"Mana mungkin, kan?"
Plak!
"Eh kampret!" umpatnya, saat tangan Sasa sudah memukul kepalanya. "Sakit, napa sih lo, Sa? Bukannya elo bucinnya Nathan juga?"
"Bucin, bucin... bisa nggak sih lo hargain Nathan? Biar kek dia pacaran ama siapa aja tanpa harus kalian jelek-jelekin pasangannya? Dengan lo ngomong kayak tadi di depan Dinda, lo pada sama aja nyakitin Dinda. Dinda nggak pantes dapetin itu. Lagi pula, ya...," kata Sasa terhenti, ia lantas Sasa memandang ke arah Regar, dan Benny penuh selidik. "Kok bisa kalian yang sahabatnya Nathan nggak bisa peka, sih?"