Chereads / ELIKYA Number Zero : The Unknown Brave Hero / Chapter 4 - Arc 1 - Chapter 3 (Seorang gadis seumuran)

Chapter 4 - Arc 1 - Chapter 3 (Seorang gadis seumuran)

'Pip....pip....pip'

Itu adalah bunyi dari suara alaram yang telah disetel oleh Tenza kemarin malam. Suara dari jam weker itu terdengar hingga ke setiap sisi ruangan ini ketika jam sudah menunjukan pukul 05.00.

Tenza terbangun dari tidurnya setelah beberapa saat jam tersebut berbunyi, melepaskan selimutnya ke sisi kirinya kemudian menurunkan kakinya dari kasur yang empuk ke lantai yang keras dan dingin dengan matanya yang masih tertutup.

'Pip....pip....pip' suara dari alaram yang masih belum dimatikan.

Tenza mengangkat dan mengarahkan tangannya ke Arah alaram yang masih mengeluarkan suara berisik itu dengan mata yang setengah tertutup, Tangannya meraba raba di atas lemari kayu kecil mencari dimana letak jam weker tersebut berbunyi. Tenza berusaha mematikan alaramnya dengan matanya yang masih tertutup.

Lalu Tenza mengangkat kakinya ke atas kasur sekali lagi dikarenakan lantai yang keras itu telalu dingin, lalu Tenza memutarkan badan nya kebelakang dengan posisi kaki menyilang untuk membuka gorden Serta jendela di dekat kasur agar dia dapat melihat pemandangan yang ada di luar.

Tenza menaruh kedua lengannya kemudian menyilangkannya di atas jendela dan menjadikannya sebagai bantalan untuk kepalanya.

Dengan mata yang setengah terbuka, Tenza hanya melihat ada pemandangan perumahan berwarna putih yang di kelilingi oleh pagar hitam, sama seperti rumah yang dihuninya, rumah rumah itu tampak berjejeran dari jendela kamar Tenza.

Ada beberapa orang yang sedang berjalan yang dapat dilihat dari balik jendela ini. Ada juga orang yang membawa anjingnya yang berjenis Labrador Retriever untuk diajak berjalan jalan. Melihat anjing tersebut, Tenza berpikir apakah disini ada sebuah toko hewan? Mungkin dia bisa memelihara satu. Karena dari sejak dia lahir dia tidak pernah mempunyai seekor peliharaan yang harus dia rawat dengan baik, akan tetapi...

"sebaiknya tidak perlu..."

dengan dipikirkan sekali lagi dengan baik baik, Tenza yang tidak mempunyai pengalaman sedikitpun tentang memelihara hewan hanya akan membunuh hewan tersebut secara perlahan.

Seragam sekolah ada di dalam lemari dengan tersusun secara urut.

Tadi malam sebelum Ova pergi dari sini, Ova mengatakan kalau urutan memakai seragam sekolah Dari senin sampai dengan sabtu ada di smartphone yang ia berikan, Tenza benar benar gagap teknologi seehingga Ova harus menjelaskan satu persatu. Tenza benar benar berterimakasih kepada Ova.

Dan Tenza tidak menyangka benar benar akan diberi barang semahal itu.

Tenza memutarkan badannya mengarah ke lemari kecil yang terbuat dari kayu disamping kanan tempat tidurnya, diatas lemari tersebut Tenza mengambil smartphone dengan teknologi hologram. selain smartphone, di atas lemari kecil ini ada juga jam weker yang sebelumnya sudah Tenza matikan tadi.

Tenza kembali mengarahkan badannya ke jendela sambil menekan nekan layar smartphone dengan teknologi hologram tersebut. Kemarin malam Ova sudah memeberitahukan aplikasi yang disediakan pihak sekolah yang isi nya adalah semua informasi tentang sekolah.

Di aplikasi tersebut terdapat peraturan sekolah, segala informasi tentang seolah, denah lingkungan sekolah, letak sekolah, metode belajar, jadwal pelajaran Dan juga jadwal seragam yang dipakai setiap hari.

Untuk peraturan sekolah, ada beberapa hal yang sama dengan peraturan sekolah lainnya. Seperti pengurangan point karena keterlambatan Dan masih banyak sekali. Yang berbeda adalah pengurangan point yang lebih banyak Dari sekolah biasanya.

Disediakan 100 point untuk semua orang termasuk Tenza. Jika Tenza melakukan pelanggaran maka point tersebut akan dikurangi sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Benar benar sama seperti sekolah lainnya

Tenza tidak yakin jika ingatannya tidak salah, untuk keterlambatan dan ketidak hadiran dikurang 5 atau 10 point di SMPnya dulu. Tetapi di sini pengurangan nya sampai 30 Dan 40 point!

