Chereads / Anindira / Chapter 28 - Bukalah hatimu untuk yang lain

Chapter 28 - Bukalah hatimu untuk yang lain

Kehidupan Kin dan Dira sudah berangsur normal, Kin bekerja dengan baik dan karirnya juga baik, sedang Dira membangun perusahaan baru dengan campur tangan saham dari Dwi, Dedrick juga Kin. Awalnya Kin tidak setuju tetapi dengan penjelasan Dira akhirnya Kin menyetujuinya.

Perlahan hubungan mereka berjarak, semua ini Dira lakukan agar terbiasa. Awalnya sakit, tetapi itu yang harus di jalani, hingga suatu hari Kin bertemu dengan teman satu kampusnya dulu waktu di Singapura 'Lena' membuat hubungan mereka terjalin lagi.

Dira duduk di meja makan dengan steak yang hanya di potong - potong saja tanpa memakannya, kursi di sekelilingnya kosong, waktu sudah menunjukan jam satu malam dan Kin belum pulang, Dira meletakan pisau dan garpunya di piring, lalu merebahkan tubuhnya di sofa sambil menunggu Kin pulang,

Satu jam kemudian Kin sampai dengan pakaian yang berantakan, Dira terbangun dan mendekat kearah Kin, bau alkohol menyengat dari mulutnya, Dira segera membawanya kekamar dan membuka pakaiannya tanpa ragu, lalu menyeka dengan handuk basah,

"Aku merindukanmu beb," Kin memebelai wajah Dira, hati Diri seketika merasa tercubit.

"Aku takut hidup dalam kesalahan... tapi melihatmu seperti ini, aku tidak peduli apapun," wajah Dira memerah menahan sesak di dadanya.

Kin tersenyum manis bahkan sangat manis, mendekat, lalu mulai mengulum bibir Dira dan penyatuan gairah terjadi lagi, tanpa Diri bisa menghindar. Kin dan Dira sangat menikmatinya hingga pagi menjelang.

'Aku tidak akan menyesali semuanya, walaupun nantinya kamu akan bersama Lena, aku akan mengalah walaupun akan sakit.' gumam Dira,

Kin membuka matanya dan terkejut melihat tubuh polos Dira, sesuatu yang selalu di tahannya mati- matian hingga semalam berakhir di meja bar dan akhirnya hanya Dira obatnya.

Tubuh Kin memenas kembali melihat tubuh Dira yang polos, dengan bersentuhan kulit  sedikit saja Kin sudah linglung, sedang semalam Lena sudah polos tetapi Kin sama sekali tidak bergairah, berakhir meninggalkannya dalam keadaan polos di kamar hotel.

Saat Kin hendak bangun, tangan Dira melingkar di pinggangnya dan membuat matanya terbuka,

"Pagi kesayanganku..." Suara Dira lembut, walaupun semalam Dira mendapati beberapa noda lipstick di kemeja Kin, tapi Dira mencoba menepis pikiran buruknya tentang Kin.

Kin terdiam mendapat perlakuan Dira, Dira merapatkan tubuhnya dan mulai agresif menyentuh Kin, wajah Kin merona, Dira dengan lembut mengecup bibir Kin, lalu berpindah ke area sensitif Kin membuat Kin mendesah,

"Aku tau kamu menahannya, aku tau semalam kamu mercoba melakukannya dengan Lena tapi kamu berakhir menyatu denganku," Bisik Dira di telinga Kin, Kin hanya diam menikmati sentuhan Dira.

Dira membuat Kin melayang entah ke berapa kalinya sehingga keduanya benar- benar kelelahan. Kin memeluk erat tubuh Dira dan tertidur lelap kembali.

