AUTHOR..
'Enghhh' erang Cerry, ia menggulatkan sedikit tubuhnya dan mengerjap-ngerjapkan kedua bola matanya untuk menyesuaikan sinar yang masuk ke retinanya. Ia melamun sebentar, ingatannya kembali pada kehidupannya yang kini sedang mengujinya , lagi lagi ia menangisi namun hanya sebentar setelahnya ia mengusapnya kasar.
"Gue gak boleh kalah! " ia mencoba untuk tegar dan tetap menjalani hidup dengan 'bahagia', walau ia tak begitu yakin dengan kata terakhirnya itu.
Cerry bergegas untuk mandi dan memakai seragam sekolahnya. Entahlah hari ini Cerry benar benar ingin menghadapinya.
Akhirnya Cerry sampai di depan gerbang sekolahnya, dengan langkah kecilnya ia mencoba menekan rasa takutnya. Ia takut bertemu sorot mata itu, tajam dan mengintimidasinya.
Cerry telah sampai di koridor kelasnya rasa gugupnya terus mendominasi, dengan langkahnya yang sedikit tergesa gesa ia menuju tempat duduknya.
Setelah pergantian jam, kini bel istirahat berdering.
Kantin,
"Cer, tumben lo kok jadi pendiem gini? Ada masalah ya" tanya Dara, yah semenjak pelajaran pertama dimulai Dara melihat gelagat sohibnya yang tiba tiba aneh. Cerry terlihat murung dan pendiam. Lingakaran hitam di sekitar matanya pun terlihat bahwa si empunya tidak dalam keadaan 'baik baik' saja.
"I 'am Okey! " serunya,
"Lagat lo Cer bilang 'baik baik' aja, emang kita sahabatan udah dari kapan sih Cer?! Sampe lo ada masalah gue ga pernah di anggep! " ketus Dara yang mulai tersurut emosi.
"B-bukan gitu Dara, G-gue ~~"
"Ga papa kok kalo lo belum bisa cerita sama gue Cer, gue bakal nunggu sampe lo mau cerita sendiri." terang Dara dengan sedikit kecewa,
"Biar gue yang pesan dulu," lanjutnya, Dara pergi untuk memesan makanan dikantin. Kepergian Dara membuat hati Cerry sakit, ia tau Dara baik bahkan sangat baik . Cerry tidak ingin membuat sahabatnya itu ikut bersedih dan kecewa dengan keadaannya yang sekarang. Ia terlalu takut untuk mengatakannya dan terlalu malu.
Tak lama pesanan mereka sampai, Dara dan Cerry memakan dalam hening tanpa ada perbincangan seru dan lelucon Dara yang sering ia lontarkan. Sampai bunyi bel masuk mengintruksi keduanya, untuk melanjutakan mata pelajaran yang tersisa.
Bel pulang berbunyi,
Semua siswa berbondong bondong keluar gerbang sekolah untuk menuju rumahnya masing masing, kecuali Cerry. Ia sedikit melirik kearah meja Dara ia tau, sangat tau kalau sahabatnya itu sedang marah padanya, samapai Dara tak mengajaknya pulang bareng. Dan tatapannya kini ke meja Sadam pria brengsek yang membuat hidupnya tambah rumit.
Hari ini Sadam tak menampakan diri, mungkin hal bagus untuk Cerry setidaknya ia sedikit lega.
Di halte bus,
Cerry memandangi beberapa siswa yang sedang menunggu bus, sama sepertinya. Tak lama bus yang mereka tunggu datang namun sialnya bus itu terlihat sedikit ramai hanya bisa menampung beberapa orang lagi, alhasil Cerry dan dua orang lain tidak bisa masuk. Dan memutuskan untuk menunggu bus yang lain. Namun kesialannya bertambah lagi,
Tiba tiba hujan turun dengan lebatnya, membuat Cerry tak mau harus sedikit mundur karna atap dari halte tak begitu luas. Diliriknya kedua orang yang sama sama terjebak hujan itu,
"M-maaf apa kalian akan menunggu bus? "
"Tadinya sih iya, tapi kami di jemput dan itu dia mobil mamah gue! " seru gadis itu sambil menunjuk mobil berwarna merah yang sedang menuju kearah halte.
"Apa kau mau ikut dengan kami? " tanya gadis itu yang bernama Veronica Elizabeth Queen dari tag namanya.
"Ah, T-tidak Terimakasih"
"Hujannya mungkin akan reda sedikit lama, jadi lo boleh nebeng kok" ujar gadis yang ber tag nama Quellza Retnazalqi Kenz .
"Haii grill, cepat masuk hujan tidak akan menunggu mu! " seru seseorang yang memotong pembicaraan tiga gadis cantik di halte bus,
Dilihatnya wanita dari arah jendela mobil yang terbuka itu .Cantik! Wanita paruh baya itu terlihat cantik sangat cantik bahkan, di umurnya yang mungkin sudah menginjak kepala tiga itu.
"Cepat! Mamah ga mau kalian sakit! " serunya lagi.
"Ayo gue anterin lo" ucap Veronica
"Ayah gue lagi nyusul kesini, lo boleh pulang duluan" tolak halus Cerry lagi.
"Baiklah, kami pulang dulu".
Setelah kepergian Veronica dan juga Quellza, hujan sedikit mereda hawa dingin membuat Cerry gemetar. Ia sudah menunggu hampir 2 jam kini tepat sudah pukul 6 sore namun bus yang ia tunggu tak kunjung datang. Dengan terpaksa Cerry berniat untuk jalan kaki.
Sebuah mobil sport berhenti di depannya. Kaca hitam mobil itu mulai turun, seiringan dengan wajah sang pemilik mobil terlihat.
