Chereads / IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 30 - BERHASIL

Chapter 30 - BERHASIL

Happy Reading πŸ₯°

Pagi-pagi ponsel Ifa sudah menjerit-jerit. Sementara si empunya masih asyik bergelung dalam selimut. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Setelah shalat subuh tadi, Rizky menariknya kembali ke tempat tidur dan mengajaknya olahraga pagi. Tau kan apa maksudnya?😁

Oh ya, balik ke ponsel Ifa yang masih terus menjerit. Benar-benar menjerit karena ringtone yang Ifa pasang untuk menandai panggilan dari sahabat-sahabatnya adalah suara jeritan Cilla.πŸ˜†

"Yang, angkat dulu itu telpon lo. Stress gue dengarnya," ucap Rizky tanpa melepaskan pelukannya. Bukannya mengangkat telponnya, Ifa malah semakin bergelung dengan nyaman di pelukan suaminya. Sebenarnya Rizky menikmati memeluk tubuh seksi Ifa, namun jeritan itu sangat mengganggunya. Akhirnya Rizky menjawab panggilan tersebut

'Assalaamu'alaikum'

'Wa'alaikumsalam, kok babang chico yang jawab telponnya? Gue kan mau ngomong sama Ipah, bukan sama elo' dari seberang terdengar suara Cilla

'Ada apa sih pagi-pagi telpon.'

'Pagi dari Hongkong. Buka mata bang. Tuh matahari sudah patroli di atas sana. Emangnya elo nggak ngantor? Sudah jam setengah 8 lho'

'Gue masih cuti. Ada apa elo nyariin istri gue?'

'Kasih hpnya ke Ifa, gue mau ngomong sama dia'

'Kagak bisa, dia lagi sibuk main sama junior gue'

'Aaaaah... apaan sih... plis deh jangan ceritain yang kayak gitu ke gue'

Rizky tertawa ngakak. Dia bisa bayangin reaksi Cilla di seberang sana. Ifa yang mendengar tawa Rizky membuka mata dan memandang Rizky dengan heran.

"Siapa, Yang?"

"Cilla."

"Kenapa dia jejeritan begitu? Siniin hp gue."

'Halo Cil, ada apa?'

'Lo sudah selesai mainnya?'

'Main apaan?'

'Main sama juniornya bang Chico'

Ifa langsung melotot ke arah Rizky. "Ngomong apa tadi sama Cilla?"

Rizky hanya nyengir tak berdosa, tangannya mulai mengelus tubuh Ifa yang masih polos tanpa sehelai kain. Sentuhannya sukses membuat Ifa mendesah.

'Ipaaaah.. elo lagi ngapain sih? Kok pake mendesah begitu. Plis dong jangan bikin gue panas dingin disini.'

'Hehehe.... sorry Cil. Nih si Rizky iseng banget.'

Ifa langsung menahan tangan Rizky yang masih mengelus tubuhnya.

'Pah, lo sudah ngecek nilai?'

'Belum. Memangnya hari ini ya?'

'Iya. Gue deg-degan nih. H2C ... harap-harap cemas. Gimana kalau nilai statistika gue jelek? Gimana hubungan gue dan babang Athar nanti' Suara Cilla terdengar seperti menangis saking khawatirnya.

'Bismillah, yakin nilai lo bagus. Elo lagi buka laptop? Buruan lo buka, gue temenin dari sini.'

Lama tak terdengar suara apapun sehingga membuat Ifa ikutan khawatir. Tak lama terdengar teriakan Cilla yang memekakkan telinga. Bahkan Rizky yang ada di samping Ifa bisa mendengar lengkingan suara Cilla sampai harus menutup telinganya

'Cil, elo kenapa?'

'Pah.. gue berhasil pah. Nilai statistik gue A. Gue jadi dihalalin sama babang Athar, Pah. Yeaaay....'

'Selamat ya Cil. Akhirnya ada juga nilai lo yang A.'

'Sudah ah, gue mau telpon babang Athar. Bye Ipah.. lanjutin deh mainnya.'

⭐⭐⭐⭐

"Yang, hari ini gue mau jalan sama anak-anak ya. Cilla mau traktir." Ifa meminta ijin pada suaminya yang sedang asyik menatap laptopnya. "Bosen di rumah melulu."

