Chereads / How Can I Forget You? / Chapter 10 - Reuni Lama

Chapter 10 - Reuni Lama

Kenneth mengepalkan tinjunya saat dia melihat pemandangan gadis itu yang tertawa dengan pria lain.

Baginya untuk sampai merasa cemburu sejauh ini, benar-benar sebuah perubahan yang bahkan mencengangkan buatnya.

"Kau melamun lagi?" omel Shawn melihat Kenneth yang linglung.

"Ayolah, Paman Raphael pasti sudah mencarimu, Ken." ajak Shawn sambil setengah mendorong Kenneth berjalan di sampingnya. Pasalnya, ini sudah beberapa menit mereka jauh dari pandangan orang tua Kenneth yang luar biasa protektif itu.

"Shawn, untuk pertama kalinya aku mulai merasa gila karena wanita." kata Ken tiba-tiba, mengejutkan Shawn yang masih mencari beberapa alasan untuk dia katakan pada orang tua Kenneth nantinya.

"Kau bilang apa barusan?" tanya Shawn yang tidak mendengar apa yang dikatakan Ken padanya.

Kenneth melirik sahabatnya itu dengan matanya dingin, "Dasar tuli!"

"Brengsek kau!" Shawn yang sedari tadi di sibukkan dengan mencari Kenneth dan membuat dirinya sangat lelah kini.

Tapi sahabatnya yang tidak punya hati ini malah mengejeknya. Siapa yang tidak kesal, hah?!

Pada saat mereka masuk ke dalam aula pesta, beberapa pasang mata melirik ke arah keduanya dengan pandangan lapar yang membuat kedua sahabat itu saling bergidik dan merinding di kulit masing-masing.

Raphael melambai pada Kenneth. Memberitahu putra bungsunya yang kebingungan mencari keberadaan dirinya.

Namun karena ruang keluarga William begitu besar, Kenneth tidak memerhatikan lambaian tangan Raphael.

Dorenza yang baru saja mendapatkan instruksi dari majikannya melalui earphone di telinganya, berjalan menghampiri Kenneth.

Kenneth dan Shawn mengikuti di belakang Dorenza, berjalan ke tempat dimana orang tuanya berada.

Saat Kenneth sudah berada di dalam ruangan yang tampak elegan dan klasik, dia melihat beberapa orang hadir di dalam ruangan itu.

Seorang pria paruh baya yang tidak dikenalnya juga berada di sana. Kenneth dan Shawn memberi salam tanda hormat pada pria yang seumuran dengan Raphael, lalu ikut duduk di kursi sebelah kanan, yang mana di khususkan untuk keluarga Wayne.

Meja dengan posisi melingkar itu, berhadapan dengan keluarga Wayne, Sam dan Stacy duduk bersama dan saling berbincang dengan tamu kenalan William. Sang tuan rumah pun juga tampak heboh begitu para lelaki pebisnis itu berkumpul seperti ini.

Lain halnya dengan Audrey dan Stacy yang memilih diam dan menjadi pendengar yang baik layaknya seorang istri yang sangat pengertian.

Ada dua kursi kosong di sebelah pria yang tadi dikenalnya sebagai Samuel Calgary, yang berhadapan dengan Kenneth juga Shawn.

***

Jika kota Swiss memiliki keluarga Wayne yang terkenal sangat berkuasa, maka di Belanda, keluarga O'Pry lah yang mendudukinya.

Tahun ini Media massa Internasional; Forbes, merilis orang-orang terkaya di dunia under 40 yang bertajuk  Billionaire. Dan kedua posisi yang masuk sepuluh besar di duduki oleh 3 orang dari Eropa. Salah satunya adalah Kenneth dan Sean.

Tidak mengherankan kalau jamuan pesta William berubah menjadi lebih ramai dan lebih hidup setelah kedatangan keluarga Wayne yang tidak terduga.

Seorang bujangan tampan dan keturunan keluarga dari konglomerat termashyur, seperti Kenneth dan Sean, siapa yang tidak tertarik memiliki hubungan dengan kedua lelaki penebar feromon berjalan tersebut?

Sayangnya, kedua lelaki yang mereka bicarakan, tidak tertarik sama sekali.

Jadi yang bisa gadis-gadis itu lakukan adalah terus bergosip tanpa kenal lelah, saling memamerkan kekuatan idola masing-masing.

Bahkan, pesona Kenneth pun tak kalah panas di bicarakan di antara wanita-wanita dewasa, yang menyebutnya sebagai suami idaman. Menggeser posisi Sean yang biasanya menjadi bahan perbincangan jika ada pesta seperti ini diadakan.

Sean masuk ke dalam aula pesta bersama dengan Bella, tangan keduanya tetap saling terjalin erat.

Banyak gadis-gadis di dalam aula melirik mereka dengan tatapan cemburu. Pasalnya, keinginan tersembunyi untuk menggaet salah satu taipan kaya dan membawanya ke atas ranjang, nyatanya gagal mereka lakukan karena sikap incaran gadis-gadis itu yang tak bersahabat sama sekali.

****

Salah satu dari gadis-gadis yang bergosip itu adalah Masha, yang kini berdiri bersama teman-temannya, dan seorang pria kaukasia merangkulnya dengan sangat intim.

Masha yang mulai jengkel karena kedatangan Sean bersama Bella, menepis kasar tangan berotot Jovan yang merayap di punggung setengah telanjangnya. Menggodanya.

"Berhenti Jo, banyak orang disini. Kalau Stacy sampai tahu, aku akan dimarahi olehnya."

"Tsk... Kau tak asyik, Sha. Lagipula sejak kapan kau jadi anak penurut begini." ejek Jovan pada Masha, yang kini menatap tajam kepadanya.

"Oke, oke, aku menjauh sekarang, puas?" tambah Jovan saat dilihatnya Masha bersiap-siap mengangkat tumitnya yang mengenakan high-heels yang sudah diarahkan pada kakinya.

Masha meniup poninya kesal, lalu merubah raut wajahnya yang tak sedap di pandang menjadi senyuman manis.

Jari-jarinya yang lentik mengelus rahang Jovan, membuat lelaki itu menggeram tertahan, sambil menatap Masha dengan tatapan panas seakan mau membakar gadis yang kini memiliki hubungan dekat dengannya.

"Jangan menggodaku, Baby! Atau aku akan menyetubuhimu disini, saat ini juga." bisik Jovan di telinga Masha, membuat gadis itu terkikik karena napas Jovan menggelitik telinganya.

"Kau akan mendapatkannya nanti, Jo. Tapi aku harus pergi dulu, Bella pergi ke tempat Wayne, bagaimana bisa aku berdiam diri di sini. Akan aku hubungi kau nanti."

Jovan mengembuskan napas frustrasi, karena kesenangannya harus tertunda.

Melihat Jovan kesal, Masha menarik wajah pria itu mendekat, meninggalkan ciuman basah di bibir tipis Jovan sebentar.