"Wah!...serius?" Adalah kata kata yang keluar dari benak anak itu ketika terkejut.

Tenza terkejut mengetahui pengurangan point yang terlalu besar itu. Tapi jika dipikirkan lagi, tidak ada satupun alasan yang membuat Tenza harus melanggar peraturan tersebut untuk sekarang.

Kemarin malam Ova mengatakan jika Tenza melanggar peraturan peraturan yang dibuat maka Tenza akan dipulangkan!

Tentu saja Tenza mengerti maksud Dari 'dipulangkan' itu.

Tenza tidak ingin dipulangkan karena dia sudah mulai terbiasa tinggal disini dan Tenza tidak ingin melakukan perjalanan dengan menaiki pesawat lagi karena Tenza memiliki sesuatu yang bernama ketakutan dengan tempat tinggi.

Walaupun Baru 8 jam dia tinggal dirumah ini.

Jika jam tidurnya tidak dihitung. Maka Baru 1 jam dia tinggal disini. Tenza Sudah merasakan keempukan kasur ini selama 7 jam yang membuat tidurnya tidak pernah senyenyak ini.

Sekarang Tenza memiliki apa yang dulunya tidak dia miliki. Kasur yang empuk, AC yang membuat ruangan terasa sejuk, air mandi yang bisa diubah suhunya menjadi hangat Dan dingin baginya hal itu sangatlah hebat. Tenza tidak ingin kehilangan semua ini. Karena Tenza takut dengan yang namanya keterbiasaan.

Setelah melihat peraturan sekolah secara sekilas tenza mengetuk pilihan 'jadwal seragam' di smartphone nya. Terlihat semacam tabel setelah dia mengetuk pilihan tersebut. Di paling atas di setiap tabel terdapat nama hari dan dibawahnya ada sepasang baju Dan celana yang berbeda beda hampir setiap harinya dengan urutan dari kiri ke kanan.

Senin dan selasa: sepasang Baju Dan celana berwarna merah.

Rabu dan kamis: sepasang baju dan celana berwarna biru.

Jum'at dan sabtu: sepasang baju dan celana berwarna hijau.

Dan terdapat baju olahraga berwarna putih dengan corak biru di paling pojok kanan.

Tenza mematikan smartphone nya ketika selesai melihat seragam apa yang harus dia pakai hari ini kemudian menurunkan kakinya sekali lagi ke lantai yang dingin itu dan beranjak dari tempat tidur yang empuk itu, sesekali meregangkan tubuhnya dan berjalan ke arah lemari yang sudah di isi dengan pakaian pakaian yang sudah dia keluarkan Dari koper kemarin malam setelah Ova pergi.

Membuka lemari tersebut dan mengambil salah satu seragam yang berwarna merah.

***

Karena hari ini adalah hari senin, maka Tenza memakai seragam yang berwarna merah.

Sekarang saat ini Tenza sudah bersiap siap dan selesai mengenakan seragamnya. Karena seragam yang baru membuat Tenza merasa kalau sekarang dia terlihat gagah.

Tenza sedang duduk didepan pintu putih itu sambil memakai kaos kaki dan sepatu yang sudah disiapkan sebelum Tenza sampai tadi malam, 'Semuanya benar benar sudah disiapkan dengan ditail' pikir Tenza di benaknya.

Kemudian Tenza berdiri dari duduknya setelah selesai memakai sepatunya, lalu membuka pintu depan yang sudah di buka kuncinya dari tadi dan siap untuk berangkat!

Pintu depan sudah dikunci kembali. Sekarang Tenza dengan seragam merah yang gagah ini sedang berada di depan halaman rumah, lebih tepatnya didepan pintu putih depan yang berwarna putih.

Kepala Tenza terangkat menghadap kearah langit yang berwarna biru untuk melihat bagaimana cuaca saat ini.

Pagi ini cuaca cerah tidak terlihat awan mendung di atas kepalanya, yang dapat dilihat anak it hanyalah hamparan langit biru yang indah hari ini, membuat pagi hari pertamanya di Elikya menjadi lebih sempurna. Tenza melangkah dari pintu menuju pagar yang berwarna Hitam.

Tenza memegang tumpukan kunci yang diberikan Ova kemarin untuk membuka pagar yang masih tergembok. Mencoba memasukan semua kunci yang ada untuk mencari kunci yang cocok dengan gembok pagar tersebut karena Tenza belum mengetahui kegunaan setiap kunci yang berada di tumpukan kunci yang sedang dia genggam tersebut.

