Kejadian satu hari sebelumnya.
Di perguruan Elang Putih.
Pagi-pagi sekali Biru sudah menghilang dari asrama. Dia pergi mengunjungi rumah tua yang dia jadikan sebagai tempat produksi manisan, dan sekaligus dia sedang mempersiapkan kepergiannya menuju kota Yugo.
Pada saat latihan pagi, Para guru mengumumkan tentang adanya perekrutan khusus untuk murid Perguruan Elang Putih. Siapa yang berhasil terpilih disaat ini, maka murid tersebut juga dinyatakan telah lulus dari Perguruan. Tapi mereka tidak diberitahukan siapa yang akan merekrut mereka.
Hanya murid kelas dua dan tiga saja yang di izinkan untuk mengikuti perekrutan. Bagi murid yang berminat maka mereka dipersilakan untuk mendaftar.
Para guru mengatakan kalau perekrutan kali ini akan sangat berat. Dari hampir seribu murid dari kelas dua dan tiga, hanya ada beberapa orang saja yang akan terpilih.
Meskipun tahu akan sangat berat, tapi mereka sangat bersemangat. Karena ini adalah kesempatan mereka bisa lulus lebih cepat, dan sekaligus bisa mendapatkan pekerjaan yang pastinya bergaji besar.
Perekrutan ini adalah sesuatu yang rahasia, karenanya tidak ada seorangpun yang boleh mengumumkannya kepada pihak luar. Bila sampai berita ini bocor keluar, maka orang yang terlibat akan mendapatkan hukuman yang berat.
"Apa kau akan mengikutinya, kawan? " tanya Toni.
"Tentu saja, ini adalah kesempatan emas. Aku tidak boleh melewatkan nya" jawab Harol.
"Bagaimana denganmu? " Harol menoleh pada Zeon.
Zeon menggeleng "Setelah lulus, aku harus segera kembali ke rumah untuk mempelajari bisnis keluarga".
" Oh iya. Aku terkadang lupa kalau kau adalah seorang Tuan Muda "
"Kudengar Torin juga harus segera pulang ke Desa nya tahun ini" Dion berkata.
"Benarkah, dari mana kau bisa tahu? ".
"Dari mana lagi kalau bukan dari si Kaliya?" jawab Dion.
"Berani sekali si Kaliya membocorkan rahasianya Torin, enggak takut di pukuli dia? " kata pemuda tembem di sampingnya.
"Aku dengar si Torin akan segera menikah setelah lulus".
" Memangnya ada yang mau? " celetuk Tito.
"Ssst, kecilkan suara mu itu. Apa kau mau dihajar?" Dion merasa cemas.
Kembali dia melirik si Torin yang sedang duduk di bawah pohon. Kecemasannya langsung menghilang, setelah melihat orang yang dimaksud masih sibuk makan camilan yang dibawanya, dan tidak mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Dia itu sudah dijodohkan sejak kecil. Menurut si Kaliya, dia baru boleh mewarisi harta keluarganya kalau dia sudah menikah" Dion menyelesaikan gosipnya sambil berbisik.
"Susah juga ya jadi orang kaya?. Apa-apa harus diatur, mau menikah saja juga harus diatur" kata Harol.
"Tuan Muda Zeon, apa pernikahan mu juga sudah diatur? "
"...Entahlah. Bisa iya, bisa juga tidak" jawab Zeon seadanya, dia merasa malas membicarakan soal pernikahan.
Teman-teman nya yang lain juga tidak melanjutkan. Mereka juga sadar kalau pernikahan adalah masalah yang terlalu sensitif untuk dibahas.
Setelah pengumuman, perekrutan segera dilaksanakan. Mula-mula mereka akan didaftar, setelah itu mereka akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok akan dipertandingkan, untuk mencari yang terkuat.
Pemenang dari masing-masing kelompok kemudian akan dipertandingkan kembali, hingga nanti didapatkan orang-orang yang terbaik dari mereka.
Karena Biru sudah pergi dari asrama pagi-pagi sekali, mangkanya dia tidak mengetahui tentang perekrutan ini. Biru akan menyesali hal itu, kalau saja dia tidak pergi terlalu pagi dia pasti akan mendengar kabar penting ini.
Jika saja dia mendengar tentang perekrutan ini, maka dia pasti akan kabur dari asrama lebih awal, dan bersembunyi selama beberapa waktu.
**
Siang hari. Penginapan Naga Merah.
Kereta kuda berwarna putih berhenti di depan pintu penginapan. Seorang pria berpakaian merah hati dan hitam berdiri di samping kereta, dia menunggu hingga pintu kereta terbuka.
Di belakang pria itu, para pegawai dan juga pelayan berjejer di kiri dan kanan pintu masuk. Orang-orang itu memakai seragam berwarna merah dengan sulaman pola naga di pakaian mereka.
Kepala mereka menunduk menatap lantai, mereka tidak berani mengangkat kepala mereka sedikit pun juga. Karena menunduk, mereka tidak mengetahui siapa orang yang sedang mereka sambut.
Mereka hanya mendapatkan perintah dari pimpinan mereka, bahwa mereka akan menyambut seorang tamu yang sangat istimewa.
Melihat Pimpinan mereka begitu menghormati orang itu membuat mereka curiga, bahwa orang yang sedang mereka sambut adalah pemilik dari penginapan tempat mereka bekerja. Atau mungkin juga seorang bangsawan terhormat.
"Selamat datang Tuan Muda! " sapa pria itu pada orang yang baru saja keluar dari kereta.
"Terimakasih Kiel" pria itu melangkah perlahan "Bagaimana kabarmu selama satu tahun ini? "
"Saya baik-baik saja Tuan, begitu juga dengan Penginapan ini" jawab Kiel.
Pria itu berjalan memasuki penginapan, di ikuti oleh pria yang bernama Kiel tersebut.