"Lo masih belum pulang?" tanya cowok itu,
Menurut lo? batin Cerry kesal
Cowok yang bernama Dimas itu akhirnya kembali bersuara,
"Mungkin gue bersedia menawari tumpangan?" ujarnya
"Engga, gue bisa jalan kaki" ujar Cerry mulai berjalan,
'Dasar keras kepala', gumam Dimas.
"Cepat naik gue bakal anterin lo, Cerry... Antariksa". Ucap Dimas sedikit menjeda nama panjang Cerry,
"kok lo bisa tau nama panjang gue? " selidik Cerry,
Dimas sedikit tersenyum dengan perkataan Cerry,
"Tag nama lo!" ujarnya singkat.
Cerry ber'O'ria tanpa niat menanggapi, ia sudah sangat malu dan terlihat sangat sangat bodoh di depan Dimas.
"Cepat masuk apa lo ingin jadi mangsa!"
perkataan Dimas membuat Cerry bingung, maksudnya apa? Belum sempat Cerry bertanya Dimas melemparkan jaket ke Cerry,
"Pakai gih, liat pakaian dalam lo keliatan nyeplak",Tutur Dimas santai.
Dengan cepat Cerry melihat bajunya yang basah akibat hujan tadi, benar. Pakaiannya bisa mengundang pria hidung belang yang ada di jalanan. Lalu Cerry memakai jaket itu dan masuk ke mobil Dimas.
Didalam mobil keduanya saling diam tak ada suara apapun, Dimas yang mulai jengah akhirnya memutuskan untuk berdehem.
'Khem'
"Ini lewat mana? " tanya Dimas yang kini sudah di persimpangan jalan,
"Maaf, lo belok ke kanan setelah itu belok kiri sekitar tiga ratus meter", balas Cerry.
Tak lama mobil yang mereka tumpangi sampai di depan rumah yang cukup mewah sedikit gaya barat itu, dilihatnya rumah itu sepi seperti sedang di tinggal pergi penghuninya.
"Ini bener rumah lo, kok kayaknya ga ada orang? " tanya dimas,
Cerry terdiam sejenak, benar kata dimas rumahnya terlihat sepi dari biasanya meskipun bapak dan ibu tirinya dirumah. 'Mungkin mereka ke luar negeri'
"Mereka sedang pergi ke acara pesta kolega bapak gue",
Dimas memanggut manggut mengerti.
"Kalo begitu makasih udah mau nganterin gue," sambung Cerry.
"sama sama" balas Dimas
Cerry turun dari mobil Dimas, kaca mobil Dimas sedikit turun untuk melihat Cerry, segera cerry melambaikan tangannya. Dimas pun memencet klakson mobilnya.
Setelah kepergian Dimas, Cerry menatap kosong rumahnya dan bergegas masuk. Tubuhnya sedikit demam akibat air hujan tadi, sesegera mungkin Cerry harus membersihkan diri.
'hacihmm'
'hacihmm'
'hacihmm'
Cerry yang sudah duduk di sofa ruang TV dengan secangkir teh hangat dan tak lupa obat flu yang sudah ia minum tadi, ia merasa sangat lapar dengan langkah gontai Cerry menuju mini bar yang ada di dapur disana ia tak melihat apapun kecuali air putih, kulkas pun ikut kosong, Benar benar kedua orangtua tirinya ingin Cerry mati kelaparan. Uang yang ia miliki hanya bisa untuk membeli mie instan saja.
*****
Di lain tempat, segerombolan anak remaja asyik dengan minumannya tanpa ada rasa takut di diri para pemuda itu.
"Dim dari mana aja lo! Gue kira lo bakal ngelewatin pesta ini", kata Nathan
"Kayak lo ga tau Dimas aja, yang pasti abis sama cewe lah", tebakan Ega tak meleset sedikitpun.
"Yoi, by the way lo semua emang temen kampret" , balas Dimas dengan tertawa di ikuti Ega, Nathan.
Tawa mereka terhenti dengan ketukan gelas dari Sadam. Ketiganya menatap Sadam heran,
"Kenapa lo Dam? akhir akhir ini lo kek gelisah gitu, " tanya Nathan yang udah gatel pengin tau alasan sikap aneh Sadam akhir akhir ini.
Sadam masih bungkam dan terus menyesap wine nya dengan sesekali berdecih. Dimas yang sudah jengah dengan sikap Sadam meraih gelas yang ada di tangan Sadam.
"Dia abis merawanin anak orang, jadilah frustasi takut cewek itu hamil". Balas Dimas santai, namun reaksi kedua temannya tak bisa di bilang biasa. Mereka syok sangat malahan, karna Sadam yang tak tersentuh cewek selain Cerry yang hanya menjadikannya babu.
"Bener lo Dam, wah parah tuh emang lo pas 'itu' ga pake pengaman?",
"Mana ada orang mabok sadar harus pake pengaman dulu, Nath kalo gue sih mending kek Sadam ga apa apa kalo tuh cewek hamil setidaknya gue bakal tanggung jawab." balas Dimas
"Tumben lo bijak Dim, biasanya aja lo paling ogahan", sambung Ega yang mulai menyesap bir nya.
"Siapa cewek itu? " tanya Nathan lagi.
"Eh mana mungkin, kan lo ga tau Dim si Sadam wik wik beneran apa tidur sendiri alias solow men" ucapan Nathan membuat Ega menyemburkan wine nya. Dan di lanjut tawa renyah Ega.
" Mang lo tau Nath, kalo si Sadam ngapa ngapain atau enggak nya?"
Nathan menggeleng kan kepalanya.
"Ya udah si lo aja kan lupa , mending sekarang kita heppy heppy aja skuy!!!"
Balas Ega lagi.
.
.
.
.
.
Siapa yahhhhhh..... ???
Castnya Cerry