"Jadi elo bosen nemenin gue di rumah?" Rizky balik bertanya sambil melepas kacamatanya. "Biar nggak bosan, yuk 'olahraga' lagi."

"Ya ampuuuun... memangnya nggak capek? Dari tadi malam olahraga melulu."

"Nggak dong. Kan dirapel, yang."

"Ya, tapi masa selama kamu cuti kita nggak jalan-jalan sih? Pas di Lombok di kamar terus. Sekarang sudah di rumah juga ngamar melulu. Gue pengen ke mall. Gue pengen jalan sama anak-anak. Besok elo masuk kantor aja deh biar gue bisa jalan sama mereka." ujar Ifa kesal.

"Cuti gue masih dua hari lagi. Gini aja, lo boleh jalan sama mereka tapi elo wajib kudu menjalankan kewajiban elo sebagai istri. Habis itu elo boleh jalan sama mereka. Kalau perlu gue akan antar dan temani kalian jalan."

"Nggak mau. Gue mau jalan sama mereka tanpa elo. Kalo keseringan bareng bosen gak sih."

"Gue seumur hidup kenal elo tapi nggak pernah merasa bosan sama elo. Malah gue selalu kangen sama elo."

"Aah.. lebay. Memangnya elo nggak mau kumpul-kumpul sama teman SMA atau teman kuliah? Mumpung elo cuti."

"Oh iya, kemarin si Nena ngajak ketemuan hari ini. Dia bilang teman-teman sekelas pengen kumpul di rumahnya Binsar. Katanya Binsar beli rumah baru. Elo tahu kan teman SMA gue yang suka main ke rumah naik motor trail? Sekarang dia ngelanjutin usaha opungnya dan kayaknya cukup sukses."

"Coba diulang, siapa yang ngajak ketemuan?" tanya Ifa curiga.

"Nena." jawab Rizky singkat tanpa menyadari nama itu membuat Ifa bad mood.

"Oh ya sudah. Kalian ketemuan aja. Gue mau pergi sama anak-anak." Ifa beranjak meninggalkan Rizky.

Rizky kembali membuka laptopnya dan mulai mengerjakan beberapa laporan yang menjadi tanggung jawabnya. Karena terlalu asyik dengan pekerjaannya, Rizky tidak menyadari bahwa Ifa sudah berpakaian rapi dan siap pergi.

"Ky, gue pergi dulu ya." Ifa berpamitan pada Rizky. Tentu saja Rizky kaget melihat Ifa sudah berpakaian rapi.

"Lo mau kemana, Yang?"

"Tadi kan gue sudah bilang kalau gue mau jalan sama anak-anak. Hmm.. ketauan deh, nggak perhatiin kalau istrinya ngomong."

"Gue kan belum ngijinin elo. Kok mau pergi begitu aja." Suara Rizky terdengar kurang senang. "Istri kalau pergi harus seijin suami."

"Memangnya elo nggak akan ijinin gue pergi hari ini? Kan elo juga mau ketemuan sama teman-teman lo."

"Tadi kan gue sudah bilang, elo boleh pergi kalau sudah menjalani kewajiban lo." Rizky berdiri menghampiri Ifa yang masih berdiri di samping sofa. "Sekarang gw mau menuntut kewajiban elo sebagai istri."

"Kewajiban yang mana? Gue sudah masak, gue sudah siapin baju lo, gue sudah beberes rumah."

Rizky meraih pinggang Ifa sehingga tubuh mereka menempel. Wajahnya mendekati wajah istrinya sehingga Ifa dapat mencium aroma maskulin tubuh Rizky. "Elo mau ngapain?"

"Menuntut hak gue sebagai suami." sahut Rizky seraya membungkam Ifa dengan ciuman lembutnya. Ciuman yang mampu membuat Ifa melupakan niatannya untuk pergi. Ciuman yang mampu menghilangkan bad moodnya Ifa. Ciuman yang akhirnya membawa mereka kembali ke tempat tidur untuk melampiaskan hasrat primitif mereka. Seolah mereka tak pernah puas dengan permainan cinta mereka.

