"Lah belom balik? Gue kira udah," ucap Arvin yang menghentikan langkahnya dan duduk di samping Rena.
"Itu masih ada pembeli yang dateng," ucap Rena melihat beberapa orang yang masuk ke café. Arvin tersenyum mengangguk.
"Iya, gue istirahat lima menit," ucap Arvin cengengesan.
"Ohh, gituh."
"Oh, iya. Lo udah inget gue?" tanya Arvin melihat ke arah Rean.
"Harus banget gue inget lo?"
Rena diam-diam menendang kaki Rean dari bawah dan memberi kode agar tidak terlalu bersikap dingin pada teman lamanya. Namun, cowok itu tampak terlihat tak acuh sambil memutar bola matanya malas.
"Enggak harus si, gue cuma heran aja. Masa si temen SMP yang lo inget cuma Rena doang," ucap Arvin diakhiri tertawa kecil.
"Gue inget Josen."
Rena mengangkat satu alisnya. Apakah Rean yakin dengan ucapannya? Bukan kah di hari pertama masuk Rean tak mengenali Josen? Gadis itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Oke, baiklah."