Chereads / Tak Ingin Mencintaimu Lagi / Chapter 46 - Kenapa dia datang?

Chapter 46 - Kenapa dia datang?

Biru mengingat pria yang bernama Rhys, pria berpakaian serba hitam yang menyerangnya, ketika dia berada di lapangan latihan. Pantas saja dia merasa familiar dengan gerakannya saat mereka tadi sedang bertarung. Pria itu adalah pengawal pribadi Pangeran Yohan.

Rhys berasal dari Academy para kesatria, dia lulus sebagai petarung terbaik di ibukota. Selain seorang kesatria terbaik, pria itu juga memiliki nama lain, nama lain itu adalah si Cakar Merah. Julukan itu diberikan karena jurus andalan yang dikeluarkannya selalu mengeluarkan warna merah seperti bara api .

Biru yakin kalau Rhys masih belum mengeluarkan semua kemampuannya. Jika tidak, maka tidak mungkin dia bisa dengan mudah membuatnya tersudut.

Dulu, Biru sering bertarung dengan pria itu, demi memperebutkan posisi sebagai pengawal pribadi pangeran. Namun Biru tidak pernah bisa mengalahkannya.

Seandainya saja tadi pertarungan mereka tidak dihentikan tiba-tiba, apakah dirinya berhasil melayangkan pukulan seribu bentuk miliknya ke punggung Rhys?.

Disaat Biru sedang merenung, terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Biru hanya menoleh, tapi dia tidak berniat untuk bangun dan membuka pintu.

"Tok tok tok" "Biru, ini aku. Tolong buka pintunya sebentar, nak". Guru Maina membujuk.

Mendengar kalau Guru Mai yang ada di depan pintu, Biru melunak dan berjalan menuju ke arah pintu. Dia memutar gagang pintu, lalu membukanya perlahan.

Sambil tersenyum, Guru Mai berdiri tepat di depan pintu, dan tidak jauh di belakangnya Pangeran Yohan berdiri bersama dengan Rhys pengawal pribadinya.

Begitu melihat Pangeran kedua muncul di hadapannya, secara reflek Biru kembali menutup pintu hingga menimbulkan suara yang keras. Seolah-olah Biru sengaja membanting pintu di depan Pria itu.

Pangeran Yohan: ".... "

Guru Mai: ".... "

Rhys : "Grrr"

'Oh tidak. Kenapa dia lagi?? Kenapa dia datang ke kamarku??. Tidak. Aku belum siap untuk bertemu dengannya. Apa yang harus ku lakukan???'

Biru mondar-mandir di dalam kamarnya, dia merasa stress hingga meremas kepalanya.

"Kelihatannya dia tidak ingin bertemu denganku" ucap Pangeran Yohan.

" Kalau aku terus ada di sini, mungkin akan semakin membuatnya marah. Sebaiknya aku permisi ke ruangan ku untuk sekarang".

"Tolong maafkan ke tidak sopanan anak itu, Yang Mulia. Sepertinya dia sedang sensitif. Biasanya dia tidak pernah seperti ini, dia adalah anak yang baik. Mohon berikan dia sedikit waktu" Guru Mai agak gelisah. Dia takut apa yang dilakukan Biru telah menyinggung anggota keluarga kerajaan.

"Tidak masalah. Aku mengerti. Kalau begitu aku permisi" Pangeran Yohan berjalan meninggalkan tempat, dan kembali ke ruangan yang sudah disiapkan untuknya.

Wanita itu berdiri diam di tempatnya, memperhatikan Pangeran kedua hingga mereka menghilang dibalik bangunan asrama.

Setelah Pangeran pergi, Guru Mai masuk ke dalam kamar Biru. Pelan-pelan dia membuka pintu kamar, setelah masuk dia melihat Biru duduk diam di tepi tempat tidurnya. Dengan kedua tangan Biru menutupi wajahnya.

Guru Mai mengira anak angkatnya sedang marah besar kepada dirinya dan suaminya. Karena telah tega membohonginya, dengan membuat rencana seolah-olah Perguruan Elang Putih telah diserang.

Sudah lama Biru tidak pernah marah seperti itu. Terakhir kali Biru terlihat seperti itu adalah waktu dia masih kecil, karena itulah Guru Mai terlihat sangat cemas.

Hanya Biru yang tahu apa yang sedang dia fikirkan. Dan hanya dia yang tahu kekacauan apa yang sedang terjadi di dalam hatinya.

Wanita bergaun merah hati itu mendekati Biru secara perlahan, kemudian dia duduk di sampingnya.

"Biru, sayang. Apa kau marah pada kami? aku sungguh minta maaf karena sudah ikut dalam rencana pura-pura ini".

Biru menurunkan kedua tangannya lalu menoleh. "Kenapa Guru tidak memberi tahu kalau akan ada tamu dari Kerajaan? ".

" Guru sebenarnya ingin memberitahukan padamu, tapi kau sudah menghilang sejak kemarin pagi. Kau bahkan tidak pulang seharian, dan kau juga tidak memberi tahu siapa pun kemana kamu pergi" jawabnya.

Gadis itu tertegun. 'Oh baiklah, itu memang salahku'.

"Lalu bagaimana dengan semua ini? Kenapa kalian bersembunyi, dan membuatku berfikir kalian semua berada dalam bahaya. Semua orang ikut serta menjebak ku, bahkan penjaga di depan dan petugas kebersihan pun juga ikut serta".

" Apa Guru tahu bagaimana cemasnya aku? "

Guru Mai mengambil tangan kanan Biru, lalu meletakkannya di antara kedua telapak tangannya. Rasa hangat dan lembut dari tangan wanita itu membuat perasaan Biru sedikit tenang.

"Pangeran Kedua datang ke Perguruan kita untuk merekrut beberapa orang prajurit, mereka akan dijadikan sebagai pasukan khusus"

"Surat pemberitahuan dari Pangeran sebenarnya dikirimkan sepuluh hari sebelumnya. Tapi entah karena ada masalah saat dalam pengiriman atau apa, surat itu baru sampai empat hari yang lalu.

Karena para murid sedang sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, para tetua akhirnya memutuskan agar hal ini baru diberitahukan pada saat harinya sudah tiba. Selain untuk kerahasiaan, juga agar para murid tidak merasa terlalu tertekan" Guru Mai menjelaskan.