"A'a masih normal kali mah! " ga habis pikir sama nyokap bukannya maki maki eh ini palah ngetawain anak sendiri.
Gue udah bete banget, kenapa juga harus gue lagi yang nasibnya sial. Gimana nanti papah tau? Bisa bisa gue di gorok abis!
******
'TOK
'TOK
'TOK
"A'a bangun!! Mamah udah cape bangunin kamu terus!" teriak mamah gue dari depan kamar.
"Iya mah, A'a lagi main kuda kudaan sama selena gomez." balas gue,
"A'a!!! Bangun gak!! Tuh udah di tunggu papah katanya mau ngomong sama anak kesayangan!" waktu nyokap gue kelar ngomong. Gue inget bagian papah mau ngomong sama anak kesayangan! Jelas itu gue!!.
Gue langsung lari ke kamar mandi buat buang hajat. Abis kelar itu tai, gue gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai gue langsung ke dapur tepatnya meja makan? Kenapa , ya lo kalo laper pasti makan kan? .
Disitu gue liat bokap gue dah diem aja kek patung di roma. Udah gelagat ga enak, "Khemm"
"pagi pah mah," sapa gue.
"Waaahhh mah, ini enak banget baunya, A'a udah laper banget! "
Gue udah siap siap nih mau ambil nasi. Tiba tiba bokap gue udah megang tangan gue aja!
Gue sempet melirik nyokap gue yang cuma diem kek orang nahan berak.
"Papah mau ngomong sama kamu."
"Ntar aja pah, A'a udah laper banget ini." mending ngeles dari pada bokap gue ngomong terus.
"Kamu abis ngapain anak orang?".
Deg
.
.
.
.
.
Pasti ini nyokap udah ngasi tau bokap pas tadi pagi gue baru pulang jedag jedug! Duh, mati gue bisa bisa ini atm kartu kredit ama mobil disita!
"Emang A'a ngapain anak orang pah? Terus siapa yang di apain A'a" tanya gue yang udah nahan laper.
"Kalo kamu ga ngapain anak orang itu merah merah di leher kamu apa? Di gigit kucing garong a? "
Mampus gue, "Apaan sih pah, tiba tiba mojokin A'a. Lagian mana ada leher A'a merah merah! Nih liat" gue langsung nunjukin leher gue.
"Kamu kira papah bakal ketipu sama akal akalan kamu?"
"Apaan sih pah kan papah udah liat sendiri, leher A'a ga merah merah yang papah tuduhkan tadi! "
Tiba tiba papah mengelap leher gue pake tissu basah yang entah dari mana papah dapetin itu tissu.
"Itu yang kamu sebut tidak merah merah? " ucap papah setelah mengelap leher gue, sial concealer yang gue beli tadi malem kena juga. Bisa mati muda nih gue lama lama.
"Ini.. A'a ngaku kalo A'a sebener.. Nya emang u.. Udah merawa.. Ni cewek pah!, tapi A'a sama cewek itu ngelakuin enak~enak nya sama sama ga sadar pah! " jujur gue, muka gue berasa dah hilang kebawa angin atau jatuh ke tanah yang berlumpurkan kotoran. Malu! Ya karna pasti papah sangat kecewa dengan kelakuan bejat gue ini.
Bokap masih diam tanpa suara apapun begitu juga dengan nyokap yang menelan makanannya seperti biasa tanpa merasa keadaan yang sedang begitu tidak bersahabat.
"Bagus deh A', papah jadi ga khawatir berpikiran kalo A'a belok lagi!. Besok bawa kesini cewe yang di tidurin kamu A' papah ingin menemui calon menantu papah," ucap papah yang buat gue seketika menghela nafas pelan.
Gue pikir papah bakal melakukan sesuatu yang anarkis, jantung gue dah maraton dari tadi nunggu reaksinya liat anak lakinya nidurin cewek.
"Semoga ajah mamah langsung dapet cucu A' udah ga sabar mamah tau pengin gendong cucu sendiri" tiba tiba nyokap juga menimpali.
"Mah A'a kan masih sekolah! Mana mungkin A'a jadi Deddy dengan status masih jadi pelajar. Terus juga A'a masih 17th mah?!"
"Terus kamu ngapain seenak wudel nidurin anak orang?! Kalo bukan mau bikin beby! "
Skakmatt
Namanya juga khilap mah, mana ada cowok yang tahan kalo disodorin dada suka rela?! Batin gue.
****
"Aduhh.. " pekik Cerry
"Maaf , lo ga papak~?" kata seseorang itu lalu terdiam sebentar.
"Iya aku baik" ujar Cerry bersuara.
Dengan gerakan cepat Cerry, ia melangkahkan kakinya untuk segera pergi meninggalkan tempat dimana orang itu masih diam tanpa berniat bersuara. Namun, tiba tiba Cerry merasa tangannya di tarik kebelakang membuat ia berbalik dan mendapati iris mata yang tajam dari orang itu.
"Apa yang sedang lo lakuin disini? " tanya orang itu yang sebenarnya membuat Cerry ingin menghilang saja.
