Bella yang tidak bisa tertidur malam sebelumnya dikarenakan perpisahan dengan suaminya, menggunakan waktunya untuk berbenah dan membersihkan kamar tidurnya. Bella tidak membawa banyak barang karena dia hanya akan mempergunakan waktu yang ada untuk berlibur bukan untuk pindah kembalii ke rumah kakeknya. Bella juga merapikan beberapa barangnya yang ada di meja belajar sehingga kamarnya tidak terlalu kotor dan berdebu. Dia tidak dapat mempungkiri bahwa perpisahan tersebut memberi kesan tersendiri bagi dirinya. Cincin berlian di jari manisnya membuatnya tersipu malu. Masih terngiang-ngiang dan terbayang-bayang di kepalanya tubuh telanjang suaminya.
Di Pagi hari yang cerah, Bella telah siap dengan koper kecilnya dan menikmati segelas kopi hitam ditangannya. Bella mengunakan bedak tipis dengan pemerah pipi dan lipstick berwarna merah muda di bibir moleknya. Jun mengetok pintu apartemen tempat Bella dan Linda berada. Linda terbangun dan membuka pintu apartmennya dan menemukan bahwa Jun dengan busana kerja resminya sedang berdiri di koridor depan pintu kamar mereka. Dibelakang Jun, berdiri seseorang pria muda dengan muka manisnya.
"jun, apakah itu kamu?" Bella berteriak dari dalam apartmennya sambal menaruh bekas gelas kopinya kedalam tempat pencuci piring.
"Apakah kamu sudah siap? Ben, ambil koper Istriku dan masukan ke dalam mobil," Jun bertanya pada istrinya sebelum memerintahkan asistennya.
Bella memberikan kopernya kepada Ben untuk dimasukkan kedalam mobil. Bella juga memberikan kartu bank nya kepada Linda untuk dipergunakan membantu membayar rumah sewa mereka. Bella dan Linda tidak menyadarinya bahwa Jun telah membeli seluruh Gedung apartmen tempat mereka tinggal saat ini. Jun hanya bisa tersenyum kecut mendapati bahwa istrinya membayar uang sewa kepada rekening banknya sendiri. Jun mengatur kepada semua penyewa apartmen di Gedung tersebut untuk membayar sewa ke rekening yang terdaftar atas nama Bella Lu.
Jun menginggatkan untuk perjalanan mereka yang cukup jauh dan melelahkan. Bella mencium pipi dan memeluk sahabatnya sebelum mengikuti Jun ke dalam mobil mewahnya. Bella mengira bahwa mereka akan terbang melalui Jeneva airport menuju imperial city. Tidak diketahui olehnya, Jun membawa mereka menuju VVIP airport hanya untuk orang0orang kaya yang mempunyai pesawat pribadi. Jun meminta paspor Bella dan memberikannya kepada Ben untuk pengurusan ijin imigrasi. Mobil mereka berhenti di depan karpet merah menuju pesawat Boeing yang sedang parkir di depan mata mereka dengan logo perusahaan Shin. Bella tidak pernah melihat pesawat dari dekat seperti ini.
"Aku harus mengendong istriku untuk memasuki rumah kita berdua," Jun mengendong Bella dengan kedua tangannya dan masuk kedalam pesawat terbang.
"Turunkan aku… semua orang melihat kearah kita… Jun… ini adalah pesawat milik Bersama jadi kau boleh menggendongku Ketika kita akan masuk ke rumah kita berdua," Bella menyembunyikan kedua mukanya ke dalam Pundak Jun sambal memeluk erat lehernya.
"Pesawat ini milikku… sehingga saat ini akan menjadi rumah bagi kita berdua… milikku adalah millikmu kekasihku," Jun mencium ringan bibir merah mudanya sambal terus membawanya kedalam pesawat mewah tersebut. Didalam pesawat tersebut terdapat beberapa sofa dengan bantalan kursi yang terlapisi oleh kulit. Terdapat meja besar di bagian belakang dengan layar yang cukup besar di salah satu bagian dinding pesawat. Lalu ada pintu emas di bagian paling belakang, yang Bella tebak adalah kamar tidur.
