Chereads / The Most Beautiful gift / Chapter 12 - part 12 : how you are

Chapter 12 - part 12 : how you are

Baru saja aku menutup pintu ruangan nomor 7 tiba tiba saja aku di kagetnya dengan suara mba vina yang sudah berada tepat di belakangku

"ren itu ruangan lantai 2 sudah kamu bersihkan semua" ucap mba vina kepadaku

Aku menoleh ke arahnya "sudah mba vin" sambil mengancung kan jempolku ke arahnya sebagai isyarat jika aku sudah membersihkan ruangan yang ia maksud.

"sekalian renn itu di ruangan nomor 11 ada yang baru masuk handel dulu gih, aku kebeleett pipis nihh" ia menunjuk ruangan di ujung lorong.

Aku menoleh ke ruangan yang di maksud mba vina karena kebetulan kami berada lorong yang sama.

"ya sudah sini buku nya biar aku aja yang ke sana" seraya menjulurkan tanganku

"makasihh renn" ia menyerahkan buku katalog yang berisikan menu makanan dan minuman yang kami berikan kepada pengunjung untuk memesan hidangan yang mereka inginkan. setelah itu mba vina langsung menuju wc yang letak nya berada di ujung lorong.

aku langsung menuju ruangan  yang di maksud mba vina yang terletak di ujung lorong sebalah kanan.

tiba di depan ruangan tersebut aku mengetuk pintu dan masuk ke ruangan. Terlihat segerombolan wanita berjumlah 5 orang sedang asik memilih lagu. kalau di liat dari penampilan dan wajahnya sepertinya gerombolan anak anak muda kisaran umur 20 tahunan.

"permisi mba" ucapku dengan ramah , semua mata langsung tertuju kepadaku.

Aku menyodorkan buku katalog kepada mereka. Salah satu dari mereka langsung mengambil dari tangan ku.

mereka membolak balik lembar lembar buku memilih cemilan apa yang mereka inginkan, aku hanya menunggu di depan pintu sambil memegang kertas dan pulpen untuk mencatat pesanan mereka.

setelah mereka berdiskusi. satu dari mereka bersuara memberitahukan aku pesanan yang mereka inginkan.

aku mencatat pesanan mereka satu persatu.

"baik mba, saya ulangin 1 pisang keju,1 kentang goreng, 2 roti bakar rasa cokelat, 2 botol air mineral, karena hari ini ada promo dapat free 1 pitcher lemontea, ada tambahan lagi mba" ucapku kembali kepada mereka sambil tersenyum.

"ada mas, lemon tea nya jangan manis manis, karena mas nya sudah manis buat saya" seru salah satu dari gerombolan wanita tersebut. Alhasil teman teman nya menyoraki bersama sama.

Sial aku jadi tersenyum sendiri karena nya. Yah aku tau sejak dari tadi teman teman yang lain sibuk memilih lagu dan membolak balikan lembar buku menu. dia hanya diam sendiri sambil mencuri curi pandang ke arah ku yang sedang berdiri sendiri membelakangin pintu.

Ini bukan kali pertama di giniin sama pengunjung udah sering malah. mungkin karena aku memiliki wajah yang lumayan, kalau ganteng sih gak juga, aku memiliki warna kulit mirip sawo mateng, yang membuat aku terlihat berbeda adalah aku punya lesung pipit, tinggi badan ku juga ideal untu seorang laku laki 173 cm, di tambah tatapan mataku yang tajam jadi ketika aku menatap seseorang sambil tersenyum wanita bisa terhipnotis sekejap.

Aku sering di ingatkan sama Iren "jangan sering senyum ke semua orang , kamu tuh natap anak orang aja bisa baper", lahh terus aku harus gimana masa ia setia ketemu orang ngeliatnya sambil merem, yak kan gak dong,

"makasih kak, mba juga jangan kebanyakan minum lemon tea" sambil menatap kedua bola matanya "bahaya nanti kena diabetes aku gak mau ibu dari anak anak ku kelak jatuh sakit" sambil tersenyum hingga nampak lesung pipitku alhasil wanita yang tadi menggombali ku seketika memegang jantungnya sambil kegirangan. 1 ruangan pun menjadi heboh kembali beberapa dari mereka ada yang berucap cie cie ke kami berdua.