"Maaf tapi ini tempat umum jadi siapapun bisa datang kesini," balas Cerry lalu menghempaskan cekalan Ega. Ya, orang itu adalah Ega yang membuatnya sangat membenci laki - laki itu. Namun, ia juga sangat menyukai laki-laki itu dengan penuh ketulusan.
Setelah kepergian Cerry, Ega menatap punggung Cerry yang mulai menghilang di balik lalu lalang orang.
Maaf telah membuatmu terluka. Batin Ega.
Drrttt.
Drrtt.
Drrtt.
"...."
"Baiklah"
"...."
"Tunggu beberapa bulan lagi"
Ega telah merencanakan sesuatu, entah apa yang direncanakan nya. Yang pasti itu akan membawa dirinya menjadi seorang monster.
Sebenarnya Ega seorang yang baik dan lembut namun entah kenapa ia menjadi sangat dingin dan kejam, apabila orang mengusiknya maka akan di pastikan orang itu tak akan hidup tenang. Sekali masuk akan terkurung selamanya.
"Ega kau kah itu? " panggil seseorang itu dengan lembut.
Ega yang merasa namanya terpanggil, ia membalikan badannya. Tatapan keduanya bertemu, dengan enggan ia melangkahkan kakinya menuju gadis yang memanggilnya tadi.
"Tyasa, Ada perlu apa? " tanya Ega pelan,
Sedangkan Tyasa hanya mampu menatap Ega dengan air mata yang sudah berada di pelupuk. Tak butuh waktu lama Tyasa menubruk Ega dan memeluknya air mata nya telah keluar dengan isakan yang mengiringnya. Ega pun membalas pelukan Tyasa takalah eratnya,
"Apa hiks.. Kaa.. Kauu.. Melupakan hiks... Janjii mu..?" gadisnya sangat rapuh. Ega diam tak bergeming. Ia masih setia memeluk Tyasa dengan posesif,
"Kkaauu..hiks, tahu betapa hiks.. Aku dan Kyala.. Menunggu...!!" Tyasa tak bisa mengendalikan rasa marah senang sedih khawatir dan juga rindu. Ya ia sangat rindu kepada Ega,
"Bersabarlah, Tunggu aku beberapa bulan lagi. Aku akan bersamamu dan juga Kyala" ucap Ega final.
Tasya terus memeluk tanpa ingin melepas pelukannya. Tasya menghirup aroma maskulin dari Ega yang menenangkan dirinya. Kini Ega benar benar sudah tak sanggup lagi untuk segera menyelesaikan misinya.
****
Author
Terlihat seorang gadis tengah duduk di kursi taman, ia memandang kosong kedepan. tanpa sadar ia mengelus perutnya yang rata. Entah kenapa perasaan gadis itu sangat gelisah. Hari ini adalah hari dimana keprawanannya di renggut paksa.
Gue takut kalo ada makhluk hidup yang berada di perut gue ini. gumamnya,
Bulir bulir bening mengalir dengan sendirinya, Cerry. Ya gadis itu Cerry yang menangisi akan kemalangan hidupnya. Ia tak menyangka akan ada musibah yang membuat dunianya hancur.
Tak lama ia kembali ke rumahnya, ia sangat ingin pergi jauh. Rumah yang banyak orang sebut sebagai istana berbanding balik dengan Cerry yang menanggapnya rumah hantu. Menyeramkan, menakutkan, membuatnya ingin lari jauh dari rumahnya sendiri. Tak ada keharmonisan keluarga lagi, mereka sibuk dengan suasana baru itu.
Bagaimana bisa gue terlahir, dan mencicipi pahitnya hidup? Batin Cerry.
"Eh, babu! Cepet lo bikin air anget buat gue berendem! " perintah Anjani
"Bu, kenapa ibu beda-bedain aku sama Keza? Kami kan sama sama anak ibu? Ken~" Ucapan Cerry terpotong.
"Karna lo itu anak T.I.R.I gue! " balasnya penuh penekanan pada kata Tiri. Setidaknya Cerry tak merasa heran, memanglah ibu tirinya seperti itu.
Dari pada ia mendengar kata kata menyakitkan dari ibu tirinya lagi lebih baik ia segera memanaskan air untuk ibunya mandi.
"Mah, kenapa mamah pergi dulu? Mahh Riry kangen mamah" gumamnya, panggilan Riry adalah panggilan sayang dari mamahnya dulu sewaktu kecil. Cerry benar benar merasa sendiri didunia ini.
Bahkan ayahnya mencampakannya demi wanita ular yang hanya memanfaatkan uang ayahnya saja. Namanya kehidupan, mungkin ia sedang di uji untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Hoekk~~
Hoeekk~~
Hoeekkk~~
"Gue kenapa? Kok mual mual gini" tanyanya dalam diri.
"Paling aku masuk angin, makanku juga tidak teratur. Ya pasti karna aku masuk angin" ia mencoba untuk positif tinking!
.
.
.
.
.
.
MAAF YA BARU UPDATE,
.
.
.
.SEMOGA KALIAN SUKAK YAA