Chereads / Tale of Hades Bride / Chapter 29 - Mencari Tahu Tentang Aaron 2

Chapter 29 - Mencari Tahu Tentang Aaron 2

Sepulang dari mall, Haya terus memikirkan kata-kata Erika. Ia tidak bisa mencari informasi tentang Aaron karena pria itu begitu misterius. Sekarang ia juga tidak bisa mengecek plat mobil Aaron lagi karena pria itu sudah ganti plat nomor. Cara satu-satunya adalah mencari tahu tentang Aaron dari orang yang mengenal pria itu.

Masalahnya siapa yang mengenal Aaron?

Haya tahu sendiri Aaron ibarat orang tanpa identitas, sosial media dan kawan. Bagaimana mungkin Haya bisa menemukan seseorang yang mungkin mengenal pria itu?

Tunggu, ada satu orang yang mengenal Aaron sekalipun orang itu bukan kawannya. Ibas! Ya, pria busuk itu pasti tahu identitas Aaron, batin Haya.

Tanpa pikir panjang, Haya segera pergi ke penjara. Di sana ia dicegat oleh sipir penjara yang tidak suka kedatangan polisi di hari Minggu.

Tapi Haya punya cara agar lolos bertemu Ibas dan membungkam mulut sipir penjara selamanya. Menggunakan kekuasaan ayahnya, Inspektur Jendral Ardi.

"Siapa kamu?" tanya salah seorang sipir penjara bertubuh tinggi dengan wajah tidak suka. Sipir penjara biasanya tidak suka ada kunjungan di hari Minggu.

Haya menunjukan kartu identitas kepolisiannya.

"Untuk apa Detektif Haya ke sini?" tanya sipir itu lagi.

"Saya mau menemui Ibas," jawab Haya santai.

Alis sipir penjara itu berkerut. "Ibas? Si bandar narkoba? Hmm… sepertinya tidak bisa, Detektif Haya. Anda harus punya surat ijin kalau mau bertemu Ibas."

Haya merogoh lencana ayahnya di saku. "Inspektur Jendral Ardi meminta saya bertemu dengan Ibas. Ini surat dari Inspektur Jendral Ardi."

Mendengar nama Inspektur Jendral Ardi, ekspresi sipir penjara itu berubah takut. Dia tidak berani memeriksa surat tersebut karena Haya membawa lencana asli milik Inspektur Jendral Ardi.

Akhirnya Haya bisa melenggang masuk ke dalam lembaga pemasyarakatan dengan tenang. Andai dia bisa bebas menggunakan nama ayahnya pasti dirinya lebih mudah mengintrogasi orang ataupun menyelesaikan kasus lalu segera naik pangkat. Sayangnya Haya belajar untuk tidak menumpang dibalik nama besar ayahnya.

Kata ayah menumpang pada nama besar orang tua hanya akan membuat seorang anak lemah. Mereka akan tumbuh jadi pribadi yang kurang tangguh dan mudah menyerah saat menghadapi masalah. Itulah yang dipegang Haya saat ini. Dia ingin menjadi polisi yang tangguh dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi kesulitan.

Tak lama Ibas muncul di ruang jenguk tahanan. Pria itu mengenakan kaus tahanan berwarna oranye. Bekas luka masih ada di tubuh pria gemuk itu, tapi kondisi kesehatannya sudah pulih. Ibas di borgol agar tidak melukai Haya.

"Kamu!" Ibas kaget melihat Haya muncul menemuinya. Pria itu ingat kalau Haya lah yang menangkapnya di kafe tempo hari. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku ingin bertanya beberapa pertanyaan padamu." Haya sambil menatap serius Ibas.

Ibas terlihat tidak senang. "Rupanya kalian sama sekali gak menyerah. Aku udah bilang kalau kejadian malam itu, aku dan anak buahku berniat kabur…"

"Bukan. Aku gak ingin bertanya tentang itu," potong Haya. "Aku ingin bertanya tentang… Aaron padamu."

Mendengar nama Aaron, bulu kuduk Ibas berdiri. Kenapa polisi ini bisa tahu tentang Hades, batinnya.

"Melihat wajahmu, aku yakin kamu tahu siapa Aaron," kata Haya yakin. Tepat seperti dugaannya. Ibas mengenal Aaron atau setidaknya tahu tentang pria itu.

"Aku gak tahu siapa Aaron," jawab Ibas kesal.

Haya tersenyum. "Benarkah? Kalau begitu kenapa wajahmu terlihat takut sewaktu aku menyebut namanya? Kamu pikir aku gak tahu?"

Ibas terlihat semakin pucat.

"Jadi apa hubunganmu dengan Aaron? Kenapa dia terlihat mengincarmu?" Haya semakin tertarik dengan obrolan ini.

Haya berbohong. Dia tidak tahu apakah Aaron mengincar Ibas. Tapi ekspresi Ibas terlihat kaget. Pasti pria itu menyangka polisi sepertinya tahu kalau Aaron mengincarnya.

Ibas menghela napas. "Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? Kalau kamu mau tahu siapa pria itu harusnya kamu mencari tahu sendiri. Aku gak mau berurusan dengan orang itu!"

"Aku bertanya karena mau memastikan sesuatu tentang tentang Aaron," kata Haya.

