Aku hari ini bersamanya. Melewati hari yang amat kunanti dan kurahapkan.
Ada seorang yang mencintaiku. Aku pun berusaha mencintainya.
Dia memberikan cintanya padaku. Rasa tulus dihatinya memperlakukan aku begitu istimewa. Tak ada yang kurang, memang. Dirinya sempurna. Teramat baik untukku.
Aku berusaha mengerti dengan tindakannya padaku. Bersikap baik, serta memperlakukan aku dengan unik.
Hatiku. Penghianat terhebat. Terus saja meronta kearahmu.
Seakan terkekang dan terbelenggu hanya padamu saja.
Aku begitu buruk (lagi-lagi).
Sudah ada dia sekarang. Aku telah berusaha melupakanmu dan mencoba bersamanya.
Perlakuannya padaku adalah dambaanku padamu dari dahulu.
Lalu, mengapa aku begini sekarang?
Seorang yang jelas-jelas mengerti dan mencintaiku.
Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa?
Bahagia. Harusnya aku merasakan itu. Tapi tidak sama sekali.
Sekarang aku yang jahat. Bukan hanya kamu. Aku tertular kamu.
Hatiku terus saja meronta saat jauh darimu.
Kau apa kan aku?
Apa yang kau beri padaku?
Sakit. Hanya sakit. Aku sangat paham pada diriku. Hanya rasa sakit yang selalu kau beri. Namun perasaanku tak jua terlepas tentang kamu.
Tak jadi pengaruh setelah ada dia pun.
Kini aku harus melepas dia. Daripada terus-terusan tercabik egoisku. Dia berhak bahagia. Aku tak ingin menyakitinya.
Sudah ku coba, namun tetap tidak bisa.
Aku kembali lagi berjalan ke arahmu. Ketempat aku 'mati bunuh diri' kemarin. Memalukan, namun aku suka hal memalukan itu.
Maafkan aku. Kembali membuangmu 'pengusik' paling baik. Cintamu benar adanya padaku, hanya saja aku suka sekali menjadi 'bodoh' untuknya yang selalu aku harapkan.