Taeyong memutuskan untuk meninggalkan keluarga jung, menutup bisnisnya yang masih belum berjalan hingga setengah bulan itu setelah mengakhiri hubungannya dengan jaehyun sebulan lalu. Ia sebenarnya juga tidak rela meninggalkan eomma dan appa jung, begitu pula dengan bibi kim. Sekarang mereka berempat sudah berada di tempat tunggu bandara, tanpa jaehyun tentu saja.
"Hikkss hikks aku akan merindukanmu taeyong-ah." Eomma jung memeluk taeyong erat sambil terisak di pundak pria yang sudah menyentuh angka 2 itu, rasanya seperti melepas anak bontonya yang akan pergi keluar tanpa pendampingannya
"Aku juga eomma..., Taeyong akan sering mengontak dan menelepon eomma kalau taeyong ada waktu saat di sana." Eomma jung mengangguk paham sambil mengelus surai lembut taeyong
"Appa akan mengirimimu uang bulanan, jaga dirimu baik² arraseo?" Taeyong mengangguk, kondisi dirinya sudah terlihat lebih baik daripada hari² kemarin
"Appa ingat, jangan banyak eung." Appa jung mengangguk lalu memeluk mantan calon menantunya itu sambil menahan air matanya
"Bibi, terima kasih untuk selama ini.." Tubuh mungil taeyong memeluk wanita paruh baya itu, seketika kantong air mata bibi kim pecah dan membasahi kaos bagian pundak miliki taeyong yang sebelumnya telah di basahi sang nyonya besar
"Jaga diri baik² ya nak." Untuk terakhir kalinya ia mencium pipi tirus taeyong lalu menghapus air matanya kasar dan cepat
'Perhatian, untuk para penumpang pesawat Korea Airlines dengan nomro penerbangan KA*** tujuan Inggris dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu C3, terima kasih.'
"Eomma, appa, bibi kim...taeyong berangkat dulu ya^^."
"Sobb, hati² sayang-!" Taeyong tidak bisa memalingkan pandangannya, ia terus melihat ke arah tiga orang yang sudah tidak muda itu sambil melambaikan tangannya dengan senyum khasnya
"Eomma, appa, bibi kim, aku akan kembali secepatnya menemui kalian lagi kapan²." Gumamnya sambil tersenyum tipis, tujuan taeyong pergi ke inggris adalah melupakan dan merelakan jaehyun, melakukan rehabilitasi medis mandiri di sana, dan bertemu teman korea onlinenya yang tinggal dan bekerja di sana
...
Hari ini adalah pertemuan antara sesama keluarga jung, eomma dan appa jung terus tersenyum dengan terpaksa dan tidak ada sama sekali ketulusan di dalam senyuman itu. Ya, jaehyun dan chaeyeon akan meminta ijin kepada eomma dan appa jung jaehyun tentang rencana pernikahan mereka alias bertunangan.
"Jadi bagaimana dengan tunangannya nyonya dan tuan jung?" Tanya appa jung dari pihak perempuan
"Kami tidak menyetujuinya, tidak akan pernah." Balas eomma jung kesal, ia berusaha to the point
"Eomma.." jaehyun menunjukkan tatapannya yang seperti sedang memohon tapi tetap memperlihatkan wajah dingin dan santainya kepada kedua orang tuanya itu
"Eomma bilang tidak ya tidak, iya ya iya. Saya tidak mau membuang waktu saya hanya untuk acara pertemuan tidak jelas ini." Eomma jung beranjak dari sisi appa jung meninggalkan ruang tamu dengan perasaan kesal
Jaehyun menghela nafas berat sambil terus mengelus punggung tangan chaeyeon yang terlihat gugup dan sedih karena penolakan dari calon ibu mertuanya.
"Emmm.., bagaimana dengan tuan jung?" Tanya canggung nyonya jung pihak perempuan
"Saya pun sependapat, maaf."
"Appa relakan dan lupakan anak itu, tidak bisa kah?" Tanya risih jaehyun
Kedua kaki yang sudah rapuh dan sedikit tidak kuat itu berdiri, menghampiri anaknya yang sekarang duduk di hadapannya, "MENIKAHLAH SESUKAMU, HIDUPLAH SESUKAMU ASAL KAU TIDAK MEMINTA BANTUANKU LAGI!" Bentak sang kepala keluarga, "KURANG BAIK APA TAEYONG PADAMU JUNG JAEHYUN, APA DIA PERNAH BERBUAT SALAH PADAMU SAMPAI KAU MENGAMBIL KEPUTUSAN SAMPAH INI HAH?!" Kepala appa jung tiba² terasa nyeri dan sangat pusing, membuatnya kembali mengambrukan dirinya di tempat semula ia duduk
"Appa tidak akan mengerti perasaanku..., EOMMA BAHKAN TAEYONG TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI PERASAANKU, HANYA CHAEYEON LAH YANG SELALU MENGERTI-!" Jaehyun ikut meninggikan suaranya
"Apa yang kau banggakan dari wanita jalang ini hah? KOTOR!" Appa jung beranjak kembali dan menampar pipi anak orang itu sedikit tidak bertenaga, kalau dia adalah laki² mungkin sudah ia pukuli bertubi-tubi. Dan alasan yang kedua, chaeyeon tengah...mengandung generasi penerus kedua keluarga jung ini
"Heyy, beraninya kau bersikap seperti itu kepada putri kami!" Protes kedua orang tua chaeyeon yang spontan berdiri
"...Didik dan ajari putrimu itu agar memiliki attitude yang baik, bukannya menjadi l*nte br*ngsek seperti ini!" Bibi kim berusaha menenangkan tuan besarnya, lalu membawa tuannya itu menjauh ke kamar agar lebih tenang
"Tuan, biar sa-"
"Usir mereka, suruh mereka pergi! Begitu pula dengan jaehyun jika dia masih bersikeras untuk menikahi wanita kotor itu."
