Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Doctor Married Cold Girl

L_Xa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.2k
Views
Synopsis
Seorang gadis bernama Alina biasa dipanggil Lily. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memanggilnya dengan nama tersebut. Kedua orang tua Alina berencana akan menjodohkannya dengan cucu tunggal keluarga Hilton. Namun, dia menolak perjodohan tersebut dengan alasan yang sepele. Tanpa diketahuinya, penolakan tersebut membawanya ke dalam situasi yang berbahaya. Arsean seorang Dokter tampan dan cucu konglomerat. Di saat semua perempuan di luar sana memujanya, hanya ada 1 gadis yang mengabaikan dan menolaknya selain Ibunya sendiri. Baginya hanya ada satu ambisi yang belum tercapai, yaitu. Menjadikan gadis itu miliknya! Dan membuatnya memohon untuk ia nikahi.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 Pertemuan

"Sedang apa kita disini Ma, dan untuk apa menyuruhku memakai baju formal?" tanya Alina dengan wajah yang datar kepada orang tuanya.

Tiba-tiba dirinya disuruh berpakaian formal lalu dipaksa untuk ke Restoran mahal bersama Ayah dan ibunya.

"Kita akan makan malam bersama keluarga Hilton, sayang.." ucap Alisya selaku Ibu Alina yang berusaha membujuknya.

"Kenapa mama tidak bilang. Harusnya aku tidak ikut." Kata Alina.

"Kau Harus ikut. Ini penting." ucap Ayah Alina dingin, melerai perdebatan antara anak dan istrinya itu.

Alina dan Ibunya bungkam, tidak ada lagi pembicaran di antara ketiganya.

>>>

Suasana menjadi hening. Tetapi tiba-tiba sepasang keluarga dan pria paruh baya datang menghampiri meja yang di tempati oleh keluarga Alina.

Mereka adalah Tn. Hilton bersama Anak dan menantunya. Yaitu Seina Hilton, Arthur Anderzon Hilton serta Kakek Wiliam Hilton.

Ketiga orang tersebut terlihat akrab dengan Ayah dan Ibu Alina.

Sedangkan Alina sendiri merasa Asing dengan mereka. Tetapi, ia sembunyikan di balik wajah datarnya itu.

Baru saja ketiga orang tersebut duduk.

Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi, baju yang tidak dikancing rapi dan rambut yang berantakan.

Dia Adalah Arsean Anderzon Hilton anak dari Arthur dan Seina.

Setelah ia mengucapkan salam, ia pun duduk tepat di hadapan Alina. Sedangkan Alina, ia hanya bersikap acuh tak acuh.

Keadaan di ruangan tersebut menjadi canggung, karena tidak ada yang memulai percakapan.

"Kau yang bernama Alina?" ujar Tn. Hilton pada Alina. Ia menyadari keadaan menjadi canggung jadi ia mencoba untuk mencairkan suasana.

"Ya." Ucap Alina singkat.

"Wah.. Aku baru tau. Ternyata Nicolas memiliki putri cantik yang mirip sekali dengannya, dingin dan irit bicara. " ujar Tn. Hilton yang disambut dengan gelak tawa mereka semua, kecuali Alina dan Arsean.

"Tentu saja, dia putri kesayanganku. Siapa lagi?" gurau Ayah Alina.

Orang-orang dewasa hanya berbincang masalah perusahaan dan desainer.

Sedangkan Alina sibuk memaikan ponselnya, berbeda lagi dengan Arsean yang sedari tadi menatap Alina dengan intens.

Namun, sesaat mereka menghentikan kegiatan tersebut dan mulai menikmati hidangan yang sudah datang.

Setelah yang lainnya selesai menikmati makanan tersebut, Tn. Hilton mulai membuka suara.

"Baik. Maksud saya mengundang keluarga Mille untuk makan malam bersama ini, karena ada sesuatu yang ingin saya sampaikan..." jelas Tn. Hilton.

"Saya berkeinginan untuk menjodohkan cucu saya Arsean dengan Putrimu Alina, jika kau tidak keberatan." ujar Tn. Hilton dengan sopan.

