Chereads / Tak Ingin Mencintaimu Lagi / Chapter 48 - Perekrutan 2

Chapter 48 - Perekrutan 2

Pria yang dipanggil Tuan Muda itu berjalan menaiki tangga.

Ketika pria itu berlalu, para pegawai dan pelayan penginapan mengangkat kepala mereka. Mereka hanya dapat melihat punggung tegap dan gagah dari jauh, tanpa bisa melihat wajahnya.

Sebenarnya mereka ingin melihat wajah tamu terhormat itu, tapi bos mereka Kiel menginstruksikan secara khusus untuk menundukkan kepala mereka saat menyambut.

Mana mungkin ada dari mereka yang berani melanggar. Mereka sadar betapa seriusnya perintah ini. Tuan Kiel biasanya tak pernah secara langsung turun tangan, kecuali bila ada sesuatu yang sangat penting.

Bahkan sampai pimpinan mereka sendiri yang memimpin penyambutan ini, berarti tamu kali ini status nya tidak main-main.

Setelah bayangan keduanya tidak terlihat lagi, beberapa pegawai wanita saling berbisik.

"Waah, dia gagah sekali. Aku jadi penasaran dengan wajahnya".

"Benar, aku yakin dia pasti tampan".

"Benar. Pasti sangat tampan"

"Kyaa.. aku ingin melihat wajahnya ".

Ketika beberapa orang itu berbisik, kepala pelayan berdiri di belakang mereka sambil melipat kedua tangan kedepan.

" Ekhem.. apa kalian tidak punya pekerjaan untuk dilakukan?."

Para wanita yang sedang bergosip tersentak mendengar suara pria itu. Seketika tubuh mereka kaku.

"Orang yang baru masuk adalah orang besar, tidak mungkin terjangkau oleh orang-orang seperti kita. Jadi sebaiknya hentikan mimpi kalian itu, sebelum kalian terluka" ujar kepala pelayan.

"Kembali ketempat kalian! "

Setelah mengatakan sedikit ceramahnya, pria setengah tua itu berjalan menjauh, dan melanjutkan pekerjaannya sebelumnya.

Para gadis yang ditinggalkan berkata dalam hati dengan kesal "Kami tahu itu mimpi. Tanpa kau beri tau pun kami tau itu cuma sebuah mimpi yang tak akan pernah menjadi kenyataan. Tak perlu kau tegaskan lagi".

Para gadis dan wanita itu kemudian kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

Di dalam kamar utama, lantai paling atas. Kiel menuangkan secangkir teh untuk pria berjubah putih yang sedang beristirahat di sebuah kursi.

Aroma teh menguap menggelitik hidung, dan membangkitkan rasa haus. Pria itu mengangkat cangkir teh lalu menyecap isinya.

"Bagaimana perkembangan penginapan selama aku pergi? "

Kiel menegakkan punggungnya sedikit. Postur tubuhnya seperti seorang tentara yang sedang memberikan laporan pada komandannya.

"Beberapa bulan pertama, penginapan sangat ramai dan pendapatan sangat bagus"

"Walaupun ada sedikit masalah dengan para pelanggan yang mabuk hari itu, tapi semua dapat diselesaikan dengan baik". Tiba-tiba Kiel terlihat sedikit kesal, tapi sesaat kemudian ekspresinya kembali seperti semula.

"Karena kemarau panjang selama beberapa bulan ini, pendapatan penginapan menurun, tapi tidak sampai mengganggu biaya operasional penginapan. "

Kemudian Kiel menyerahkan berkas laporan yang sudah dia siapkan kepada tuannya.

"Tapi Tuan, apa anda yakin ingin memeriksa laporannya sekarang? anda kan baru saja sampai, anda pasti sangat lelah" Kiel terlihat hawatir.

"Bagaimana kalau anda mengistirahatkan tubuh anda terlebih dahulu, lalu memeriksanya besok? "

"Aku akan istirahat sebentar lagi" jawab pria itu sambil membaca laporan.

"Bagaimana dengan yang lainnya? "

Kiel berfikir sebentar. Tiba-tiba matanya menjadi cerah. Dia berfikir akhirnya tuannya tertarik juga dengan yang lain selain politik dan bisnis. Apakah akhirnya tuannya sudah berubah?.

"Oh iya benar, ternyata anda sudah tahu ya? Kami merekrut beberapa pegawai wanita baru untuk menggantikan pegawai tua yang sudah pensiun. Mereka masih muda-muda dan juga sangat cantik. Apakah anda ingin melihat mereka? ".

Pria itu menekuk wajah tampannya. Tangan kanannya memijat pelipis, tiba-tiba kepalanya terasa pusing setelah mendengar laporan dari anak buahnya yang bodoh.

"Maksudku tentang perekrutan di Perguruan Elang Putih".

Kiel tersentak. Mendadak wajahnya memerah karena malu. "O-oh it-itu, perekrutan sedang berlangsung saat ini. Beberapa anak buahku sudah ada disana untuk mengawasinya".

Kiel merasa canggung. Dia fikir akhirnya tuannya mulai tertarik pada lawan jenis dan mulai bermaksud mencari kekasih. Tapi setiap kali menyebutkan tentang wanita dia terlihat sama sekali tidak tertarik.

Padahal tuannya memiliki penampilan yang bisa membuat semua wanita jatuh cinta hanya dengan satu lirikan, tapi mengapa sampai sekarang dia belum punya kekasih. Jangankan seorang pacar, tuannya bahkan selalu kabur bila didekati oleh para gadis.

Kalau saja dirinya punya wajah yang setampan itu, pasti dia sudah punya satu kekasih disetiap tikungan jalan. Kiel menggelengkan kepalanya dalam hati.

"Oh iya, dan ini adalah laporan tentang hal yang anda minta saya lakukan sebelum anda kembali ke Ibukota " pria itu menyerahkan laporan terakhir yang dia simpan di dalam laci.

Pria itu meletakkan laporan yang sebelumnya dia baca, lalu beralih pada laporan yang baru saja diberikan Kiel. Dia terlihat lebih tertarik pada yang baru saja Kiel serahkan. Pria itu membacanya dengan perlahan, kata perkata.

"Hebat juga. Hanya dalam satu tahun dia bisa jadi sesukses ini" dia tersenyum samar.

"Benar sekali Tuan. Pada awalnya dia hanya menyewa satu lapak kecil, tapi sekarang tokonya sudah tersebar di beberapa kota".