Chereads / The Most Beautiful gift / Chapter 10 - Part 10 : can i hug you

Chapter 10 - Part 10 : can i hug you

"ya udah alicee buka aja handuknya, gimana" sambil ia memegang kaitan handuk nya

"Ya allahh ini booocahhh bener bener dahh gendennggg " sambil aku menggaruk kepala ku padahal gak ada yang gatel cuma gregetan aja sama kelakuan nya

"mau mas tikam pake tusuk lidi" acam ku

Bukan nya takut ehh dia nya malah tertawa.

Kali ini tubuh mungil nya sudah berhadapan dengan ku dengan hanya handuk di badan nya, rambut nya yang masih basah menempel ke pipi dan menutupi sebagian mata nya.

"untuk kali gak usah dulu yah ke karaoke, lagian bentar lagi mini bar di karaoke sudah mau selesai, jadi kmu gak perlu lagi kerja kaya gini terus" aku memegang kedua bahu dia sambil menyentuh hidung dia

"tapi kan mas, alice juga...." ia mencoba menjelaskan tapi keburu ku potong

"sstttt" aku menutup mulutnya dengan menggunakan jariku "kalau uangnya habis nanti mas tambahin lagi" sambungku

"ishh suka kebiasaan kan suka moto..." belum beres lagi ia berbicara aku potong lagi

"tadi pas mas ke sini, kebetulan ketemu ibu kost mu di depan, terus sewa kost mu sudah mas bayarin untuk bulan ini, jadi kamu gak perlu mikirin biaya kost, ingettt fokus ujian sekolah dulu gih, bentar lagi mau uas, haruss luluss dengan nilai bagus, buktikan ketemen temen yang lain kalau alice anak pinter"jelasku

"emmm mas rendii" ia langsung menundukan kepala nya di dadaku tangan nya masih menggempal jaketku mata nya mulai berkaca kaca " makasihh mas rendii, mas rendi nih baikk banget sama alicee, alice mah takut  gak bisa balas kebaikan mas, jangan baik-baik atuh mas biasanya orang baik cepat matii lohh" kemudian ia melingkarkan tangan nya di pinggangku.

"lis rasa ingin menggeplak kepala orang seketika naik lohh" aku langsung menggepal tanganku kananku

"hihihi, canda ih mas, kenapa harus di bayar sih kan alice bisa bayar sendiri, alice masih ada uang kok buat bayar kost" ia sempat tertawa tetapi air mata nya mengalir

"ia gak papa dong, di simpen uang nya buat kebutuhan yang lain, jangan beli yang gak penting"ucapku sambil mengelus punggung nya

Aku tidak menolak ketika dia memeluk ku karena aku tau perasaan dia saat ini ,rambutnya yang basah membuat baju ku ikut basah karenanya.

Aku membalas pelukan nya badan nya yang dingin di tambah handuk nya yang masih basah membuat badan ku jadi terasa dingin.

Walapun handuk nya basah membuat baju ku sedikit basah, aku tidak marah sama sekali,

Aku mulai merasakan hangat air mata di baju ku yang jatuh dari mata nya.

"sekali lagi makasih banyak mas, kalau bukan karna mas, alice mungkin gak tau lagi gimana jadi nya alice sekarang, mungkin alice sudah gak ada di dunia ini makasihh bangett mass" ia melepas pelukan di badan ku dan menghapus air mata nya sendiri

Aku paham banget apa yang di rasakan. Kejadian masa lalu nya membekas hingga sekarang membuat dia menjadi wanita yang begitu rapuh.

Aku pun membantu menghapus air matanya yang membanjiri pipi nya.

Aku memperhatikan kedua bola mata nya dan menatap nya untuk berapa saat.

Ketika aku melihat nya ia tersenyum dan tertawa tapi anehnya air mata nya jatuh berguguran. Kamu bisa menyembunyikan kebohong dengan senyuman mu bahkan kamu  menyembunyikannya melalui tawa mu tapi kamu lupa bahwa mata mampu bicara tanpa kebohongan.

Untuk kali ini mata mu mengatakan kejujuran tentang kondisi mu lis, tubuh mu yang mungil di paksa untuk menelan realita hidup yang pahit.

"tenang aja mas, mas kan sendiri yang bilang, kalau alice orang nya strong, harus bisa tahan banting, gak boleh cengeng" sambil ia menghapus air mata dengan tanganya

aku hanya tersenyum di hadapanya sambil mengacak rambut nya yang basah

"good job princess"ucapku kepada nya

"boleh aku meluk mas rendi lagi" kali ini ia meminta lagi

Aku hanya menggangguk kini ia langsung memeluk ku dengan eratnya ia melingkarkan lengannya di leher ku.

Badanya mungil alhasil dia harus jinjit untuk memeluk ku, ia tak kuasa menahan air mata nya, air nya mata yang jatuh kini membanjiri pipih nya.

Tiba-tiba saja ia melepas lilitan handuk di tubuh nya dengan menggunakan tangan kanan nya, handuknya pun terjatuh di lantai, kini ia tanpa sehelai benang pun di badannya.

Aku terkejut ketika ia melakukan itu. Aku sempat ingin melepas pelukannya tapi tertahan oleh eratnya pelukan nya.

Jujur saja baru kali ini alice seberani ini hadapan ku biasa nya ia tidak seberani ini.

Aku sempat ingin menanyakan nya tapi keburu ia duluan yang berbicara.

"mas gak usah tanya kenapa alice lepas handuk nya, mas sendiri kan yang bilng ,takut baju mas basah karena harus berangkat kerja" air mata nya mulai berjatuhan sambil memelukku

"aku gak keberatan bahkan harus bugil depan mas, kalau mas mau pun alice mau kok setiap hari bugil di depan mas rendi sekali pun" dia berbicara perlahan dengan suara tangis nya.

"alice juga sering bilang kan, alicee gak masalah kalau pun harus ngelakuin sama mas, kalau pun sekarang mas mau make alice, alice gak keberatan sama sekali, mungkin dengan begitu rasa terima kasih ku sedikit terbalaskan" dia bersuara dengan nada suara parau

Aku menundukan badanku sedikit agar dia bisa memeluk ku tanpa harus jinjit lagi.

Aku menyampingkan semua pemikiran nakal yang berada di kepala ku. Siapa sih yang gak tergoda dengan wanita telanjang, gilaa aku masih normal. Cowok ngeliat paha yang bening aja langsung autofokus apa lagi yang kaya gini,

Tapi aku sebisa mungkin mengontrol pikiranku sendiri. bahkan nafasku jadi tidak beraturan dan beberapa kali aku harus menelan air liur ku karena di situasi sekarang.

"udah dong alice, mas kan juga nolongin ikhlas gak pake imbalan, toh mas kan sudah anggap alice seperti adek mas sendiri, mas itu gak tega sama alice karena harus bekerja di tempat kaya gitu, belajar yang bener mulai sekarang gak usah lagi jadi lc, mas yang akan biayain alice sementara, kalau alice mau makan nanti hubungin mas aja, nanti mas tambahin uang jajan nya. Toh bentar lagi alice sudah kerja di bar karaoke, mba resti malah setuju kalau kamu kerja di situ, kalau kamu kerja di sana kan, mas bisa jagain kamu terus" sambil mengelus punggung dia

"... makasihh mass" sambil menangis

"cuma itu yang bisa mas bantu"sambil aku mengusap punggung badanya

"itu.... sudah lebih dari kata.... cukup.... mas" ia berbicara sambil terbata bata di akhiri dengan yang tangis yang sejadi jadinya

Tangis nya menjadi pecah di ruangan ini.