"Ba-baik tuan." Bibi kim membungkuk cepat dan segera keluar kembali untuk menghadap keluarga chaeyeon, begitu pula dengan sang tuan muda
"Emmm, tuan dan nyonya jung sudah tidak ingin membicarakan tentang ini lagi. Jadi mereka me-"
"Ya kami sudah menduganya, titip salam untuk nyonya dan tuan jung bahwa terima kasih atas waktunya." Bibi kim membungkuk sejenak lalu melirik ke arah sang tuan muda, "Tuan muda, anda di suruh untuk berkemas-kemas jika masih memegang keputusan tuan."
"Baiklah." Jaehyun segera pergi ke kamarnya, sementara chaeyeon menyuruh orang tuanya untuk pulang duluan saja karena ia akan membantu jaehyun untuk berkemas-kemas
*KAMAR JAEHYUN*
"Daddy, perlu aku bantu kah?" Tanya chaeyeon yang tiba² menyelonong masuk
"Tidak perlu, kau istirahat saja. Aku tidak membawa banyak hal kok." Chaeyeon mengangguk mengerti sambil duduk di kasur double bed milik lelaki jangkung yang kini berstatus miliknya itu, dan juga ayah dari janin yang tengah ia kandung
Saat melihat sekeliling kamar jaehyun, tidak sengaja matanya menangkap sebuah pigura yang di isi foto dua anak laki² yang bergaya sambil menghadap kamera. Chaeyeon berjalan mendekati pigura foto itu dan langsung membantingnya tanpa basa basi.
"Kau sudah tidak memerlukannya lagi kan dad?"
"Ahhh foto itu..tentu saja tidak." Chaeyeon tersenyum senang ketika mendengar tanggapan itu, keduanya segera pergi meninggalkan kamar jaehyun, membiarkan pula lembaran yang tercetak foto masa kecil jaehyun dan taeyong tidak pada tempat yang seharusnya
...
*STARBUCKS*
Taeyong tengah bersiap-siap untuk menemui temannya yang sudah ia kenali sekitar pertengahan semester kuliah. Ia tengah merapikan surai warna merah mudanya yang mulai luntur, tidak lupa juga untuk mengenakan liptint agar bibirnya terlihat sehat dan tidak pucat. Memakai sedikit eye shadow di bagian kelopak matanya agar matanya semakin terlihat segar dan cerah.
/klingg~
"Welcome sir."
"Taeyong-ah." Merasa namanya di panggil, ia langsung mendongak dan betapa terkejutnya saat melihat lelaki dengan gigi sedikit menonjol ke depan mirip kelinci itu, surai hitam yang mengkilau seperti batu obsidian, dan memakai setelah jas kerja berwarna biru navy yang lengkap. Sepertinya lelaki itu baru saja selesai kerja.
"Ahh..doyoungie~." Taeyong melambaikan tangannya lalu menyuruh lelaki bernama doyoung untuk duduk menghadapnya
"Akhirnya kita bisa ketemuan juga setelah sekian lama."
"Ahaha iya.., ternyata kau masih fasih berbahasa korea."
"Iya dong, pindahnya juga pas kuliah juga."
"Benarkah? Hufftt katamu saat SMA.."
"Sejak kapan aku bilang SMA?"
"Ahhh, mungkin aku salah ingat.."
"Matamu sudah tidak bengkak lagi, syukurlah." Taeyong hanya tersenyum canggung menanggapi pembicaraan yang sengaja diganti oleh sang lawan bicara, doyoung mengerti tentang teman cantiknya itu baru saja putus dari kekasihnya, ia juga tau taeyong kemari tidak hanya untuk menemui dirinya, dan doyoung juga tau bahwa taeyong mengidap kelainan buta warna total dan massa ototnya lebih kecil daripada manusia pada umumnya. Pokoknya tentang taeyong ia hampir tau segalanya
"Besok kau akan memulai rehabilitasinya?" Taeyong mengangguk lalu membalas, "I-iya, doakan semoga lancar ya.."
"Aku akan menemanimu kesana besok jika kau mau, aku bisa mengambil cuti."
"Jangan memaksakan dirimu doy, aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Aku jamin mantan pacarmu akan menyesal telah meninggalkanmu seperti ini, dasar seme tidak tau diri.."
"Aishh, kamu ga boleh punya rasa dendam gitu dong. Cukup lupakan dan maafkan saja jangan di pendam^^." Doyoung hanya bisa membalas dengan senyumannya yang menahan air mata pula, bisa²nya dia mengenal sosok uke sekuat lee taeyong. Kebanyakan uke pasti akan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya daripada menjalankan rehabilitasi psikologinya karena memakan dana sedikit besar hanya untuk konsultasi dan obatnya
"Semangat lee taeyong, kau pasti bisa menghadapi semua cobaan ini." -batin doyoung