Sepuluh kereta kuda dengan bendera lambang kekaisaran Dozzie tampak melaju membelah jalanan ibu kota yang sebelumnya sudah terbuka lebar, karena orang-orang yang sebelumnya memenuhi jalan, segera membuka jalan karena tahu kereta tersebut adalah kereta yang berasal dari istana. Semua orang yang menghormati dan memiliki rasa takut pada Kaisar tentu saja memilih untuk tidak membuat masalah dengan menghambat laju kereta kuda mewah tersebut.
Namun, diam-diam orang-orang pun berkumpul dan mencuri pandang, ke mana arah perginya kereta kuda tersebut. Lalu para penggosip yang memang senang untuk mencari bahan perbincangan, segera membuntuti kereta kuda tersebut untuk mengetahui apa dan ke mana perginya kereta tersebut.
Ternyata, kereta kuda tersebut berhenti di kediaman Count Clement. Mengingat kabar jika nona dari kediaman tersebut sudah ditetapkan menjadi calon ratu, tentu saja hal tersebut tidak mengejutkan. Namun, tetap saja, hadiah yang dikirimkan kaisar sebagai hadiah pertunangan, rupanya sangatlah membuat para penggosip yang sengaja membuntuti kereta kuda tersebut terkejut bukan main. Ternyata, kesepuluh kereta kuda istana itu dipenuhi oleh perhiasan dan harta yang dikirimkan oleh kaisar sebagai hadiah bagi Eleanor. Hal yang lebih mengejutkannya lagi, Eleanor sama sekali tidak terlihat muncul untuk menerima semua hadiah tersebut. Tentu saja, kabar tersebut segera tersebar luas di kalangan wanita bangsawan.
Diam-diam para gadis bangsawan yang belum menikah mengomentari sikap Eleanor yang tidak pantas, yang bahkan tidak muncul untuk menerima hadiah yang dikirimkan oleh Matius. Para nyonya bangsawan, baik dari kalangan kelas atas maupun kelas menengah, mengomentari sikap Eleanor yang tidak terpuji karena memutuskan hubungan sosial dan hanya mengurung diri di dalam rumahnya yang mewah.
Mereka berpikir, jika seharusnya Eleanor sudah mulai untuk kembali bersosialisasi. Meskipun nantinya dirinya akan tinggal di istana dan tidak mudah bersosialisasi dengan para bangsawan yang tinggal di luar istana, tetapi seharusnya Eleanor mulai menunjukkan contoh yang baik sebagai seorang calon ratu.
Tentu saja, semua kabar miring itu terdengar oleh Eleanor. Namun, Eleanor sama sekali tidak peduli. Ia memilih untuk bersantai di kamarnya, berusaha untuk seminimal mungkin menggunakan tenaganya. Saat Cindy yang terpukau dengan hadiah yang diberikan oleh Matius, sibuk memuji dan mengomentari sikap Matius, Eleanor hanya berbaring di atas sofa yang terasa sejuk. Tak lama, Sela pun datang membawa sebuah nampan dan berkata, "Nona, Kepala Pelayan memerintahkan saya untuk memberikan ini," ucap Sela menunjukkan surat yang berada di atas nampan.
Itu surat yang dikirimkan oleh kaisar, terlihat dari segel yang menunjukkan bahwa itu adalah surat yang dikeluarkan secara resmi oleh kaisar. Eleanor mengambil kertas tersebut dan seketika tercium aroma bunga Ghaly yang lembut. Bunga Ghaly adalah bunga yang hanya tumbuh dan bisa dirawat oleh keluarga kekaisaran saja. Kabarnya, bunga Ghaly adalah bunga yang dijaga oleh peri. Hanya kalangan tertentu yang bisa melihat rupa asli dari bunga ini. Dan hanya kaisar dan ratu yang boleh menggunakan ekstrak aroma bunga Ghaly. Meskipun bernama bunga, tetapi aromanya sama sekali tidak terasa feminism. Entah karena sejak dulu hanya kaisar dan ratu yang menggunakannya, jadi secara alami Eleanor berpikir jika aroma ini juga cocok digunakan oleh Matius.
Ekstrak aroma ini biasanya digunakan dalam lilin segel atau dupa beraroma yang digunakan oleh kaisar. Karena itulah, saat pertama kali mendapatkan surat dari Sela, ia bisa menebak jika Sela dikirim oleh kaisar yang bahkan belum pernah Eleanor temui. Eleanor membuka surat dan membaca isi surat tersebut. Sejenak, Eleanor terkagum dengan tulisan tangan Matius yang terlihat sangat rapi dan tegas.
