Chereads / The Game Is On / Chapter 2 - Kau Bosku! Jadi Tunduklah Padaku! (part 1)

Chapter 2 - Kau Bosku! Jadi Tunduklah Padaku! (part 1)

Waktu menunjukkan pukul 08.15 dan suasana kelas masih terbilang sepi, sebagian teman di kelas belum menampakkan batang hidungnya dikarenakan dosen bersangkutan berhalangan masuk

"Sisil...!" Memecah keheningan

"Nita...~"

Nita adalah kenalan Sisil, satu angkatan dengan Arza dan Nita adalah anak manajemen dari kelas sebelah.

"Mana cwo yang mau kamu kenalkan itu?"

"Itu...!" menunjuk ke arah Miko dan Arza

Dan seperti biasa, Arza sedang memainkan Androidnya sambil bercerita ria bersama Miko di depan bagian pojok kiri kelas

"Hai Miko, kenalin, ini teman aku, Nita"

"Nita..." dengan suara lembut sembari mengulurkan tangan ke Miko

"Mikooo..." menyambut uluran tangan Nita

"Hai, aku Nita..." mengulurkan tangan ke Arza

"Oh, iya..."

"Bukan oh iya jawabnya Za, tapi sebutin namamu juga" mendumel Sisil seperti biasanya

"Terus tangan orang dicuekin pula" sambung Sisil

"Kenapa? Ada perlu apa?" Tanya Arza dengan dingin

"Gapapa, cuman mau berteman saja" jawab Nita

"Sorry ya, anak ini ga usah di gubris, emang begini kelakuannya" ucap Miko menenangkan Nita

"Iya, Santai aja Mik"

"Ke kantin yo Nit..." ajak Sisil

"Ayok Sil.."

"Kami duluan ya..."

Berlalulah Sisil dan Nita menuju kantin, kemudian Miko melontarkan sebuah pertanyaan ke pada Arza

"Bagaimana menurutmu Nita?"

"Lah, baru lihat! Mana aku tahu"

"Aku sudah lama kenal kamu za, aku tahu kalau kamu sudah analisa karakternyakan"

"Suka?"

"Siapa? Aku? Ke Nita? B aja siih aku"

"Sisil???" Tanya Arza seraya menggoda

"Ih apa sih! Ya ngga lah" jawab Miko dengan wajah memerah

Yah itulah Arza, kata-katanya selalu akurat dalam menanggapi motif orang lain.

......................

Hari ini kuliah berakhir hanya sampai siang hari, dan Nita datang lagi menuju kelas untuk mendatangi Sisil

"Sisiil..."

"Hei Nit, gak ada dosen?"

"Aku juga sudah ga ada kelas lagi Sil"

"Hallo Nita.., mau ke mana?" Sapa Miko dengan ramah

"Hei Mik... ga tahu ni mau ke mana, ga ada tujuan hahaha"

"kita berempat ke kantin mau ga? Aku traktir deh" ajak Miko

Tak heran, Miko adalah anak dari orang yang sangat berada, tapi kepribadiannya sangat baik dan loyal

"Ayo Za!" Sembari mengedipkan satu matanya, isyarat bahwa dia sedang merencanakan sesuatu

Kemudian Arza berdiri, dan berbicara halus di depan Miko

"Modus!"

.....................

Semenjak hari itu, sangat tampaklah tingkah Miko yang sangat mangagumi Sisil.

Tak jarang Miko berdiskusi dengan Nita mengenai Sisil, yah tak heran Nita adalah teman akrabnya Sisil walaupun mereka baru bertemu di awal masuk kuliah ini.

Semakin hari, prilaku Miko semakin berubah, Miko terlihat lebih Modis dan hedonis. Tak sedikit uang yang ia hamburkan hanya demi mengajak Nita dan Sisil jalan, tanpa Arza tentunya.

"Kamu gantengan ya Mik" celetuk Arza sebelum perkuliahan dimulai

"Nah, iya kan!"

"Jadi gimana Sisil? Audah otw ke pelukkan?"

