Benar, aku sekarang telah melupakanmu perlahan.
Ku ajari hatiku tegar. Ku kikis segalanya perihal kamu dalam memori-ku. Meski terkadang juga disirami air mataku yang tak kunjung berhenti.
Kenangan tentang yang kuanggap 'kita' menjadikan aku cengeng. Ah, aku pasti bisa!
Kamu saja terlihat baik-baik saja. Kenapa aku harus berperih-perih disini.
Terlepas dari penat hatiku yang dipatahkan olehmu, dia masih saja selalu hadir dalam hari-hariku.
Dia yang kuanggap sebagai pengusik, kini membuatku tertarik.
Dia menyiramkan obat pada hatiku yang baru saja patah. Meski tak seutuhnya mengering namun sudah tak terlalu sakit lagi, sekarang.
Aku dibutakan olehmu selama ini. Bayanganmu saja yang aku ingat, tanpa melihat pada dia.
Iya. Hanya aku saja yang terlalu 'bodoh' selama ini. Selalu memikirkanmu, tapi kamu tak pernah sekali pun memikirkanku, dan malah hanya memikirkannya.
Tak apa sekarang. Kujadikan saja kau sebagai catatan masa laluku. Kini telah ada dia.
Pengobat patah hatiku karena kamu.
Semoga kamu tak membayangi aku lagi, yaa! Bahagia saja sama dia. Aku juga berhak bahagia, sekarang.