Menjelang siang, Kin bangun melihat seprei yang penuh dengan jejak cinta Kin dan Dira membuat Kin tersenyum. Kin segera membersihkan diri lalu keluar dan berganti baju, terlihat ada kado kecil di atas meja,

"Happy birthday kesayanganku... Semoga semua yang kamu inginkan selalu di kabulkan Tuhan... ILove you Kin,"

Jam tangan berwarna hitam terdapat di dalam kotaknya. Kin lagi- lagi tersenyum, lalu keluar dari kamarnya mendapati Dira tersenyum di bawah tangga sambil memegang cake ulang tahun, Kin langsung memeluk Dira dan mengecup bibir Dira sekilas,

"Makasih beb," Dira mengangguk,

"Make a wish, lalu tiup lilinnya!" perintah Dira, Kin mengangguk lalu memejamkan matanya dan ketika membuka matanya giliran bibir Dira menempel di bibir Kin, Kin tersenyum bahagia, lalu meniup lilinnya.

"Makasih beb," Kata Kin sambil menuju ruang makan, keduanya makan dengan lahap sambil bercanda sesekali Kin mencium pipi Dira, membuat pipinya merona.

Satu hari itu, dihabiskan Kin dan Dira dengan berduaan hingga malam harinya Lena datang berkunjung,

Dengan sikap manjanya karena semalam Lena berhasil berciuman dengan Kin membuatnya lebih barani, sangat di sayangkan malam itu Kin tidak menyetubuhinya, walaupun Lena mati- matian menggoda Kin sampai polos, Kin tidak menyentuhnya lebih.

"Malam Kin..." Kin menoleh kearah Lena dan tersenyum,

"Malam, apa yang membawamu kemari?" pertanyaan Kin datar, sementara Dira sedang mendengarkan musik sambil tiduran di sofa dekat Kin, tanpa bereaksi apapun dengan kehadiran Lena.

"Aku kangen...semalam kamu menundanya," jawab Lena manja,

"Aku tidak pernah menginginkanmu," Jawab Kin datar, Kali ini Kin hanya menatap lembut ke satu arah yaitu wajah Dira yang sedang memejamkan matanya,

Andai saja tidak ada Lena, Kin pasti sudah membuatnya polos lagi karena gemas.

"Ayolah Kin!" Lena menarik tangan Kin lalu mencium bibir Kin tiba- tiba, saat itu pula Dira membuka matanya dan melihat dengan jelas, Dira menatap Kin yang membeku lalu bangkit menuju kamarnya, tidak lama Dira keluar lagi dengan memakai celana pendek dan baju tanpa lengan terlihat sangat cantik dan sexy.

Kin langsung menarik tangan Dira kepelukannya, "Kamu mau kemana hm?" Dira mendorong lembut tubuh Kin,

"Bertemu Dedrick," Kin menggeleng,

"Tidak boleh!" Dira tersenyum sinis menutupi hatinya yang benar- benar terluka, Dira mengabaikan Kin dan Lena.

Setelah Dira pergi, Kin menatap Lena, jaga sikapmu pada Dira karena Dira adalah segalanya, Lena berdiri menatap tajam Kin,

"Bukalah matamu! dia adikmu... aku akan menjadi yang kamu mau Kin... Apa tubuhku kurang indah?" Lena bertanya dengan suara tinggi. Kin tertawa mendengar kata- kata Lena.

"Aku tidak menginginkannya... Tidak akan pernah, pergilah sekarang!" Kin mengabaikan Lena, hingga Lena kesal lalu pergi meninggalkan Kin.

Dira meminum wine, entah gelas yang keberapa, berharap dia mabuk dan melupakan ciuman Kin dan Lena yang membuatnya panas, namun Dira tidak juga mabuk, Dira bersandar di kursi dan memejamkan matanya.

"Ded, kalau aku bisa memilih aku ingin terlibat kecelakaan, lalu aku hilang ingatan untuk selamanya, mungkin itu akan lebih baik," Dira setengah bergumam,

Dedrick menatap Dira kasihan, lalu menggengam tangan Dira, "coba melupakan dengan bersamaku!" Dira membuka matanya,

"Ded, kamu mau menjalin hubungan dengan wanita kotor sepertiku?" Dira tertawa, lebih tepatnya menertawakan diri sendiri.

