Chereads / The Mask of Emperor / Chapter 10 - 10. Kesepakatan

Chapter 10 - 10. Kesepakatan

Matius menatap Eleanor yang kini tampak memperhatikan hewan berbulu yang sudah diberikan oleh dirinya pada Eleanor sebagai hadiah pertunangan. Sejak pertama kali bertemu dengan Eleanor, dan mendengar cerita dari Sela mengenai pribadi Eleanor, Matius sendiri bisa menyimpulkan jika Eleanor adalah seorang gadis bangsawan yang cukup unik. Eleanor bahkan tidak merasa gugup atau bahkan takut saat mereka hanya berdua di dalam kereta kuda yang saat ini tengah menuju istana.

Sebenarnya, reaksi Eleanor ini tidak membuat Matius terganggu. Reaksi Eleanor yang tenang ini tentu saja terasa lebih baik daripada reaksi penuh rasa takut dan menjaga jarak yang biasanya ditunjukkan oleh orang-orang yang bertemu dengannya. Hanya saja, sudah lama Matius tidak bertemu dengan orang yang bereaksi sangat santai seperti ini, dan Matius merasa sedikit aneh.

"Apa Yang Mulia berniat untuk kembali mengambilnya dari saya?" tanya Eleanor tiba-tiba membuat Matius agak terkejut karena sebelumnya tenggelam dalam dunianya sendiri.

Untungnya, dengan topeng yang ia kenakan, Matius bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya tadi. Ia mengendalikan dirinya dan bertanya balik, "Apa yang akan aku ambil kembali?"

"Ini," ucap Eleanor sembari menunjuk anak singa putih yang kini tidur dengan posisi yang sangat menggemaskan.

"Tidak. Aku tidak mungkin mengambil apa yang sudah aku berikan," ucap Matius.

Hal itu membuat Eleanor tersenyum tipis dan kembali mengusap hewan peliharaannya dengan penuh kasih sayang. Matius yang melihatnya memicingkan matanya. Entah kenapa, lagi-lagi Matius merasa kesal melihat perlakuan penuh kasih yang ditunjukkan oleh Eleanor pada hewan peliharaannya itu. Matius pun berdeham dan berkata, "Cobalah untuk berbicara informal denganku. Kita akan menjadi suami istri, dan kita harus membuat orang-orang percaya jika kita saling mencintai."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Matius, Eleanor pun mengangkat pandangannya dan menatap wajah Matius yang masih tertutupi topeng. Hal itu membuat aura seram melingkupi diri Matius, kesan misterius terasa begitu kental menguar dari diri kaisar itu. Namun, karena tahu jika Matius tidak mungkin melukainya, Eleanor sama sekali tidak merasa takut pada Matius. Kini, Eleanor pun tanpa sadar mengingat apa yang sudah ia sepakati dengan Matius. Benak Eleanor kini dipenuhi oleh ingatan di mana dirinya pertama kali bertemu dengan Matius di danau yang terletak di hutan yang tak terjamah.

flash back

"Salam untuk Matahari kekaisaran ini. Semoga keagungan senantiasa menyertai Yang Mulia," ucap Eleanor lembut.

Sosok pria berjubah itu pun membuka tudung jubahnya dan rambutnya yang berwarna hitam sekelam malam, terlihat berkilau karena cahaya bulan. Rambut hitam yang memukau, dan sangat langka di kekaisaran ini. Pemiliknya menggunakan topeng yang menyembunyikan seluruh fitur wajahnya dan hanya menunjukkan netranya yang terlihat seperti predator, berwarna cokelat keemasan dan berkilau dengan aura yang menekan. Ia pun berkata, "Seperti yang sudah kudengar, ternyata kau sudah mengenaliku, Nona Clement."

Eleanor pun menegapkan posisi berdirinya dan menatap pria yang berada di hadapannya dengan berani. "Bagaimana mungkin saya tidak mengenali Anda, Yang Mulia. Aroma bunga Ghaly tidak digunakan oleh sembarang orang. Sejak pertama kali menerima surat itu, saya tau jika Yang Mulia Kaisar ternyata memiliki sesuatu untuk dikatakan dengan saya yang sama sekali tidak pernah muncul di pergaulan kelas atas. Jadi, mari kita bicarakan apa yang sebenarnya ingin Yang Mulia bicarakan."

"Seperti yang sudah kutuliskan dalam surat yang kauterima, aku menawarkan sebuah kesepakatan yang tentu saja akan membuat kita saling diuntungkan," jawab Matius membuat Eleanor tersenyum tipis.