"Sejujurnya saya beserta istri saya tidak merasa keberatan. Hanya saja keputusan tersebut ada pada Alina. Kami hanya mendukungnya." jawab Inmaz selaku Ayah Alina.

"Jadi untuk kalian berdua, bagaimana?" tanya Tn. Hilton pada Arsean dan Alina.

"Bisa saya bicara berdua dengan Alina?" ucap Arsean meminta persetujuan.

"Ya, silahkan." balas Ibu Alina.

Arsean berjalan keluar Restoran yang diikuti oleh Alina di belakangnya. Sesampainya di luar mereka hanya diam, tidak ada yang membuka suara di antara keduanya.

"Kau sudah tau tentang penjodohan ini?" tanya Arsean serius yang pertama kali membuka suara.

"Tentu saja tidak." balas Alina acuh tanpa menatapnya.

"Lalu, kenapa kau tidak terkejut? Atau kau bersekongkol dengan mereka?" tuduh Arsean dengan suara yang agak keras.

"Menggelikan sekali aku melakukan hal itu. Asal anda tau aku datang kesini karena dipaksa." ucap Alina sinis.

"Anda tenang saja, aku akan melakukan sesuatu agar perjodohan ini batal." ujar Alina meyakinkan lalu berbalik dan bersiap untuk pergi.

"Kenapa?" tanya Arsean yang mencekal lengan Alina.

"Apa maksudmu dengan kenapa?" bukanya menjawab Alina malah balik bertanya. Ia juga merasa tidak nyaman saat Arsean menggenggam lengannya erat.

"Aku ingin tau alasannya. Siapa tau kau akan mengatakan pada mereka bahwa aku mengancamu." selidiknya sambil menatap Alina tajam.

"Aku tidak sebodoh itu." balasnya tak kalah tajam.

"Katakan alasannya." paksa Arsean yang semakin mengeratkan cekalannya.

"Alasannya. Karena Aku masih di bawah umur dan tidak mungkin menikah denganmu. Yang kedua, karena aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup dengan lelaki yang kucintai. Puas." teriak Alina tepat di wajah Arsean. Alina menghempaskan cekalan Arsean, lalu pergi meninggalkannya sendiri.

Sedangkan Arsean, hanya diam sambil menatap punggung Alina yang mulai menjauh. Tanpa diketahui seringaian misterius tercetak jelas di bibir Arsean.

***

Tidak ada yang tau apa yang dipikirkan lelaki berprofesi Dokter tersebut. Yang jelas apapun yang dipikirkan Arsean pasti akan menjurus ke hal yang berbahaya.

'Menarik. Perempuan pertama yang mengacuhkanku dan menolakku. Salahkah jika aku memaksakan kehendakku, untuk menjadikanya. Miliku.' pikir Arsean yang sedang tersenyum tipis dengan sorot mata yang tajam. Mungkin orang-orang di sekitar akan bergidik ngeri saat melihat itu.

Arsean bergegas untuk kembali ke dalam Restoraan, sebelum mereka curiga.

Saat akan duduk Arsean menatap Alina tajam. Namun, Alina sama sekali tidak mempedulikan itu dan berusaha bersikap setenang mungkin.

Alina tidak tau jika semakin dirinya mengacuhkan lelaki itu, maka semakin besar pula Ambisi Arsean untuk mendapatkannya.

"Jadi gimana, apa kalian setuju?" tanya Tn Hilton yang sedang menatap Alina penuh harap.

"Ekhm,, Tanpa mengurangi rasa hormat. Saya memohon maaf kepada Tn. Hilton, karena telah lancang dan kurang setuju dengan perjodohan ini." ucap Alina yang tiba-tiba berdiri dari duduknya lalu membunggukkan setengah badannya.

"Bisa beri tau kami Alasanya, nak?" sahut Ibu Arsean yang sedang tersenyum. Namun, terlihat dari sorot matanya mengatakan kekecawaan.

