Pagi ini perwakilan SMA Airlangga sudah kembali ke sekolah lagi. Namun begitu mereka dibebas tugakan, sebab mereka disuruh untuk mengumpulkan makalah tentang apa yang telah mereka pelajari selama di SMA Wijaya Kusuma.
Sama halnya dengan Dinda, yang seharian memilih untuk berada di perpustakaan, mencatat beberapa hal untuk bahan makalahnya. Menyembunyikan diri dari keramaian, mungkin itu adalah hal terbaik yang harus ia lakukan sekarang.
Dia ingat percakapannya dengan Nathan kemarin, yang berakhir keduanya saling diam tanpa saling sapa lagi.
"Murung aja lo, Din, udah kayak ayam petelor yang dimintai telornya tiap pagi," ledek Sasa, kemudian cewek itu duduk di depan Dinda. Membawa beberapa lembar kertas folio kemudian mencatat beberapa point-point penting di sana.
"Tumben rajin? Biasanya kan lo lebih mentingin dandanan lo ama Gisel dari pada belajar," sindir Dinda.