Setelah permainan cinta yang cukup panas, kini tubuh polos mereka terbaring kelelahan dan saling berpelukan. Mirip teletubbiesπŸ˜…. Ifa kini asyik bergelung dalam pelukan suaminya. Matanya mulai terasa berat dan hampir tertidur ketika ponselnya menjerit-jerit.

"Yang, tolong ambilin hp gue di dalam tas." pintanya kepada Rizky. "Gue ngantuk."

"Ya sudah, cuekin aja tuh hp. Sebentar lagi juga berhenti." Bukannya menuruti permintaan Ifa, Rizky malah mempererat pelukannya.

"Itu pasti telpon dari anak-anak. Mereka pasti bingung karena gue nggak datang juga. Mereka semua nungguin gue di rumah Onit."

"Biarin aja. Mereka pasti ngerti kok, kalau elo sekarang punya kesibukan lain." Ifa berusaha melepaskan pelukan Rizky, namun suaminya tetap tidak melepaskan pelukannya.

"Ky.... "

"Hmmm.. "

"Elo pernah cinta sama Nena?" tanya Ifa absurd.

"Ngapain sih nanyain hal yang gak penting gitu. Mendingan kita tidur siang sebentar. Nanti gue antar elo ketemu anak-anak." Rizky mengecup singkat bibir Ifa. Tak lama sudah terdengar dengkuran halus Rizky. Sementara itu Ifa yang tadinya mengantuk, kini menjadi segar. Pelan-pelan ia mencoba melepaskan pelukan Rizky. Kemudian ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada para sahabatnya.

Ifa :

Girls, gue bakal telat banget. Laki gue masih belum ngijinin gue pergi. Kira-kira dua jam lagi deh gue kesana.

Cilla:

Tumben amat laki lo nggak ngijinin.

Onit:

Kenapa tadi telpon gue nggak lo jawab?

Ifa :

Hehehe... tadi gue masih capek. Rizky gue suruh jawab telpon juga nggak mau.

Meta :

Capek? Habis ngapain lo?

Ifa :

Biasa... menjalankan kewajiban

Meta :

Najong!! Elo habis 'main' sama Rizky ya? Tengah hari bolong nih!!

Cilla :

Main sama adiknya babang Chico ya? Qiqiqiqiq...

Alana :

Perasaan Rizky anak tunggal deh. Adik yang mana, Pah?

Onit :

Ampun deh, Al. Kenapa elo mendadak lebih bego dari Cilla sih?

Alana :

Beneran gue bingung. Memangnya Rizky punya adik angkat?πŸ€”

Ifa :

Buruan kelar kuliah deh, Al. Biar elo bisa main sama adiknya bang Zayyan

Alana :

Dari dulu gue juga sudah main sama adiknya bang Zayyan.

Cilla :

Hah?! Serius, Al? Wah... nggak bener nih. Elo kan belum kawin sama bang Zayyan, Al.😱

Alana :

Nggak usah nunggu kawin kali kalau main sama adiknya bang Zayyan.😐

Ifa :

Waduuuuuh...😱

Meta :

Gue nggak nyangka...😱

Onit :

Kalah telak deh kalau begini πŸ™„

Cilla :

Ya ampuuun.. jadi pengen cepat dihalalin sama bang Athar biar bisa kayak Alana dan Ipah.

Alana :

Apa hubungannya sama dihalalin? Dari dulu gue kan emang selalu main sama adiknya bang Zayyan, si Ipah.

Ifa, Meta, Cilla, Onit :

Alanaaaaaaaa... elo bikin kita panik aja deh.

Ifa :

Gue pikir elo beneran main sama adiknya bang Zayyan, Al.

Alana :

Lah, emang bener kan gue main sama adiknya bang Zayyan. Elo.....

Ifa tertawa ngakak membaca chattingan dengan para sahabatnya. Chatting yang lebih sering nggak jelas juntrungannya namun selalu bikin kangen. Ditatapnya wajah Rizky yang tertidur di sampingnya. Ia julurkan tangannya untuk membelai wajah tampan sang suami. Ifa masih tak menyangka bahwa ternyata Rizky juga memendam rasa untuknya. Ah, kalau saja kami lebih cepat saling mengungkapkan rasa. Ifa mencari posisi yang nyaman dalam pelukan Rizky dan tak lama keduanya tertidur lelap.