Chereads / Monochrome Rose / Chapter 13 - WHICH ONE?

Chapter 13 - WHICH ONE?

Sudah 2 bulan taeyong tak kunjung pulang karena ia masih melakukan rehabilitasi untuk kesehatan mentalnya, mungkin selama 4 bulanan ia akan menjalaninya hingga kondisinya membaik dan lega dari segala tekanan yang selalu ia pendam selama 25 tahun hidup.

/katalk~

/katalk~

"Ehhh yong, hpmu bunyi terus tuh." Ucap doyoung yang masih fokus memainkan benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya

"Ihh bentarlah, orang lagi keringin rambut."

...

Chat: Jaehyun

(JH) Gimana, kamu udah mikirin keputusannya?

(TY) Belum jae, maaf membuatmu menunggu>︿<.

(JH) Gapapa, pikirin baik. It's okay. I will wait.

(TY) Ok makasih jae.

"Huuaaa, young gimana ini?"

"Dihh kan aku udah bilang turutin aja maunya, kamu ga mau anak itu di aborsi kan?"

"Ta-tapi.."

"Udah jalanin aja yong, aku bakal selalu bantuin kamu kalau ada apa²." Taeyong terdiam, ia benar² semakin di buat pusing dengan 2 pilihan itu. Di sisi lain, ia tidak mau memberi jaehyun kesempatan kedua agar pria jangkung itu sadar dan menyesal sejadi-jadinya atas perilaku berdosanya. Di sisi lain pula, ia tidak mau jaehyun memaksa chaeyeon untuk mengaborsi darah daging mereka sendiri, membiarkan bayi yang tidak berdosa itu mati dengan sia².

Taeyong kembali menatap ponselnya dengan perasaan pasrah, dengan lincah jarinya langsung mengetik pesan untuk jaehyun.

(TY) Baiklah, ayo kita rawat anak itu bersama.

...

Semenjak taeyong setuju dengan keputusan jaehyun, pria jangkung itu jadi sering menghubungi taeyong hanya untuk basa basi menanyakan kabar. Taeyong juga senang karena jaehyunnya yang dulu telah kembali, ia harap keadaan tidak kembali hancur dan menyakitkan seperti dulu.

Taeyong tidak sabar untuk pulang, menemui keluarga yang bahkan tak ada hubungan sedarah sedikitpun dengannya tapi begitu menyambutnya dan menyayanginya dengan sepenuh hati sepeti anak sendiri.

"Eomma, appa, jaehyun, bibi kim, aku merindukan kalian." Gumamnya sambil memeluk bantal yang selalu ia buat tidur

"Aku jadi kangen juga bau badan jaehyun.." -batinnya sambil menenggelamkan wajahnya cantiknya ke bantal empuknya, membayangkan bahwa yang ia peluk sekarang adalah jaehyun

/dutt..dutt..

Panggilan masuk: Jaehyun

(JH) Chaeyeon sudah menyetujui bahwa kita akan merawat bayi yang ada di kandungannya.

(TY) Jae, aku sedikit ragu.

(JH) Kenapa?

(TY) Aku hanya kasihan dengan chaeyeon, dia udah capek² mengandung dan melahirkan tapi anaknya di ambil gitu aja.

(JH) Aku tau tapi dia juga punya sugar daddy lain selain aku.

(TY) Hngg? Jadi dia tidak mencintaimu?

(JH) Karena aku membayarnya sedikit mahal, jadi dia memperilakukanku berbeda. Dia juga memberikan keperawanannya kepadaku.

(TY) Jadi dia belum pernah berhubungan badan dengan sugar daddynya yang lain?

(JH) Mungkin saja, sudah lupakan dan jangan membicarakannya lagi.

(TY) Baiklah, aku akan pulang 2 minggu lagi jadi tunggu ok (∩^o^)⊃.

(JH) Tentu, aku tidak sabar kembali melihatmu bu.

(TY) Kau benar² sudah menarik larangan panggilan bubu-jeje?

(JH) Nde, ku mohon kembali memanggilku jeje.

(TY) Ok jeje^^.

(JH) Bagaimana kondisimu? Sudah membaik kah?

(TY) Iya sudah kok sebenernya, seharusnya udah boleh pulang dari awal bulan.

(TY) Tapi aku masih kasian ga rela ninggalin doyoung karena harus temenan jarak jauh lagi.

(JH) ...Kau tinggal dengan teman onlinemu?

(TY) Nde, ya sudah aku tidur dulu ya je, jangan lupa makan teratur^^.

(JH) Hm, jalja..

/tuttt..

Ketika telpon itu telah terputus, air mata jaehyun perlahan-lahan mengalir tanpa seijinnya. Dia rindu taeyong, dia juga sangat menyesal dengan perbuatan yang ia lakukan kepada pria manis tak berdaya itu hingga membuat hubungan mereka pecah seperti gelas. Walaupun di susun kembali nantinya, tetap saja akan ada bekas retakan yang tidak bisa terlihat cantik dan sempurna seperti dulu. Kebanyakan orang pasti akan membuang serpihan gelas itu dan melupakannya dengan mudah, tapi jaehyun berusaha memperbaiki hubungannya walaupun tidak sesempurna dan sebahagia dulu.