"Hahaha, temanku memang kamu! Iya masih diusahain Za!"

"Terbaiklah dirimu, belum apa-apa saja sudah banyak yang kamu korbanin, gimana kalau sudah jadi nanti"

Melalui percakapan singkat, tersenyum bangga Miko dibuatnya

"Iya kalau duitmu masih ada, kan itu satu-satunya kebanggaanmu" sambung Arza dengan nada merendahkan

Seketika suasana menjadi canggung. Miko sangat paham, Arza pasti punya alasan bijak di balik kata-kata tajamnya, tapi hasrat Miko terhadap Sisil terlalu menggebu, hingga menyingkirkan rambu-rambu yang diberikan Arza.

......................

Pada malam harinya, Arza mendapati chat dari Sisil

"Za.."

"Oy"

"Miko lagi dekat sama Nita ya?"

Membaca chat Sisil, Arza mulai tersenyum sinis

"Entahlah, semenjak kenal Nita, kami jarang ngumpul"

"Serius za??? Ko gitu?"

"Biasa aja, cowok memang begitu, ga seribet perempuan! Btw, bukannya kalian sering jalan bertiga?"

"Iya, Nita ajakin aku, katanya Miko ngajakin dia jalan dan dia malu kalo cuman berduaan"

"Ooo... terus kamu ikut ngobrol ga selama jalan?"

"Dikit sih, lebih banyak Nita yang megang kendali"

Arza paham, apa yang sebenarnya terjadi, di sisi lain Miko merasa itu adalah usaha untuk mendekatkan diri ke Sisil, tapi yang tampak adalah Miko sedang mendekati Nita

"Cemburu Sil?" Tembak Arza

"Bukan itu Za, kasihan aku lihat Miko, aku bukan orang berada, jadi aku merasa sayang kalau uang sebanyak itu cuman untuk jalan-jalan saja"

"Terus, diakan sahabatmu Za, kamu bisa ubah aku, nolong aku, masa kamu ga ada niatan buat nolong sahabatmu?!" sambung Sisil

"Hahaha, gapapa, temanku sudah besar ko Sil" jawab Arza dengan tanpa simpati

"Ih kamu ini... tolongilah, dia temanku juga"

"Oke..." Arza mengakhiri chat pada malam itu

Tak lama berselang, masuk panggilan dari nomor tak dikenal ke HP Arza dan Arza tak menjawabnya

Kemudian Arza menerima chat dari nomor tersebut

"Malam Arza..."

Arza melihat poto profil nomor tersebut dan menemukan wajah Nita di dalamnya

"Kenapa?" Tanya Arza

"Aku Nita..."

"Iya, tahu dari potomu"

"Hehe, aku mau cerita nih"

"Apa?"

"Maaf ya sebelumnya, bukan maksud apa-apa, cuman waktu aku nemenin Miko sama Sisil, aku nanya ke Miko (kenapa Arza ga diajak?)"

"Terus jawabnya?" balas Arza

"Dia bilang gapapa, katanya bosen terlalu sering jalan sama kamu, tpi dia sambil bercanda ko. Terus aku tanya waktu cuman ada aku sama Miko, katanya kamu juga suka sama Sisil ya??? Dia ga enak hati ajak kamu, sama dia juga ga suka lihat kamu sama Sisil! Duh, enak ya jadi cantik kaya Sisil hihihi"

"Oh iyakah begitu? Hahaha"

"Jadi beneran??? Ko Miko gitu sih sama teman sendiri?"

"Khayalanmu paling" ucap Arza ketus

"Ih serius! Btw, ga seru lewat chat, nanti kita ketemu aja, gimana?"

"Buat apa? Gosip? Ghibah? Sorry duniaku tak sehina itu. Ada lagi? Itu ajakan?! Oke siip!"

"Eh, jangan marah ya za, niatku baik"

Arza tak merespon chat Nita malam itu

Arza sangat paham orang seperti apa Nita itu, dan kemudian Arza tersenyum Sinis dan berkata

"The game is on"