"Saya masih terlalu muda untuk menikah, Nyonya. Belum lagi saya masih duduk di bangku SMA dan ingin menggapai cita-cita saya." ungkap Alina dengan sopan.

"Saya yakin keluarga Hilton adalah keluarga yang terhormat. Jadi, mana mungkin Tn. Hilton akan menghancurkan impian gadis kecil seperti saya." tubuh Ayah dan Ibu Alina menegang, saat mendengar putri semata wayangnya mengatakan hal yang terkesan menyinggung itu.

"Sungguh kau gadis yang cerdas, Nak. Aku suka pemikiranmu. Kami paham atas keputusanmu karena kau masih remaja."

"Tapi jika kau berubah pikiran nanti, kami akan sangat senang." ujar Tn Hilton tersenyum tanpa beban.

Setelah mereka selesai dengan perbincangan serius itu, Keluarga Hilton berpamitan untuk pulang.

Tinggallah Alina dan kedua orang tuanya yang masih duduk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Alina. Kau hampir saja membuat kami jantungan." bentak Ayah Alina.

"Seharusnya Papa dan Mama sudah memprediksikan ini dari awal. Ayo kita pulang." ucap Alina acuh sambil berjalan keluar meninggalkan kedua orang tuanya.

Ayah Alina hanya bisa memijit pelipisnya saat melihat tingkah putri semata wayangnya itu.

Di lain tempat...

Keluarga Hilton sedang berada di dalam Mobil mewah yang menuju ke manison utama.

"Kenapa Grandpa menyetujui keputusan sepihaknya itu?" kesal Arsean.

Bukankah dia sendiri tadi yang menuduh gadis tersebut bersekongkol. Tapi sekarang dirinyalah yang sebaliknya.

"Kau mau apa? Dia tidak tertarik padamu, malah menolakmu mentah-mentah." ujar kakek Wiliam sinis dengan nada mengejek.

"Aku tidak mau tau. Kakek, Daddy dan Mommy. Harus. Membuat. Perjodohan. Ini. Tetap. Berlanjut." tekan Arsean.

"Aku yakin dia akan menolakmu untuk kedua kalinya, cucuku." sindir Kakek Wiliam.

Arsean mengacak rambutnya dan menendang dasboord sangat keras.

Kakek dan kedua orang tuanya pun hanya bisa menahan tawanya.

Saat melihat kelakuan anak dan cucunya yang tidak mencerminkan seorang dokter, melainkan seperti remaja labil yang ditolak kekasihnya.

"Son, Apa yang menarik dari gadis SMA itu? Bukankah di luar sana masih banyak gadis cantik dengan tipe idealmu? " tanya Arthur Ayah Arsean.

Arthur mencoba untuk mengalihkan ambisi anaknya dari gadis tersebut. Dia merasa kasihan bila gadis polos itu harus berurusan dengan anaknya yang pemaksa itu.

"Tidak Dad, gadis itu berbeda. Dia gadis kedua yang mengacuhkanku dan menatapku biasa saja, selain Mommy. Aku ingin dia. Sebelum dia bersama orang lain." ujar Arsean serius dengan nada dinginnya.

"Tunggu.." jeda Arsean.

"Tidak ada yang boleh memilikinya selain aku. Hanya aku yang boleh. Dia hanya akan menjadi miliku bagaimana pun caranya." ucapnya lagi dengan seringaian licik di wajahnya.

Arthur dan Kakek Wiliam menegang mendengar ucapan Arsean yang penuh kepemilikan.

"Sean, tenanglah biar Mommy yang akan membujuk Alina agar mau melanjutkan perjodohan ini." Seina yang mencoba menenangkan putranya itu.

"Tidak perlu Mom. Biar aku yang membuatnya menyetujui perjodohan ini. Dengan. Caraku. Sendiri." ucap Arsean tenang tetapi tersirat ancaman yang berbahaya.

'Jika kau menolak perjodohan ini. Maka Akan kubuat kau memintaku untuk menikahimu, sayang.' batin Arsean yang memikirkan Alina.