Chapter 9 - [8]

Sadam terdiam , ia sangat mengenali Cerry ia tak mungkin termaafkan karna memilih dirinya di bandingkan anaknya. Jika Cerry akan memarahinya bahkan membunuhnya ia terima, karena ini salahnya harusnya Cerry mengandung dengan perasaan bahagia bukan tertekan apalagi stres. Sadam merasa sangat bersalah.

''Suami dari Ibu Cerry?"  panggil salah satu suster yang keluar dari ruang tindakan .

"Saya sus"

"Begini , pasien sudah di pindahkan ke ruang perawatan di ruang anggrek no 12, dan anda diminta untuk keruang dokter"

"Baik sus"

Hati sadam tenggelam, ia tak tau harus bagaimana. Semuanya telah sia sia ia  terlambat, ia berjalan dari lorong ke lorong sampai langkahnya terhenti di depan ruang dokter. Sadam melihat pintu itu dengan T

tatapan kosong. Ia ragu untuk membuka pintu itu .

Klek

Disitu ada laki laki paruh baya seumuran ayahnya ,

"Dari anggota pasien Ny. Cerry?"

Sadam hanya menganggukan kepalanya tanda menyetujui. Lalu ia duduk di depan pria paruh baya itu.

" Tampaknya kalian masih sangat muda untuk sebagai sepasang suami istri, tapi saya sampaikan mengenai Ny. Cerry dan bayinya. Mereka berdua selamat , saya tidak menyangka bahwa itu mustahil di kondisinya yang benar benar sangat muda"

Sadam masih terdiam dengan perkataan dokter.

" Sungguh kuasa tuhan memang nyata, tapi kondisi dari Ny. Cerry masih belum bisa di katakan baik, ada beberapa kemungkinan sampai dia sadar dari koma"

Deg

Bagai di sambar petir , sadam kembali terdiam membisu . Tenggorokannya terasa tercekik tatkala ia ingin berucap. Air mata yang semula menggenang di pelupuk mata sekarang jatuh.

"Tta~pi dok akan kah Istri saya dan anak saya sembuh?" ucap sadam parau.

---

Hari ini Dimas dkk berniat ke rumah Sadam karena dari kemarin ia sangat susah di hubungi , siapa tau Sadam sakit jadi mereka semua berinisiatif sendiri.

" Nath bisa ga lo garuk garuk pantat nya ga bersuara?!" 

"Mana bisa ga enak tau , "

"Dim emang lo ga tau si Sadam kenapa?"

"Kalo gue tau, ngga mungkij gue ngajak kalian buat kerumahnya"

"Tapi kan ini aneh banget ,meskipun nih ya misal si Sadam sakit. Pasti dia udah ngabarin kita lah" tutur Nathan

"Bener juga" timpal Ega.

Mereka sudah berada di parkiran sekolah, segera bergegas ke rumah Sadam.

Rumah Sadam,

Biiiiii

Bibiiiii

Biii

"Iya tuan"

"Saya minta tolong kalao ada orang, bilang saya dan keluarga sedang pergi ke acara bisnis"

"Loh tuan sekeluarga mau ke Belanda?"

"Engga bi , tapi saya minta tolong apa yang tadi saya sampaikan"

" Baik tuan"

Tokk tok tok

Permisiii

Tokk tok tokkk

Cklek

''Biii Sadamnya ada?"

"Tidak ada den, den Sadam udah 1 hari ga pulang kerumah"

Dimas dkk terdiam ,

"Lah emang Sadamnya pergi kemana ya bi?"

" Bibi ga tau den, bibi pikir den Sadam bareng sama kalian"

"Ya udah bi,"

Dimas dkk memilih untuk pergi ke tempat dimana Sadam sering mengunjunginya.

Sesampainya di tempat tidak ada tanda tanda bahwa Sadam ada disana. Dimas Dkk semakin bingung dengan Sadam . Sebenarnya ada apa ?

