Jari jemarinya yang halus kini mulai memilah di antara selah-selah buku, tampak wajah anggun nan elok sedang terfokus mencari sesuatu yang belum ia temu
Namun Suhaa tak terlihat seperti orang yang hendak mencari ilmu, tepatnya lebih terlihat seperti orang yang sedang gelisah karena menunggu
Tak lama Arza hadir, mengambil tempat tepat di tengah keramaian
Yang disusul oleh Suhaa dengan setumpuk literatur disiplin ilmu
Di sana terlihat Suhaa dan Arza sempat bercakap dengan seriusnya, entah apa yang mereka percakapkan. Kemudian mereka tertawa bersama yang dimana hal itu menambah kesan betapa selarasnya mereka berdua
"Bagaimana perkembangannya?" Ucap Suhaa
"Belum ada yang berubah, tak ada tanda-tanda"
"Seharusnya dalam waktu dekat ini"
"Kalau prediksimu benar, berarti ia tak seberapa"
Begitulah percakapan singkat yang sempat berlangsung dengan seriusnya
~~The Game is On~~
Suatu pagi di kantin kampus, duduk seorang laki-laki di meja yang telah ditempati Arza dan Miko
"Arza ya"
"Iya, kenapa?"
"Saya banyak dengar tentangmu, kamu tahu siapa saya?"
"Nggak"
"Serius? Kamu ini KUPER ya hahaha. Saya Siregar, panggil saja Rega, dari jurusan Bisnis, saya salah satu kandidat kuat di suatu organisasi besar di kampus"
"Ooh, jadi?"
"Kamu benar-benar dingin seperti rumornya, kegiatanmu setelah kuliah apa?"
"Pulang..."
"Gak ada yang lain? Kerja?"
"Nggak" sambil tetap menyantap sarapannya
"Hambar sekali untuk orang selevel kamu. Kamukan pintar, banyak hal yang bermanfaat yang bisa dilakukan contohnya berorganisasi. Betul kan!"
"Betul..."
"Kalau begitu kamu mulai hari ini bergabung dengan organisasi saya ya, saya butuh teman pintar sepertimu! Sepulang kuliah nanti saya perkenalkan keanggota"
"Tidak, terima kasih"
"Kenapa? Bukannya tadi kamu bilang kamu setuju kalau kita bisa melakukan hal yang bermanfaat dengan berorganisasi?" Tersenyum mengintimidasi
"Aku tak tertarik jadi bermanfaat" jawab Arza tanpa ekspresi
"Hahaha Kenapa? Karena kamu bisa dapatkan segalanya melalui orang di sekitarmu? Misalnya uang dari temanmu ini (menunjuk Miko)" Tersenyum menghina dan merendahkan
"Memang" balik tersenyum angkuh Arza
Arza sangat menyukai situasi ini, situasi yang mengadu dan mengasah mental
Sedangkan Miko yang sedari tadi fokus pada sarapannya, kini hanya terdiam menatap risih kepada mereka berdua
Di sisi lain, Rega menjadi kesal karena Arza tak terpancing dengan kata-katanya. Bukannya meluruskan, Arza justru membenarkan dengan bangga tuduhan-tuduhan yang Rega lontarkan
"Ternyata cuman sampah! Apanya yang hebat!" berkata Rega sambil berlalu meninggalkan Miko dan Arza
"Pantas tertolak oleh Suhaa" ucap Arza sedikit nyaring
Rega yang setadinya sedang berlalu, kini berbalik menatap Arza yang sedang tersenyum sombong lagi merendahkan dirinya
"Duduklah jika ingin tahu lebih lanjut"
Dengan membuang segala keangkuhannya, demi sebuah rasa, kini Rega berbalik duduk di depan Arza
"Yah begitu, duduk di situ! Tunduk dan patuh dengan kata-kataku, itu sudah cukup mempertegas posisi kita. Dan aku takan berbagi pada orang yang dengan mudahnya ku kendalikan seperti dirimu" ucap Arza dengan nyaring dan semakin tersenyum licik
Kini Rega merasa telah dipermainkan oleh Arza, namun ia tak bisa berkata-kata, semua mata sedang menyaksikan mereka berdua saat itu
Kemudian Arza pergi meninggalkan Rega yang telah ia hancurkan martabatnya seraya berkata
"Lihat tempatmu berpijak, jarak kita terlalu jauh... jangan mencoba merebut ataupun melirik atas apa yang sudah aku genggam"
~~The Game is On~~
Baru satu hari kejadian Arza dan Rega berseteru, namun cerita mereka kini tak kalah hangatnya dengan isu antara Arza dan Suhaa
Rega yang ternyata terkenal sebagai lelaki pintar dan kaya serta kelakuannya yang suka bergonta-ganti pasangan dengan memanfaatkan hartanya, kini sedang terobsesi dengan keberadaan Suhaa
Dari awal semester Suhaa telah diintai dan diteror oleh Rega. Kini Suhaa telah sampai di titik kejenuhan, semua yang mendekati Suhaa selalu terintimidasi oleh Rega.
Obsesi Rega kepada Suhaa sudah di luar kata wajar, sehingga Arza dan Suhaa membuat skenario agar mereka terlihat sangat mesra demi memancing Rega. Kini Rega telah terpancing untuk berani berhadapan dengan Arzaa.
~~The Game is On~~
Nita tersenyum sinis bahagia, mendengar Arza telah menyingkirkan Rega, ia teringat orang yang telah menyuruh dia untuk mendekati Miko, orang yang selalu mensupportnya (baca Sosok part 1) dari awal hingga kini
Nita teringat kejadian saat ia dari XXI bersama Miko, Arza, dan Sisil
#Kisah Nita saat di XXI
Saat Sisil dan Miko saling melepas rangkulan, Nita kemudian datang bergabung
"Nangis Nit?" Ucap Miko
"Seram Hantunya, ga berani lihat aku"
"Sorry ya Nit, kita jadi nonton hantu, padahal kamu sudah bilang ngga mau"
"Tidak papa Mik" ucap Nita
Kemudian mereka bergegas pulang. Sesampainya di rumah, Nita mengirim pesan chat kepada orang yang menyuruhnya untuk mendekati Miko
#Chat Nita
Kesal aku>
Arza! Aku dipermalukan Arza!> Memang kau bisa apa Suhaa?> Serius? Wah aku tunggu aksimu Suhaa kau memang drama queen! Hihihi> ~~The Game is On~~ Sosok (End)