Aku langsung beranjak keluar meninggalkan segerombalan wanita tersebut. di luar pintu sudah ada mba vina yang sudah menunggu ku dari tadi.

"hebohhh bener di dalam" ucapnya kepadaku

"biasalah mbaa" sambil menyerahkan buku katalog beserta kertas berisikan pesanan.

Ia mengambil buku tersebut dan langsung mengeplak kepala ku "dasarr buayaa" ejek mba vina padaku. walapun tidak begitu sakit tapi tetep saja terasa nyut nyut di kepala .

sambil memegang kepalaku yang habis kena geplak oleh mba vina "lahhh mereka yang gombalin, malah aku yg kena geplak" menatap nya dengan heran

Mba vina hanya terkekeh dan pergi meninggalkan ku.

"mba vinnn aku istirahat sebentar yaah, kalau ada yang nyari bilang aja di belakang" teriakku dari kejauhan

Mba vina mengancung jempol dari jauh tanpa menoleh ke arahku.

aku memilih untuk beristirahat sebentar, karena sejak tadi terus mondar mandir keluar masuk ruangan untuk di bersihkan belum lagi ada beberapa kerusakan teknis alhasil aku juga yang harus memperbaikin. Beruntung saja aku punya skill dalam memperbaikin barang barang elektronik.

Di jam segini saja pengunjung masih pada ramai, bahkan ruangan penuh semua.

Tentu saja bukan tanpa alasan mba resti sengaja memberikan promo besar besaran alhasil karaoke ramai bukan main, Bahkan sampai ada yang list untuk jam 2 dini hari nanti.

Aku melangkah menuju pintu yang berada di belakang karaoke, kebetulan tempat yang aku maksud adalah tempat parkiran yang berada di belakang gedung karaoke.

Jarak nya  tidak begitu jauh dari ruangan tadi, hanya beberapa kali belokan saja kita langsung bertemu dengan pintu yang terhubung lapangan parkiran.

Parkiran yang biasa di gunakan oleh para karyawan karaoke untuk memarkirkan kendaraan nya mereka, kalau parkiran para pengunjung berada di depan yang langsung terhubung dengan jalan raya.

Aku mendorong pintu tersebut seketika langit malam nan gelap langsung menyapa, angin langsung berhembus menerpa ku, genangan air mulai menghiasi lapangan parkiran, maklum saja sejak sore hingga jam 11 malam tadi kota ini sedang di guyur hujan.

Di belakang sini terdapat kursi kursi panjang yang sengaja di letakan memanjang sebagai tempat untuk bersantai bagi sebagian  orang yang sumpek ketika berada di karaoke, luas lapangan parkirnya pun tidak begitu luas mungkin hanya sekitar 8 x 5 meter saja. Di belakang sini juga hanya ada 1 lampu penerangan yaitu dari lampu yang berada di dinding karaoke. Tapi walapun minim penerangan tapi kita masih bisa melihat sekitar kok. Karena kebetulan karaoke ini juga berdampingan tempat hiburan malam, jadi cahaya dari sekitar membuat penerangan cukup terang.

Dari luar sini suara dentuman  irama musik dan suara orang bernyanyi dari dalam karaoke hanya sedikit terdengar. Maklum saja tempat ini di desain sedemikian rupa hingga kedap suara jadi ketika kita berada di luar hanya terdengar sedikit dentuman irama musik saja.

Belum juga aku duduk di kursi tiba tiba saja ponsel yang berada di saku celana ku bergetar aku langsung merogoh ponselku. tertera nama di layar kaca ponsel ku

Alice.

aku tersenyum kecil ketika membaca namanya, pasalnya mengingat beberapa jam yang lalu aku berada di kostnya, dengan semua yang terjadi tadi sore aku meninggalkan nya sendirian, yaa mau gimana lagi karena harus berangkat kerja. Tenang saja aku sudah mengunci kamar kostnya, kebetulan aku juga memiliki kunci ganda.