"Ahh! Murid Baru ya?"

Terdengar suara dari balik pagar Hitam yang sedang di buka oleh Tenza. Itu adalah suara perempuan. Tenza mengarahkan pandangannya ke arah perempuan itu.

Perempuan itu mengenakan seragam sekolah berwarna merah yang sama dengan Tenza, dengan rambut coklat terangnya yang terlihat sangat lembut sepanjang pundak. Dia memandang Tenza dengan matanya yang berwarna coklat terang serasih dengan warna rambutnya.

Tapi ada sesuatu yang membuat Tenza sedikit bingung. Apa maksud Dari 'murid baru' yang dikatakannya tadi?

"Eh!?...murid baru? Apa maksudnya?" Kata Tenza sambil memiringkan kepalanya penuh tanda tanya.

"Kau tidak diberi tahu?"

"Oleh siapa?" Tenza menggelengkan kepalanya.

"Itu loh...oleh orang yang memakai jas yang mengantarmu kesini."

Perempuan itu mengayunkan tangannya ke bajunya untuk mengambarkan orang yang pasti Tenza mengetahui siapa dia. Orang yang dimaksud pasti Ova.

Percakapan yang terjadi dengan saling Tanya menanyapun terjadi. Tenza tidak diberi tahu kalau dia adalah murid Baru oleh Ova. Mungkin Ova lupa memberi tahunya kalau Tenza adalah murid baru disini. Mengingat Pekerjaan Ova yang mengharuskan mengelilingi dunia untuk mencari anak anak berbakat, pasti sangatlah melelahkan.

Tenza berhasil menemukan kunci pagar hitam dari tumpukan kunci dan menguncinya kembali agar tidak ada pencuri yang masuk kedalam rumahnya nanti. Lagi pula tidak ada barang yang berharga yang dibawa oleh Tenza ke negara ini, kecuali barang barang yang sudah disiapkan sebelum Tenaz datang ke negara ini.

"Mungkin dia hanya lupa." Kata Tenza sambil mengunci kembali pagar hitamnya.

"Oh...jadi seperti itu. Perkenalkan namaku Reina."

namanya adalah Reina Dia mengulurkan tangannya ke Tenza. Mengisyaratkan untuk bersalaman.

"Tenza"

Tenza menaruh tumpukan kuncinya kedalam sakunya sambil mengulurkan tangannya yang satunya lagi untuk bersalaman, tenza memberi tahu namanya.

"Bagaimana kau tahu orang yang mengantarku kesini memakai jas?"

"Itu karena aku juga di antar oleh orang yang memakai jas. Bukan hanya aku, semua anak yang di undang juga diantar oleh orang yang memakai jas."

"Begitu ya."

Tentu saja, sebenarnya Tenza sudah dapat menebak hal itu. Tapi entah kenapa Tenza menanyakan hal yang sudah dapat dia tebak hanya untuk berbasa basi. Sekarang Tenza dengan gadis berambut coklat terang itu, Reina sudah berjalan bersama di atas trotoar di pinggir jalan, tenza di kiri dan Reina di kanan.

"Apakah kau tahu alasan aku di antar terlambat?"

"Bukan di antar terlambat tapi aku mendengar kabar karena salah satu murid tidak pernah hadir selama seminggu dikarenakan sakit. Jadi mereka mencari anak baru untuk mengisi kekosongan satu orang tersebut."

"Jadi artinya aku terlambat pelajaran 1 minggu?"

"Yah begitulah"

Kenangan Hari pertama Tenza di Elikya adalah mengetahui kalau dia terlambat satu minggu dalam pelajaran. Membuat Tenza merasa kawatir dengan kehidupan sekolahnya.

Lagi pula Tenza bisa memintanya pelajara sebelumnya ke teman sekelasnya nanti walaupun hal itu cukup merepotkannya.

Walaupun cuman seminggu, mengulangi semua pelajaran yang sama bagi Tenza adalah sesuatu yang merepotkan. Mengingat Tenza bukanlah anak yang pintar dalam pelajaran tetapi bisa masuk ke Elikya dengan hanya kegigihan nya, adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

"Kamu tinggal dimana?" Secara spontan untuk mengisi kekosongan bahan pembicaraan Tenza bertanya.

"Aku tinggal di samping mu." Kata perempuan itu sambil menunjukan senyumnya.

"Wah! Benarkah?"

"Kau tidak sadar ya?"

"Ya begitulah."