Ibas menyipitkan mata. "Apa?"

"Aku pernah berkencan dengan Aaron. Kami bertemu di sebuah klub malam dan menghabiskan waktu di kastilnya beberapa kali. Aku ingin mengenal Aaron lebih dalam karena dia terlalu misterius." Haya mengutuk dirinya karena mengatakan kata-kata bodoh seperti ini.

"Kamu berkencan dengan Hades?" Ibas tidak percaya pada pendengarannya. "Wanita sepertimu berkencan dengan ketua gangster besar? Kamu pikir aku bodoh?!"

Deg! Siapa Hades? Ketua gangster besar? Aaron, pria gila itu seorang ketua gangster besar?

"Aku gak bohong." Haya merogoh ponselnya dan menunjukan nomor ponsel Aaron. "Aku punya nomor telpon dan aku pernah ke kastilnya."

Tanpa Haya duga, Ibas tertawa. "Astaga, kamu kekasih Hades? Ckckck selera pria itu buruk. Berkencan dengan polisi ide yang buruk."

Siapa juga yang mau berkencan dengan Aaron, batin Haya kesal. Tapi ia terus menunjukan wajah tenang di depan bandar narkoba itu.

"Baiklah. Aku percaya kalau kamu memang pernah berkencan dengan Hades. Pria itu hampir tidak pernah jalan dengan wanita manapun dan itu bukan rahasia lagi di masyarakat bawah tanah. Kalau sampai kamu pernah ke kastilnya tandanya kamu memang berkencan denga pria itu."

Banyak sekali kata-kata yang Haya tidak pahami dari Ibas. Apa itu masyarakat bawah tanah?

"Tunggu, aku tahu Aaron itu ketua gangster besar." Haya berbohong lagi. "Tapi aku gak tahu kenapa kamu menyebutnya dengan sebutan Hades?"

"Kamu ini berkencan tapi gak tahu apa-apa dengan dia ckckck," ledek Ibas. "Hades adalah gelar untuk ketua gangster besar. Masyarakat bawah tanah tidak berani menyebut namanya langsung seperti kamu menyebutnya. Itu tidak sopan! Mereka selalu memanggil Aaron dengan sebutan Hades."

"Pria itu ditakuti oleh semua masyarakat bawah tanah. Kenapa? Karena semua yang berurusan dengannya akan mati. Pria itu kejam dan kamu malah berkencan dengannya. Ckckck. Aku tidak menyangka polisi sepertimu bisa jatuh hati pada Hades."

Haya kaget. Dia berusaha tenang tapi hatinya kaget luar biasa. Aaron pria yang pernah mengiriminya makanan, memayunginya ketika hujan, menciumnya dan meminta nomor telponnya adalah ketua gangster besar yang sangat menyeramkan.

Tapi kenapa pria itu begitu lembut padanya? Aaron tidak pernah melukainya. Tapi dari cerita Ibas, sosok Aaron terlihat seperti pembunuh berdarah dingin.

"Apa buktinya kalau dia ketua gangster? Aku gak percaya," kata Haya. "Dia kelihatan baik. Dia terlihat mencintaiku."

Astaga, kenapa aku berkata seperti itu, batin Haya penuh sesal. Dia membuat cerita kalau Aaron mencintainya.

"Cinta? Cih!" ledek Ibas geli. "Mana mungkin seorang Hades jatuh cinta. Dia itu berbahaya. Kalau kamu tidak percaya dengan kata-kataku, kamu bisa cek tubuh pria itu. Ada tato api hitam di sana."

"Tato api hitam?"

"Katanya kamu tidur dengan Hades! Kenapa kamu gak tahu tentang tato itu?" Ibas kesal.

Haya mengangguk buru-buru. "Ya aku ingat. Aaron punya tato di tubuhnyanya. Apa itu ada maknanya?"

"Tentu saja. Masyarakat bawah tanah yang bisa memiliki tato seperti itu hanyalah anggota gangster Hades. Itu semacam identitas. KTP. Setiap gangster punya identitas rahasianya masing-masing."

Haya jadi berpikir mungkinkah orang yang bertato kompas yang menembak Kapten Ji dua tahun lalu juga anggota gangster? Kalau iya, dia anggota gangster mana?

"Lalu kenapa dia mengincarmu?"

"Ya apa lagi kalau bukan untuk mengintrogasiku soal senjata api?! Pria itu—maksudku Hades mencari orang yang membuat senjata api. Entah apa yang dia inginkan sampai harus memukuliku," gerutu Ibas kesal.

Rupanya Aaron memang benar menculik dan mengembalikan Ibas ke penjara. Pria itu menculik hanya untuk tahu tentang senjata api. Kenapa Aaron ingin tahu? Apa ada kasus besar dibalik ini?

"Baiklah," kata Haya pada akhirnya.

Sebelum Haya keluar, Ibas menatapnya dengan sungguh-sungguh. "Kamu harus menjauhi Hades. Tidak ada orang yang selamat jika berurusan dengan orang itu. Tahu kenapa julukannya Hades? Dia seperti dewa kematian bagi masyarakat bawah tanah. Semua anak buahnya juga berbahaya. Kamu mungkin menjadi favorit Hades saat ini tapi kita tidak pernah tahu di masa depan apakah kamu akan terus menjadi favoritnya."