"Apakah kamu sudah tidak sabar untuk mengunakan kamar tidur tersebut ataukah kamu mau merasakan bercinta dalam unit lavatory di dalam pesawat?" Jun mengoda istrinya dan membuat mukanya merah merona. Bella lalu menyibukan diri dengan majalah dan buku yang telah dibawanya.
Kedua pramugari cantik dating untuk memberikan penjelasan mengenai keselamatan penerbangan. Terlihat jelas mereka ingin mengoda suaminya Ketika sedang menjelaskan tentang panduan keselamatan dalam pesawat. Bella menjadi cemburu dan iri kepada kedua pramugari tersebut yang disapa dengan nama pertama mereka oleh Jun. tampaknya, Mereka adalah orang yang selalu berpergian Bersama. Ben memasuki pesawat sebelum pramugari menutup pintu pesawat. Ben memberikan semua dokumen penting untuk penerbangan ke tangan sang pilot sebelum duduk di salah satu tempat duduk yang kosong. Sang pilot memberikan ucapan selamat dating kepada atasannya sebelum memberitahu tentang jarak tempuh dan estimasi waktu kedantangan. Itu tidaklah memburuhkan waktu yang cukup lama untuk mereka lepas landas. Jun dan Ben menyibukkan diri dengan bekerja sedangkan Bella tampak terlelap di kursinya. Jun berdiri menghampirinya dan menutupi tubuhnya dengan selimut setelah mengatur kursi nya menjadi rata posisi tidur.
Mereka tiba di Kota Imperial satu jam lebih awal pada jam sembilan malam. Saat turun dari pesawat dan menjejakkan kakinya kembali setelah sekian lama di kampung halamannya, ada perasaan bahagia sekaligus takut bercampur aduk di hati Bella, dia sudah tidak sabar lagi untuk menemui kakeknya, sekaligus perasaan takut tentang apa yang akan dia hadapi nanti. Sedan hitam Aston Martin telah menunggu di depan pesawat. Sopir dengan sigap segera membukakan pintu penumpang untuk mereka, Ben juga ikut dalam mobil yang sama bersama mereka, Ben masuk kedalam mobil dan duduk didepan bersama supir.
"Bella, perkenalkan ini Ching. Mulai saat ini dia adalah supir dan juga pengawalmu, Jika kamu merasa kurang aman beritahukan saja padaku, aku bisa memberi lebih banyak pengawal untuk memastikan keamananmu. Kamu adalah prioritasku sekarang." Jun menjelaskan kepada Bella.
"Terimakasih karena kau sangat memikirkanku dan menjagaku, akan tetapi aku tidak membutuhkannya saat ini Jun. Aku bisa menjaga dan melindungi diriku sendiri. Akupun bisa menyetir sendiri." Kata Bella dengan nada protes kepada Jun. Bella memang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya, Namun kakeknya selalu mendidik mereka untuk mandiri,Beliau tidak pernah terlalu memanjakan mereka. Bella mengerti posisi dan maksud Jun, Dia membawanya ke tingkat dunia mewah yang lain, dengan semua fasilitas dan kemewahan yang disediakan Jun, Bella harus berusaha beradaptasi dan harus belajar terbiasa dengan hal tersebut.
"Berapa lama kita akan berada di sini? Jangan lama-lama. Aku akan bosan dan bangkrut tanpa penghasilan." Bella menatap Jun dengan tegas sekaligus merajuk. Dia memastikan meminta hal ini secara baik-baik kepada Jun, agar Jun tidak mencegahnya untuk kembali sesegera mungkin setelah semua urusan di kota ini beres. Bella adalah wanita pekerja keras dan terbiasa hidup mandiri.
"Saat ini aku belum tahu dan belum bisa memutuskan apapun, Setelah bertemu kakekmu nanti kita akan membicarakan semuanya lagi dan membuat keputusan saat itu." Jun lalu meletakkan tangan di pipi Bella untuk menenangkan wanita kesayangannya dan mencium bibirnya untuk menikmati manisnya bibir merah tersebut. Jun tidak habis pikir bagaimana dia akan membiarkan istrinya untuk menjadi miskin tanpa pemasukan darinya sebagai suami. Jun ingin sekali menghukum istrinya tanpa ampun di atas tempat tidur mereka.