindy tidak akan cocok dengan istana. Aku harus membawa orang yang lebih tangguh dan berpengalaman dari dirinya. Karena itulah, kau yang paling cocok menjadi pelayanku," ucap Eleanor kembali memejamkan matanya.
Ada jarak waktu sebelum Eleanor berkata, "Aku rasa, kau tidak akan membuat keributan walaupun mendengar kabar seburuk apa pun itu. Aku pergi ke istana demi mendapatkan hidup yang tenang dan nyaman, aku tidak ingin mendengar keributan atau kekacauan apa pun setelah mengambil risiko sebesar ini." Kembali, Sela dibuat tidak mengerti dengan keputusan yang diambil oleh nona muda satu ini. Sela rasa, akan ada banyak kejutan yang dirinya temukan saat melayani Eleanor ke depannya. Sela sendiri tidak sabar, kejutan seperti apa yang akan ia dapatkan.