Gu Mang menyalakan laptopnya dan ia pun langsung membuka aplikasi gamenya. Saat ini Lu Shangjin mulai merasa pusing melihat sikap Gu Mang yang sulit diatur.
Kemudian Lu Shangjin pun menghela napas dan berkata, "Baiklah, kalau begitu kamu bisa bebas jalan-jalan selama dua hari ini. Apakah kamu butuh kendaraan? Jika kamu mau aku akan berikan kuncinya."
Tangan gadis yang ramping dan indah itu memegang mouse, kemudian mengetik di atas keyboard dengan cepat. Ia sama sekali tidak menatap Lu Shangjin.
Keadaan ini benar-benar sulit. Batin Lu Shangjin.
Gu Si saat itu sedang memegang salah satu ponsel lipat milik Gu Mang, ia masih menyempatkan untuk untuk mendongakkan kepalanya, dan berkata, "Tidak perlu kendaraan, selamat tinggal Paman Lu."
Lu Shangjin hanya terdiam dan tidak menjawab apapun, "..."
Kedua kakak beradik ini sama saja, mereka memang tidak memiliki karakter yang baik. Lu Shangjin merasa sedikit ragu menerima kehadiran mereka berdua di rumahnya.
Lu Shangjin merupakan seorang Kepala Dinas Kejaksaan Kota Ming yang hebat. Ia adalah orang nomor satu di Kota Ming. Meskipun dikenal sebagai orang hebat nomor satu di Kota Ming, namun ternyata ia juga memiliki hari yang serba dilema seperti ini.
*
Setelah selesai mandi Gu Mang keluar dari kamar mandi sambil menyeka rambutnya. Kemudian ia pun menurunkan kelopak matanya saat mendengar Gu Si sedang mengobrol dengan seseorang, ia mengangkat kelopak matanya dan memperjelas pandangannya.
Saat itu Gu Si sedang duduk di depan laptop milik Gu Mang. Entah bagaimana bocah ini bisa memecahkan sandi laptopnya. Gu Mang menganggap ini adalah sebuah kemajuan yang dialami adiknya.
Pada layar laptop itu terlihat seorang perempuan yang centil. Riasan terlihat sangat indah, bulu mata yang sangat panjang, dan eyeliner biru. Ia tersenyum dengan aura yang mempesona. Ia terlihat seperti siluman yang siap untuk membuat masalah di kehidupan manusia. Latar belakangnya adalah lantai dansa sebuah bar.
"Halo, Adik Kecil Gu." Wanita itu tersenyum licik sambil menatap Gu Si, ia menyipitkan sedikit menyipitkan matanya. Kulitnya terlihat sangat putih, ia mengenakan pakaian kulit, sehingga terlihat cantik dan seksi. Saat itu terlihat ada banyak pria di sekitarnya.
Gu Si bertanya dengan mata berbinar, "Kakak Lin, apakah bar itu seru?"
"Yup, seru sekali. Lihatlah betapa ramah dan meriahnya suasana di belakangku." Lin Shuang mengangkat alisnya, dan nada suaranya penuh rayuan, "Adik Kecil, ayo biarkan Kakakmu mengajakmu bermain."
Gu Si dengan penu semangat berkata, "Oke, oke! Aaah…"
Tiba-tiba Gu Mang mengangkat kerah baju bagian belakan adiknya itu, lalu melemparkannya ke tempat tidur dengan keras.
Gerakannya begitu cepat dan kasar. Sehingga tubuh Gu Si pun langsung jatuh terlempar.
Ketika Gu Si berusaha bangun dari tempat tidur, ia melihat kakaknya sudah duduk di tempat yang tadi ia duduki. Kakaknya itu duduk sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja.
Sambil bersandar dengan santai di kursi dengan sudut tiga puluh derajat, sikapnya terlihat sangat stabil. Aura gadis yang duduk di kursi itu terlihat sangat liar.
Gu Mang menyeka rambutnya, lalu membuka mata dengan tatapan yang dingin. Kemudian ia pun melirik Lin Shuang, terlihat kabut dingin memenuhi matanya.
Lin Shuang cemberut dengan genit, "Ada apa, lihatlah dirimu!"
"Jangan merusak Adikku." Suara Gu Mang terdengar sangat dingin, ia seolah memberi kesan ancaman di dalamnya. Kemudian Gu Mang berkata dengan nada yang malas, "Ada urusan apa mencariku?"
Lin Shuang minum seteguk bir sambil tersenyum dengan mempesona.
"Aku pindahkan sedikit GPS yang menunjukan posisimu dan menipu orang-orang Keluarga Lu yang pergi mencarimu ke bar ini. Apakah kamu mau datang bermain?"
Gu Mang terdiam sesaat, kemudian ia meletakkan handuk di atas meja sembari berkata, "Apa kamu takut dunia akan kacau balau karena tujuan pribadi?"
"Bagaimana aku bisa takut dunia akan kacau balau karena tujuan pribadi?" Lin Shuang sangat suka bermain, terutama jenis permainan kotor, lalu ia pun bertanya, "Apakah kamu tidak tertarik pada Tuan Muda Lu itu?"
"Jangan meremehkan dia." Kata Gu Mang.
Usia adalah penyamaran terbaiknya. Tidak ada yang pernah menyangka, bahwa seorang dokter jenius Tradisional Tiongkok yang melegenda, ternyata berusia tujuh belas tahun.
Tapi untuk Lu Chengzhou, Gu Mang tidak berani bersikap macam-macam di depannya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak.
"Bagaimana mungkin aku berani memandang rendah Tuan Muda Lu yang terkenal di
Ibukota ini." Lin Shuang merentangkan tangannya dan bertanya, "Kamu benar-benar tidak mau datang? Bar ini sedang mengadakan lelang malam ini. Yang terakhir adalah sepotong batu giok, yang memiliki efek menenangkan dan meningkatkan konsentrasi, hasilnya cukup luar biasa. Dalam beberapa tahun ini, bukankah harus terus mempelajari tentang pengobatan mental dan saraf."
Di dalam tatapan mata Gu Mang terdapat banyak emosi, "Kamu di mana sekarang?"
"Tianque."
Tianque merupakan area dunia hiburan paling mahal di Kota Ming. Hanya orang-orang yang kaya dan elit yang bisa bermain di sana.