"Kok ga ada ya manusianya?" tanya Nath

"Gue pikir dia bakal kesini kalau lagi galau " tutur Dimas

"Gue jadi ke inget Cerry" Ujar Ega

"Apaan yang ngilang juga Sadam lu mah aneh!" balas Nath

"Bener yang Ega bilang Nath!, Cerry juga udah dua hari ini engga masuk sekolah . Dan gue yakin sama pemikiran gue kalao Sadam ngehamilin Cerry"

"Eh jangan seuzon mulu ah! Udah yuk besok lagi aja nyarinya paling Sadam juga besok dah sekolah"

"Ya udah kalo gitu kita ke tempat biasa aja , udah jamnya makan siang. Apalagi.bawa Nathan dah pasti harus makan!" tutur Ega

Dimas dkk pun memilih untuk makan siang, karena Sadam pasti kembali. Dia tau sifat Sadam kalao galaupun ga akan lama.

Dimas masih terpikirkan dengan Cerry, dugaannya mungkin benar saja tapi alasan yang sebenarnya itu apa?

----

Udah dua hari ini Cerry ga dateng ke sekolah, kenapa sih harus nutupin masalahnya sama gue! Grutu Dara.

Hari ini juga kelas mendadak sepi, karena biang keroknya sudah cabut duluan, dan anehnya Sadam yang juga tidak sekolah selama Cerry.

"Eh , kok gue jadi berpikiran jelek gini si! Lagian mana mungkin si Sadam sama Cerry janjian, ada ada aja deh otak gue!''

Dipikir pikir lagi pikiran gue juga ada benernya, kenapa mereka kayak janjian gitu! Aishh!!!

"Bodo amat deh anjir!!!" umpat Dara kesal.

"Dar si Cerry di cariin kepala sekolah, lo tau ga dia dimana?" tanya Faik ketua kelas

"Mana gue tau! " jawab Dara sewot

"Dih dasar nenek!! Kalo lu liat tu anak suruh ngadep ke kepsek!" titah Faik

"Jangan marah marah terus keriputlo nambah lagi tuh di jidat!!  Kasian masih muda udah bertekstur Nenek nenek hahahahhahahahaha"

"BODO AMAT!! NAJIS LU FAIK TELOR BUSUK!! MATI AJA SONO LU!!!

Entah lah Dara merasa jengkel karena sikap Cerry yang mendadak jadi diam. Apalagi dia pernah memergoki Cerry muntah muntah di toilet sekolah,

Masa ia Cerry sebenernya hamil? Masa ia hamilnya sama Sadam? Dan kenapa harus Sadam? Pikiran gue makin ngaco aja deh !

Di lain tempat,

"Dam, Menantu mamah gimana?"

"Dia koma mah, Sadam ga tau harus bagaimana" tuturnya

"Kita doakan saja yang terbaik untuk Cerry dan juga anak kalian" kata Ayahnya

"Pah , Sadam emang brengsek !! Sadam pengecut!! Sadam bodoh!" Sadam terus mengumpati dirinya sendiri .

"Sudah Dam, sudah!! Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Disini kita fokus saja ke Cerry dan anak kalian!!" ujar mamahnya tegas

Papah dan mamahnya Sadam tau jika anaknya sedang bertanggung jawab dari dokter yang sempat menyapa Sadam.

"Papah akan bawa Menantu dan cucu papah ke Singapura untuk perawatan yang lebih bagus!"

"Pah mamah setuju kalau itu yang terbaik buat Cerry dan anaknya"

"Mamah jangan bilang Sadam dulu, biar papah nanti yang urus!"

Di ruangan serba putih itu, terlihat jelas wajah pucat Cerry yang polos , Cerry benar benar tertidur pulas sampai enggan untuk bangun.  Badannya yang mungil itu nyatanya mampu menahan rasa sakit yang hebat. 

"Cerr , lo bangun dong! Anak kita gimana kabarnya? Gue kangen sama lo Cer" tangis Sadam sambil memegang tangan Cerry yang terpasang jarum infus.

Alat pendeteksi jantung menjadi melodi di ruangan serba putih itu,

"Apa bener kamu ada?" tanya Sadam sambil mengelus perut Cerry yang masih rata.

"Kamu harus kuat seperti mamah mu ya? "

Tiiiiitttt.... Tiiiiiittttt.... Tiiitttt

"CERRR CERRYYYY!!!!!  "

.

.

.

.

.

.

.

maaf ya kalau agak lama , semoga kalian suka dengan cerita yang aku buat , terimakasih untuk yang selalu.membacanya!!!!!!