"Maksudmu aku juga harus menjadi seekor babi sepertimu?"
"Tentu saja bukan begitu maksudku ibu." Li Si An berusaha keras mengendalikan dirinya.
Berdebat dan ribut itu mudah. Sangah mudah, Li Si An bisa mengambil pilihan itu dengan tidak mempedulikan tata karma serta sopan santun dengan menyanggah atau melemparkan serangan balik kepada Nyonya Besar Su. Tapi jelas mengadakan sebuah permusuhan dengan mertuanya bukannya sebuah ide yang baik.
Lagi pula Li Si An sadar jika Nyonya Besar Su adalah orang tua, dia adalah sosok ibu. Sebisa mungkin Li Si An ingin menghargai seseorang yang masih bisa dia panggil sebagai ibu.
"Bukankah ibu menyukai feipian?" Li Si An menunjuk sebuah hidangan Sichuan di atas meja. Itu merupakan hidangan dengan irisan daging sapi dan jeroan yang digujur oleh saus pedas. Dengan daun bawang dan taburan biji wijen di atasnya, hiding itu benar-benar menggugah selera.