Perlahan tangan Josen membuka lilitan perban itu yang melingkar di pergelangan tangannya, entah kenapa ada perasaan takut menyelimuti Josen ketika melihat sedikit garis-garis luka di pergelangan.
Saat itu juga mata Josen terbelalak lebar ketika melihat luka yang masih basah dan mengeluarkan sedikit darah. Tatapan tidak percaya terlukis dalam wajahnya, dia tidak menyangka kalau cewek di hadapannya melakukan hal ini.
Kenapa Yunbi melakukan ini? Apa cowok tadi mencengkeram luka Yunbi? Pikir Josen yang terlintas dalam kepalanya.
"Bi … apa lo—"
"Iya," potong Yunbi cepat karena tau apa yang akan ditanyakan oleh Josen.
"Kenapa, Bi? Lo pasti ada alasan, kan?" tanya Josen dengan berhati-hati karena takut Yunbi akan marah.
Yunbi terdiam, hatinya kembali sesak ketika ingat apa yang menimpa dirinya. Tidak diakui anak, dan dianggap anak pembawa sial, anak pembunuh membuatnya sangat terpukul selama ini, tapi ketika bersama dengan teman, dia bisa melupakan masalah sedikit.
Namun,