Sementara itu, Sin Liong menjadi makin berduka ketika melihat dua orang kakek dan nenek tadi bertanding memperebutkan dirinya. Tak disangkanya bahwa di tempat yang penuh damai ini, di mana dia selama hampir tiga tahun tinggal penuh ketenteraman dan kedamaian, yang membuat dia hampir melupakan kekejaman-kekejaman manusia ketika terjadi pembunuhan ayah-bundanya, kini dia menyaksikan kekejaman yang lebih hebat lagi. Sebelas orang dusun yang sama sekali tidak berdosa dibunuh begitu saja oleh dua orang itu!
Maka dia lalu duduk di atas batu, bersila dan tak bergerak seperti arca. Hatinya dilanda duka, dan dia memandang dengan sikap tidak mengacuhkan. Bahkan ketika muncul lima orang aneh itu, dia pun tidak membuat reaksi apa-apa kecuali memandang dengan penuh perhatian namun dengan sikap sama sekali tidak mengacuhkan.