"Kamu tidak kotor Dira, kamu hanya mengikuti hatimu, dan aku tahu cinta itu membuat semua orang buta dan tuli,"

Dira menarik napas dalam, dan menatap Dedrick, "Tapi pada akhirnya aku sakit, sakit sekali," Dedrick menarik tubuh Dira kepelukannya,

"Bukalah hatimu untuk yang lain!" Dedrick menatap dalam mata Dira,

"Ded, hanya butuh satu jam saja untuk mencintai seseorang, tapi untuk melupakannya tidak segampang itu, hubunganku dengan Kin baik- baik saja, bahkan sampai saat ini aku dan dia masih saling mencintai masalahnya hanya satu dan itu tidak bisa di ubah,"

"Tapi dengan yang sebelumnya kamu bisa Dira..." Dedrick mencoba membangkitkan masa lalunya,

"Yang pertama aku merelakan karena nyawa taruhannya, yang ke dua dia tidak pernah mencintai dan menghargaiku, tapi Kin... Kin telah mengunci hatiku Ded," Dira menarik nafas dan membuangnya kasar.

"Aku akan menjadi seperti yang kamu mau Dira..." ucap Dedrick.

Dira membenamkan wajahnya ke dada bidang Dedrick, "Aku tidak yakin Ded," Ucap Dira, lalu melanjutkan kata- katanya, "Kamu satu- satunya lelaki bodoh yang bersedia berhubungan denganku,"

Saat keduanya berpelukan, tiba- tiba Kin datang dan menarik Dira dengan kasar, setelah Dira menjauh dari Dedrick, baru Kin mendekat dan memukuli Dedrick bertubi- tubi,

bugh... bugh... bugh...!

"Aku tidak mau Dira ku di sentuh oleh siapapun..." wajah Kin menggelap,

Dedrick tertawa sambil mengelap bibirnya yang berdarah,

"Kamu mengekangnya sementara kamu bermain dengan wanita lain di kamar hotel?" Dira menatap Kin dengan tatapan sedih, berjalan mendekat tetapi bukan kehadapan Kin melainkan ke hadapan Dedrick, mengelap sudut bibir Dedrick yang berdarah dengan tangannya.

"Bawa aku pergi sejauh mungkin!" Dira menarik tubuh Dedrick untuk meninggalkan Kin,

"Diraaaa kamu selangkah lagi meninggalkan aku, aku pastikan kamu tidak akan pernah melihatku lagi," prang... terdengar pecahan kaca dan Dira langsung berbalik, berlari memeluk Kin, untungnya tangan Kin baru terluka sedikit, tapi melihat tangan Kin mengeluarkan darah, Dira sangat panik dan tanpa sadar menyobek bajunya menekan- nekan tangan Kin dan membalutnya.

"Aku tidak akan pergi, tidak akan pernah... tidak lagi!" Ucapnya. Tubuh Dira gemetar mengecek seluruh tubuh Kin untuk memastikan tidak ada luka lain,

Dedrick yang menyaksikan semuanya, menjadi iri dengan Kin, Dira yang sempurna benar- benar tidak bisa lepas dari Kin.

"Ayo kerumah sakit!" Kin menggeleng, "Aku tidak mau kamu kenapa- napa," Dira memerintahkan anak buah Kin untuk mengantarnya ke rumah sakit, selesai di perban baru Dira sedikit tenang.

Dira memeluk Kin erat, "Aku mencintaimu..."  Dira mengatakan itu berkali- kali, akal sehatnya, egonya dan rasa sakit di hatinya terkalahkan oleh cinta...

Cinta yang tidak pada tempatnya, cinta yang membuat keduanya sama- sama terluka.

"Aku juga mencintaimu Dira..." Jawab Kin,