"Huek! Pengen muntah gue, sok kecakepan banget, sih!" dengus Windy. Dia benar-benar muak dengan sosok yang ada di depannya itu. Sosok yang selalu sok kecakepan dan merasa paling sempurna sendiri. Padahal, semua orang juga tahu siapa dia sebenarnya.
"Eh, sok kenal Nathan, biar semua anak muji-muji dia karena bisa kenal ama Nathan, gitu kan?" timpal Selly.
Nathan merobek lembar-demi-lembar kertas bukunya, kemudian dia menjadikan bola-bola kecil dan dilempar kepada Dinda. Tapi, cewek itu benar-benar tidak menoleh sama sekali. Nathan agaknya gemas dengan Dinda yang seolah-olah tak mengenalnya, bahkan seolah tak menganggap dirinya ada. Tapi, dia tak menyerah, dia terus saja membuat bola-bola dari kertas tersebut kemudian melemparkannya pada Dinda.