Sore yang menakutkan karena petir menyambar-yambar memasuki celah rumah dan hujan semakin deras, Sira berusaha menutupi jendela-jendela di ruang tengah. Ya namanaya adalah Sira seorang karyawan di perusahaan PT ternama, Sira dan beberapa karyawan tinggal di mess yang disediakan oleh perusahaan. jam sudah menunjukan pukul 6 sore tapi hujan belum berhenti, sebuah mobil memasuki halaman mess.
"yang bentar aku ambilin payung dulu jangan keluar" perintah nena, berlari kecil masuk mess.
" hey" sapaan Sira dan Nena berpapasan di ruang tamu
"mau kemana" tanya Sira
"itu cowok ku mau masuk numpang kamar mandi" jelas Nena sambil keluar membawa payung. mess disediakan perusahaan untuk karyawan wanita dan laki-laki terpisah supaya mencegah adanya fitnah dan untuk kenyamanan bersama. setelah Nena selesai mengantar cowoknya ke kamar mandi Nena meminta cowoknya menunggu di depan, tidak boleh masuk kamar karna itu sudah peraturan mess.
hujan masih belum reda petir pun kembali menyambar sekali kali. Sira keluar dari kamar menuju ruang tengah mengambil tas kerjanya.
"turr" suara geluduk dan petir tiba-tiba menyambar Sira sedikit takut mengagetkannya, saat Sira berbalik petir kembali aktif tiba-tiba seseorang menabrak Sira mereka terjatuh, Sira ditimpa orang tersebut dia terlihat ketakutan Sira terdiam terpaku dalam kaget bagaimana bisa seorang laki-laki ada di hadapannya menindihi badannya. laki-laki itu terlihat tampan rambut rapi, terlihat memang dia itu seperti seorang pria kaya dan berwibawa. Sira terpaku, terdiam menatap wajah laki-laki itu pas di depan matanya laki-laki itu menutup mata.
"hey astagfirullah" mereka mendengar suara tersebut, laki-laki itu tidak sadar apa yang terjadi kemudian membuka matanya dan melihat Sira pucat serta ketakutan matanya berkaca-kaca dia langsung bergegas bangkit, dia seperti bersalah tidak bisa mengontrol dirinya saat ketakutan.
"ada apa ini, astafirullah" pak Dedy kaget, dia menganggap mereka melakukan sesuatu yang tidak-tidak. "bukankah disini tidak diizinkan laki-laki masuk ". jelas pak Dedy dengan amarah.
"pak saya bisa jelaskan ini bukan seperti bapak lihat" jelas sira. Sira ketakutan, mulutnya gemetar Sira tidak ingin kehilangan pekerjaannya.
"iya pak, jadi tadi s,,,saya.." laki-laki itu seperti sulit mengatakan bahwa dia ketakutan dan berlari memasuki mess.
"siapa namamu". pak Dedy menunjuk laki-laki itu.
"Dimas Abraham pak" jawabnya
"dan aku tidak mengenalinya pak" jelas sira air matanya yang menetes menahan kemarahan terhadap dimas.
terdengar keributan sampai ujung mess beberapa orang melihat dan merekam kejadian dengan handphone mereka. Nena merasa penasaran dan menghampiri mereka.
"dimas, Sira ada apa ini"? bingung melihat Sira menangis dan pak Dedy ada di mess. "yang" Nena mendekati dimas.
"mereka berzinah" ketus pak Dedy marah.
"astafirullah pak, bukan seperti itu pak" jelas sira, air matanya yang tidak bisa di bendung terus mengalir. Sira menatap Dimas dengan amarah dan benci.
"ikut ke rumah saya" ucap pak Dedy, pak Dedy pengawas mess jadi rumahnya tidak jauh dari mess, tidak heran lagi kalau pak Dedy datang disaat kejadian karna memang pak Dedy selalu mengawas tanpa jadwal, tapi saat itu kenapa rasnya pak Dedy datang tidak tepat waktu, dia hanya salah paham.
pak dedy mengijinkan mereka duduk, Nena juga ikut karna Nena tidak ingin masalah ini berkepanjangan Dimas juga kekasihnya. istri pak dedy menghampiri mereka ikut serta duduk.
"ada apa ini pa" tanya istrinya
"Sira dan cowoknya melakukan perburuan keji ma" jelas pak Dedy
"pak dia bukan cowok saya, saya juga gk tau dia ada disitu pak, ini fitnah pak" Sira mencoba menjelaskan.
"dia pacar saya pak". jelas Nena kepala tertunduk merasa bersalah.
" sudah pak saya tidak ingin memperpanjang maslah ini, ini membuang waktu saya, tidak mungkin saya melakukan hal itu, itu hanya dilakukan orang murahan bukan saya, saya punya pacar jauh cantik lalu mengapa harus dengannya, saya juga tidak mengenalinya pak" jelas dimas emosi, Sira merasa tersinggung menatap dimas dengan kebencian.
"bapak mau uang berapa bisa saya berikan". Nena berusaha menenangkan dimas.
"kamu tidak sopan, memasuki mess tanpa izin dan melakukan zinah, telpon orang tuamu". pak dedy berdiri, menunjuk dimas.
ruangan semakin panas Sira hanya menangisi dirinya mengapa bisa begini, jika dipikir ini hanya masalah sepele, pak dedy begitu keras kepala menegakkan peraturan bukan seperti ini juga.
Sira terus bertanya-tanya kenapa harus dalam situasi ini. Sira baru bergabung di perusahaan itu 11 bulan, dengan pekerjaannya itu dia bisa membantu orang tuanya. Sira seorang anak petani keluar dari kampung merantau untuk bisa membantu orangtuanya, kehidupan pahit sering dirasakan. Dalam hidup Sira, keluarganya prioritas pertama dia juga belum pernah menjalin cinta atau pacaran sampai usianya 23 sekrang. termasuk aneh tapi itulah kenyataannya Sira juga wanita hijabers dia tidak pernah lepas hijab. dia merasa dirinya selalu menyusahkan orang termasuk kedua orangtuanya. padahal kedua orang tuanya begitu menayanginya.