"Bubu, mianhaeyo..aku benar² bodoh dan egois!" Ia memekik tapi berusaha meredamnya dengan menenggelamkan wajah tampannya ke bantal yang sedang ia peluk agar penghuni rumah lainnya tidak khawatir dengan keadaan dirinya sekarang

"Aku tau pasti kau tidak memaafkanmu sepenuhnya, tetapi aku masih bersyukur karena kau mau kembali ke pelukanku. Aku janji kau tidak akan memutar film yang sama lagi bu." Ia menangis, sungguh deras. Jaehyun merasa bahwa ini kali pertamanya ia menangis sederas dan sesakit itu selama hidupnya

...

/dar!

Suara besi panas yang melesat dengan kecepatan sangat tinggi dari pistol kecil itu menembus kepalanya, rasa sakit yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata² karena responnya hanya membisu lalu tergeletak tidak sadarkan diri di dalam taksi yang sedang ia tumpangi dan kursi belakang taksi itu bersimbah darah. Taeyong melihat dirinya membuang banyak sekali darah di kursi duduk taksi itu, tidak berhenti². Tapi anehnya, ia bisa melihat dan merasakan sakit dan nyeri dari peluru yang menembus kepalanya.

Ya, taeyong sedang bermimpi sekarang.

Taeyong ingin mendatangi badannya tapi tubuhnya tidak bisa bergerak, ini bukan lucid dream. Tiba² di depannya berganti adegan di mana tubuh kurusnya berbaring lemas seperti mayat di bangsal darurat rumah sakit, tubuh itu mendapatkan penanganan cepat dari sang dokter yang sedang mengecek keadaan pasien lain di IGD. Segala macam cara mereka gunakan, mengejutkan jantung pria cantik itu berulang-ulang dan memasangkan alat deteksi denyut jantung di jarinya.

Jantung taeyong berdetak sangat lemah, perawat juga sibuj memperban kepala bocor taeyong di mimpi itu dengan tergesa-gesa, berharap pasiennya itu selamat walaupun kemungkinannya sangat kecil sekali. Taeyong hanya bisa melongo melihat tubuhnya itu terus dikejut di bagian dada, di benar² tidak bisa melakukan apapun dan tangannya di buat gemetar karena takut. Ia melihat siapa yang menembak dirinya di dalam mimpi itu hingga membuatnya hampir mati dengan cara menyedihkan seperti ini.

/tittt~

Suara alat pendeteksi denyut jantung itu berbunyi sangat kencang, membuat pasien di bilik lain kaget karena mengetahui pasien yang butuh pertolongan darurat itu telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Dokter dan beberapa perawat melihat ke arah layar alat itu, menghembuskan nafasnya panjang dan menunduk lalu segera menutup tubuh tak bernyawa lagi itu dengan selimut yang sebelumnya membaluti tubuh taeyong sepinggang.

"A-aku..akan mati..nanti?" Ucapnya gugup dan terbata-bata, pipinya mulai basah karena air mata

"TAEYONG-AHH!!!" Taeyong melebarkan matanya saat mendengar suara itu, itu seperti suara jaehyun

Jaehyun, ia menangis histeris di samping bangsal rumah sakit yang ada mayat taeyong di atasnya, ia berlutut dan meraih tangan kasar taeyong dengan lembut, lalu kembali menangis deras di punggung tangan kurus itu.

"Bubu, hikks maafin jeje hikkss..seharusnya jeje ikut mati aja sama bubu hikkss. Please bu jangan tinggalin jeje, maafin jeje juga bu hikks hikkss sobb.."

"Kumohon kembalilah, aku ingin melihat senyum bidadariku untuk yang terakhir kalinya. Bu please wake up and hug me-!" Taeyong ambruk, tubuhnya tiba² sudah berada di sebelah tubuh bongsor jaehyun. Ia memeluk tubuh jaehyun, tapi ia yakin bahwa jaehyun tidak bisa merasakan pelukannya sekarang

Taeyong membuka matanya, duduk dari tidurnya, mengambil nafas dengan rakus, dan keringat dingin membasahi tubuh kurusnya. Doyoung langsung berpaling melihat ke arah taeyong yang sebelumnya ia punggungi.

"Tae, what's wrong? Have a nightmare?" Taeyong menoleh ke arah doyoung yang memasang muka panik ke arah temannya itu

"Nde, hanya mimpi buruk biasa." Bohongnya

"Di kejar hantu?"

"Aishh lupakan saja, mungkin efek obat." Jantungnya semakin berdetak kencang karena ia masih mengingat pelaku dan tanggal di mana ia meninggal di mimpi itu

Pelakunya suruhan chaeyeon, dan meninggal tanggal 12 bulan depan.