Entah kenapa, Eleanor pun teringat dengan pertemuannya dengan Matius di danau yang berada di dalam hutan tak terjamah. Eleanor teringat dengan netra cokelat keemasan yang terlihat sangat tajam, tetapi terselip kelembutan yang terasa aneh baginya. Entah mengapa, Eleanor merasa jika pandangan itu terasa begitu familier. Namun, Eleanor tidak mengerti dan tidak mengingat kapan dirinya pernah melihat sorot mata seperti itu.
"Aku hanya memberikan sedikit hadiah yang aku pikir cocok untukmu. Semoga hadiah yang kuberikan cocok dengan seleramu. Tapi, jika memang tidak cocok, tidak perlu sungkan untuk mengatakannya padaku. Kirimlah surat melalui Sela, mengenai hadiah apa yang sebenarnya kau inginkan."
"Apa ini artinya aku boleh meminta apa pun?" tanya Eleanor membuat Cindy dan Sela mendekat padanya. Keduanya mencuri pandang surat yang dikirimkan oleh Matius.
Cindy pun tampak senang dan berkata, "Wah, sepertinya Yang Mulia Kaisar benar-benar jatuh hati pada Nona." Cindy terus mengoceh senang dan membuat Sela berpikir, inilah yang membuat Eleanor tidak akan membawa Cindy sebagai pelayannya yang dirinya pergi ke istana nanti.
Cindy memiliki sifat kekanakan yang membuatnya memiliki pikiran sederhana layaknya anak kecil. Hal ini tentu saja akan berbahaya jika Cindy dibawa ke istana. Bisa-bisa dirinya melakukan kesalahan yang bisa membuatnya kehilangan nyawa.
"Apa Nona akan menulis surat balasan untuk Yang Mulia?" tanya Sela tenang.
Eleanor terlihat berpikir sejenak, memikirkan apa yang akan ia lakukan. Ia juga memikirkan pesan yang dituliskan oleh Matius. Eleanor yakin, jika Matius meminta dirinya untuk mengatakan apa pun yang ia inginkan. Eleanor pun tersenyum tipis dan berkata, "Ya. Tolong siapkan peralatannya."
Sela pun menyiapkan kertas dan tinta untuk Eleanor. Sementara itu, Cindy diminta oleh Eleanor untuk menyiapkan kudapan serta minuman dingin. Eleanor pun turun dari sofa dan beranjak menuju meja belajarnya yang berada di ruang membaca yang terhubung dengan kamar pribadinya. Saat Sela menyiapkan peralatan, Eleanor pun bertanya, "Apa aku bisa meminta apa pun?"
"Tentu saja, Nona. Yang Mulia sendiri yang sudah mengatakan jika Anda bisa meminta apa pun padanya," jawab Sela lalu mempersilakan Eleanor untuk menuliskan surat balasan pada Matius.
Sela berpikir jika Eleanor akan meminta perhiasan yang dibuat secara khusus, atau mungkin mansion dan tanah kekuasaan atas namanya sendiri. Namun, saat melihat apa yang ditulis oleh Eleanor, Sela benar-benar hampir dibuat batuk darah oleh tingkah nona muda satu itu. Eleanor menyeringai dan berkata, "Ah, ini sangat menyenangkan. Aku sudah menginginkan hal ini sejak lama."
"No, Nona, apa Anda yakin dengan apa yang Anda minta?" tanya Sela.
Eleanor menoleh dan mengangguk pada Sela. "Tentu saja. Aku sudah lama ingin memelihat seekor singa," ucap Eleanor membuat Sela ternganga dibuatnya.
Lalu keesokan harinya, kediaman Count Clement kembali kedatangan kereta kuda istana. Dan hadiah yang diminta oleh Eleanor datang, dengan ditemani oleh Nathan yang secara pribadi mengantarkannya. Tentu saja semua orang terkejut dengan keinginan aneh Eleanor. Namun, semua orang lebih terkejut, karena Matius secara mengejutkan memberikan seekor bayi singa putih yang menjadi perlambang kekaisaran. Ini artinya, Eleanor memang sudah dipastikan menempati posisi khusus pada hati Matius, dan akan memiliki kekuasaan yang hebat sebagai seorang ratu nantinya. Hanya saja, Eleanor sama sekali tidak berpikir seperti. Hal yang membuatnya tertarik adalah bayi singa putih yang terlihat sangat menggemaskan.