Chereads / The Game Is On / Chapter 6 - Sosok (part 1)

Chapter 6 - Sosok (part 1)

"Profesionalisme"

Hanya mengerutkan dahi

"Orang bilang fake, tapi bagiku itu profesionalisme"

Menatap tajam menanti penjelasan lebih rinci

"Karena dalam hidup ini, kita punya tiga wajah"

"Anda sok misterius, jelaskan saja dengan detail!" tegas Arza

Siang ini Arza menghabiskan waktu bersama Anji sang ketua kelas yang notabene juga teman semenjak SMA

"Ini wajah ke duamu, pemarah haha"

Kini kerutan di dahi Arza sudah maksimal, tatapan tajamnya laksana seekor pemangsa yang mengintai buruannya

"Muka anda tidak santuy bung! Biar ku jelasin... Manusia punya tiga wajah, pertama wajah yang ingin kita tampakkan ke semua orang, kedua wajah yang kita tampakkan hanya pada orang yang kita percaya, terakhir wajah yang hanya ditampakkan pada diri kita sendiri"

"Oh, persona maksudmu"

"Yups, persona itu yang membuat kita tidak dapat langsung menilai seseorang"

"Ku pikir persona hanya ada dua, ternyata sampai tiga"

"Yups!"

"Persona ke tiga itu mutlak tak terdeteksi oleh orang lain?"

"Entahlah, yang nyata itu adalah duniamu dan privasimu"

"Oke, bisa dipahami"

Anji pada dasarnya dapat mengimbangi Arza, mereka mencintai dunia kejiwaan. Walaupun mereka tidak seakrab yang dibayangkan

~~The Game is On~~

"Ah Sial! Gagal total rencanaku! Gagal di depan garis finish!" Ucap Nita dalam telponnya

"Hahaha, kamu kurang profesional, terlalu gampang topengmu ditebak"

"Yakin? Permainanku itu sudah seperti biasa kok! Cuman gara-gara dia, Ah! Jengkel aku ingat dia!"

"Kan aku sudah bilang, Arza itu beda! Topeng pertamanya itu adalah karakter yang dingin, topeng ke duanya siapa yang tahu! Hahaha random!"

"Iya sih!"

"Tapi ga apa Nit! Lumayankan hitung-hitung lu udah dapat traktiran kisaran 1.500.000. Coba pikir! Siapa lagi yang mau traktir sebesar itu dalam kurun waktu dua minggu"

"Ya orang kaya tolol tentunya hahaha"tertawa terbahak-bahak Nita

Begitulah percakapan Nita dengan seseorang yang entah itu siapa

Sedangkan di sisi lain

"Btw, Arza itu ga salah kuliah di sini?"

"Menurutku salah Sil, kampus ini memang favorit, tapi level orang seperti Arza seharusnya di luar negri, yah minimal di jakarta atau di jawa sana" tegas Miko

"Kenapa ga di luar saja Arza kuliah?"

"Entahlah, mungkin ekonomi. Gengnya saja pada ke jawa semua... bahkan ada yang mau ke luar negri"

"Geng? Berarti gengmu juga kan?"

"Bukan, gengnya dia beranggotakan orang-orang top ranking! Aku jauh dari standar mereka hahaha"

"Serius? Kemana-mana mereka sering ngumpul?"

"Nggak, mereka bersinar sebagai individual! Jarang banget mereka ngumpul. Tapi ya kalau mereka sudah ngumpul, pasti jadi pusat perhatian"

"Oooh..."

Begitulah percakapan Sisil dan Miko mengenai Arza..

~~The Game is On~~

Suatu hari Arza pergi ke pusat perpustakaan di kampus, saat sedang mencari buku Arza melihat pemandangan yang sangat familiar tepat di sebrang mejanya

"Suhaa, maksudnya ini gimana?" Tanya seorang teman ke pada Suhaa

"Ini maksudnya seperti ini..."

"Kalau yang ini artinya apa?" Tanya teman yang lain

"Eh, kita ini nyusahin Suhaa aja, coba lihat! Tugasnya Suhaa belum ada jawabannya satupun gara-gara kita hahaha" ucap seorang gadis kepada dua temannya yang tak henti-hentinya bertanya pada Suhaa

"gapapa kok" tersenyum Suhaa dengan manisnya

"Ih kamu ini Suhaa, sudah cantik, pintar, tajir, baik lagi! Hidupmu terlalu sempurna! Iri aku!" ucap salah seorang temannya sambil mencibit pipi suhaa dengan gemas

Tak lama Suhaa berpindah meja menuju keberadaan Arza

"Hei, sini!..."

Datanglah tiga teman Suhaa bergabung di meja Arza

"Tanya ke Arza saja sebagian" ucap Suhaa

Arza bingung lagi terheran, tiba-tiba saja orang yang tak ia kenal menghampiri dan meminta Arza membantu teman-temannya tanpa sepertujuan Arza

"Arza dari kelas Manajemen2 kan?" Ucap mereka seraya memastikan

"Iya, kalian dari Manajemen1 ya" tanggap Arza

Arza tak pernah merasa keberatan jika hanya mengajarkan seseorang, justru ia senang serta menikmatinya

Tak terasa satu jam berlalu, tugas mereka telah terselesaikan.

"Makasih lo Za, tugas kita jadi selesai" ucap salah satu dari mereka berempat

Arza hanya tersenyum manis mengisyaratkan bahwa ia juga turut senang

"Kita makan dulu yok, lapar banyak mikir!"

"Kalian bertiga saja duluan, aku dengan Arza mau ngobrol dulu" ucap Suhaa

"Oooh, jadi Suhaa selama ini..." ucap mereka seraya menggoda

"Kalau gitu kami duluan ya, dah Suhaaa... dah Arzaaaa"

Kemudian Arza mengerutkan dahinya serta menatap tajam kepada sosok wanita di depannya ini

"Ini soal ujian akhir mata kuliah Administrasi dan manajemen nanti, cuman aku yang punya" menyodorkan kepada Arza

"Siapa kamu?" Tanya Arza dengan sinis tanpa menggubris soal akhir yang diberikan

"Suhaa Afshin! Sorry ya tadi asal suruh saja tanpa sepertujuanmu"

Arza kali ini menatap tajam penuh heran

"Kamu suka bantu orangkan, sebagai bentuk syukur atas kelebihan yang Allah titipkan ke kamu" ucap Suhaa dengan tersenyum manis

Arza saat itu terpana dengan sosok Suhaa yang tak bisa ia tangkap motif di baliknya, namun secara bersamaan harga dirinya merasa telah ternodai, gengsi yang besar kini menjadi bara api.

Siapa orang ini? Bagaimana dia tahu personaku yang asli? Ini tak bisa dibiarkan

"Jangan tegang begitu, kamu tak berpikir bahwa hanya kamu yang bisa membaca persona orang lainkan?" Tersenyum kecil suhaa

"Aku duluan ya Arza, rahasiakan soalnya ini, cukup kita saja yang tahu" sambung Suhaa seraya mengakhiri percakapan

Kini wanita cantik dengan pakaian yang syar'i, tampilan sederhana namun sangat terkesan elegan itu telah pergi meninggalkan Arza dalam kebingungannya.