Chereads / Dunia ke Dua / Chapter 4 - Bab 4. Galeri Ibu

Chapter 4 - Bab 4. Galeri Ibu

" Sayang, Kamu mau ke sekolah?." Melinda tergopoh menyambut putrinya." Apa wajahmu sudah sembuh?."

" Iya, Bu. Ini sudah 3 hari. Aku sedikit bosan di rumah dan rindu sekolah. lagipula kalau aku tidak pergi sekolah teman-teman akan mengira aku juga mendapat hukuman dari ayah."

" Oh...kamu benar. Maka lakukan apapun yang kau inginkan. "

" Tentu saja. aku akan menunjukkan Siapa yang menjadi anak kesayangan tuan Ferd sekarang." ucap Grace dengan sikap sombong.

" Ayah tidak sarapan bersama kita lagi?." Grace duduk menghadapi sarapannya.

"Tidak. Ayahmu sibuk belakangan ini. Dia berangkat pagi-pagi sekali."

" Bagaimana dengan Maya? Dia benar-benar tidak pernah meninggalkan rumah?."

" Tidak." Senyum licik Melinda timbul." Ayahmu mengatakan tidak boleh keluar, maka dia tidak punya pilihan selain menurut. bahkan kalau dia berkeras keuar, penjaga akan menyeretnya."

" Aku sangat puas dengan itu." Grace semakin ceria.

Di tempat lain, Tuan Ferd terlihat mondar-mandir di Gasebo depan Galeri.

" Maya belum sarapan?." Ia melirik jam tangannya, sudah jam sembilan lewat. Walaupun tidak berangkat sekolah, dia rutin sarapan jam tujuh, bahkan kalau tidak keluar sarapan bersama,ia akan memesan sarapan jam tujuh di kamarnya.

" Semalam, nona Maya belum keluar untuk makan." Lapor di pelayan.

" Mungkin dia sakit?."

" Tidak. Nona bilang, dia akan sibuk mengerjakan tugas."

Tuan Ferd ingat data teman-teman Maya yang ada di laptop yang dirusak Grace. Wajahnya menghitam.

" Sekretaris Kim, hari ini Grace betangjt sekolah, kan?."

" Iya,tuan." Sekretaris Kim mendekat." Hari ini juga,dia akan menjalani hukumannya."

Tuan Ferd manggut-manggut." Jangan biarkan Melinda meninggalkan sayap Kiri bangunan. perketat penjagaan."

" Baik!."

Sejak kejadian hukuman itu, Maya langsung pulang dan berada di Galeri ibunya. Galeri ini cukup luas asri. Banyak pohon rindang, dan sebuah kolam renang di depannya. dibelakang dipenuhi tumbuhan obat dan bumbu dapur, ada juga kolam ikan dibawah jembatan kecil penghubung dapur dan ruang utama.

Hari pertama, Tuan Ferd dan Maya masih makan malam dan sarapan bersama meskipun keduanya tidak saling bicara. Tuan Ferd agak ragu mengajak Maya mengobrol setelah menghukum putrinya itu sendiri. Walaupun dia tahu, kesalahpahaman harus cepat diselesaikan. Maya sendiri tidak memiliki minat berbicara. Menyebabkan keduanya menemui jalan buntu. Hari kedua juga begitu. Di hari ke tiga, Maya tidak muncul di meja makan dan pelayan melapor ia makan di dalam kamarnya. Hari ini pun sama. Tuan Ferd berangkat kerja dengan hati berat.

Di sisi lain, kedatangan Grace disambut oleh para pengurus OSIS.

" Sebaiknya kamu bekerja sama, ikut kami ke ruang kedisiplinan." Kata Renal, sang Ketua OSIS.

Grace merasakan firasat buruk." Untuk apa?."

" Ikut saja! 3 hari ini kami sudah sangat sabar menunggumu datang." Timpal yang lain.

Walaupun Grace enggan, tapi Renal bukan orang yang bisa dia singgung.

" Akhirnya dia di sini." JoVin Bill yang duduk di barisan kursi diruang kedisiplinan berkata dengan malas.

Grace dibawa ke jajaran kursi yang menghadap ke beberapa barisan kursi. Sedang disisi kanan dan kiri ada ada kursi besar yang tempati penanggung jawab kedisiplinan dan keamanan sekolah. Hari ini, yang menduduki kursi itu masing-masing guru yang menjadi ketua tim kedisiplinan dan keamanan.

" Karena semuanya sudah berkumpul, kita akan melanjutkan penanganan kasus Beberapa hari lalu yang tertunda." Pak Joy membuat sambutan. Grace makin panik. Dia ingin membantah, tapi senior Li, pengurus OSIS yang duduk disebelahnya segera meletakkan tangannya di bahunya

terlihat merangkul dengan akrab, kenyataanya, Senior itu berbisik penuh intimidasi.

" Patuh dan jangan membuat keributan, kecuali kamu ingin hukuman yang berkali lipat lebih berat."

Tuan Ferd sudah memberinya pembelaan di kasus perseteruannya dengan Maya dengan menghukum Maya.

Saat ini, Grace dituntut atas pelanggaran sekolah yang mengganggu proses belajar mengajar dan pengrusakan properti sekolah karena merusak meja Maya. Pengrusakan properti pribadi yang menyebabkan kerugian. Tentu itu berkaitan dengan data kelompok karya tulis sekolah yang ada di laptop Maya.

Grace di Ganjar hukuman menjadi sukarelawan sosial selama dua bulan yang akan dibayar pemerintah untuk mengganti biaya pemulihan data dan biaya perbaikan meja. Setelah itu dia akan bekerja di perpustakaan dan di kebun sekolah sebagai hukuman atas pelanggaran sekolah.

Grace selalu berfikir Tuan Ferd sudah bias terhadapnya, meskipun dia membuat kekacauan dan merusak barang Maya, dengan menderita sedikit rasa sakit diwajahnya, dia sudah menyebabkan kan Maya dihukum sendiri oleh Tuan Ferd. Grace menganggap dirinyalah yang menjadi pemenang dalam masalah ini. namun hari ini dia tahu, dialah yang jadi pakan meriam.

***"

Kembali di hari Maya mendapat hukuman dari ayahnya. Setelah pulang ke rumah hati Maya sangat kacau. Dia tidak marah saat ayahnya menghukumnya bagaimanapun dia telah melukai Grace. Namun hatinya juga tidak terima ayahnya menghukum dia karena Grace. Belum lagi, dia mendengar dari temannya kalau Grace tidak mendapat hukuman sama sekali.

Untuk menenangkan hatinya, Maya memilih tinggal sementara cara di Galeri ibunya. galeri Malinae sangat asri dan indah sangat cocok untuk menenangkan diri.

Maya tidak pernah benar-benar memeriksa atau mengelilingi galeri ini. Dimasa ibunya masih ada, Maya hanya kerap datang di ruang tamu, taman atau di dapur.

merasa tidak ada hal yang harus dia kerjakan kan, Maya perlahan memeriksa ruangan galeri satu persatu. ruangan yang paling disukai dalam galeri ini adalah ruang baca ibunya itu seperti perpustakaan kecil. dalam perpustakaan ini semua genre buku tersedia. Maya dengan penuh semangat membolak-balik buku secara acak kalau dia tertarik dengan buku tertentu, dia akan mengambilnya dan duduk dengan malas di kursi baca ibunya. Dia akan keluar dari galeri disaat jam makan.