"Kalau begitu, biarkan saya mendengar kesepakatan seperti apa yang Anda inginkan," ucap Eleanor mempersilakan Matius untuk melanjutkan apa yang ingin ia katakan. Sembari mengatakan hal itu, Eleanor pun melirik pada pria berjubah yang berdiri agak jauh dari dirinya dan Matius. Tentu saja Eleanor segera mengenali pria itu. Sosok yang selalu berada di sisi kaisar adalah Nathan Chistian, sang ajudan sekaligus panglima tertinggi kekaisaran.

"Seperti yang ketahui, aku sudah mendapatkan tekanan untuk segera mendapatkan seorang ratu. Namun, aku tidak ingin memiliki seorang wanita yang kemungkinan besar malah akan membuat masalah di masa depan, entah itu karena perasaannya atau ketamakannya atas kekuasaan. Aku, hanya ingin memiliki seorang ratu yang tidak menginginkan harta, kekuasaan, dan tidak akan mengharapkan cinta dariku. Dan kau, adalah satu-satunya orang yang sesuai dengan kriteria ini," ucap Matius.

Eleanor mengangguk. "Benar, saya memang mendapatkan julukan Bunga Pemalas di kalangan gadis bangsawan. Sepertinya saya memang cocok dengan kriteria yang Baginda inginkan. Tapi, Yang Mulia tidak boleh melupakan satu hal. Julukan saya adalah Bunga Pemalas, saya tidak menyukai hal-hal yang merepotkan. Saya bahkan tidak ingin berhubungan dengan pergaulan kelas atas yang terasa menjadi beban bagi saya, lalu apa Yang Mulia pikir saya akan mau menerima posisi Ratu yang pastinya lebih membebani saya?" tanya Eleanor sembari mengulas senyum.

"Aku tau kau akan mengatakan hal ini. Tapi, kau juga akan diuntungkan dengan posisi ratu ini. Tidak perlu mencemaskan apa pun mengenai tugas atau kewajibanmu sebagai ratu. Kau hanya perlu menggunakan status ratu, dan semua tugas atau pertemuan yang melibatkan ratu tidak akan tiba ke tanganmu, melainkan pada kepala dayang yang selama ini memang memegang kuasa untuk mengurus tugas ratu. Selain itu, aku akan menjamin keselamatan ayahmu. Kau sendiri pasti sudah mendengar pergolakan di dalam serikat dagang yang sebenarnya sudah sangat mengancam keselamatan ayahmu," ucap Matius membuat Eleanor sedikit menyurutkan senyumnya.

Matius mengatakan sesuatu yang cukup membuat Eleanor tercengang. Ternyata, Matius sudah mempersiapkan banyak hal untuk meyakinkan dirinya guna membuat kesepakatan. Matius bahkan mengetahui masalah eksternal serikat dagang yang sangat rahasia. "Baik. Saya setuju untuk membuat kesepakatan ini. Tapi, ada beberapa hal yang akan saya ajukan sebagai persyaratan, tentu saja Yang Mulia juga boleh mengajukan syarat pada saya," ucap Eleanor.

"Silakan sebutkan syarat yang kau inginkan."

"Saya, tetap akan menjalankan tugas saya sebagai ratu. Sebagian besar masalah yang memang harus mendapatkan perrsetujuan ratu, dan berkaitan dengan masalah istana dalam, saya yang akan mengurusnya. Tentu saja, kepala dayang akan membantu saya. Namun, di luar itu, masalah mengenai pertemuan dengan para wanita bangsawan dan segala macam pertemuan yang hanya mewajibkan kehadiran saya, akan saya limpahkan pada kepala dayang," ucap Eleanor membuat Matius tersenyum di balik topeng yang ia kenakan.

Tentu saja Matius bisa menangkap jika Eleanor adalah seorang yang bertanggung jawab. Ia tetap ingin menjalankan tugasnya sebagai ratu, tetapi tidak ingin terlihat menjalankan tugasnya. Kamuflase yang membuatnya terlihat sebagai Bunga Pemalas yang sesungguhnya. Matius mengangguk dan berkata, "Aku setuju. Untuk syaratku hanya ada dua. Pertama, bersikaplah seperti pasangan yang saling mencintai di hadapan orang lain. Lalu kedua, jangan mengharapkan cintaku."

Flash Back End

"Saya akan bersikap informal dan bersandiwara sebagai calon istri yang manis ketika ada yang melihat Yang Mulia. Saya sama sekali tidak akan melupakan kesepakatan yang sudah kita buat. Saya akan menjalankan bagian saya dengan baik, terutama perihal tidak mengharapkan cinta Yang Mulia," ucap Eleanor dengan senyuman manis yang entah mengapa membuat dada Matius terasa sesak.

Matius pun mengalihkan pandangannya pada jendela kereta kuda dan berkata, "Kerja bagus."