Ian bangun di sore hari, setelah kembali dari Universe World di pagi hari. 40 koin perak itulah yang ia bawa kembali bersama topeng, rencananya menjual 10 koin perak, namun setelah melihat harga 1 koin perunggu rata-rata $7-8 Ian memutuskan untuk menjual 20 koin perunggu.
Ian segera menggunakan komputer memasuki situs web untuk menjual 20 koin perak atau lebih tepatnya 1.000 koin perunggu dan 10 koin perak dengan harga $8/koin perunggu, dan jika ingin membeli Ian meninggalkan info kontaknya.
Tidak butuh waktu ponselnya segera berdering.
"Hallo apa ini dengan Ian" Suara pemuda terdengar, mungkin usianya di pertengahan 20
"Ini benar, saya Ian"
"Perkenalkan saya Vincent, saya berniat membeli semua koinmu"
"20 koin perak?"
"Itu benar, jika kau masih punya sebaiknya jual padaku. Masing-masing koin perak akan saya bayar $10 bagaimana?"
Ian sangat tergoda dengan harga di atas rata-rata, namun jika ia tidak bisa menjual semuanya. 'Baik saya akan menyisihkan 10 koin perak untuk berjaga-jaga' pikir Ian
"Saya punya 10 koin perak tambahan maka total 30 koin perak, apa kamu akan membeli semuanya?"
"Sempurna berikan alamat kita akan bertemu sekarang"
"Temui aku di... "
Setelah mengatakan itu Ian segera berangkat menuju lokasi pertemuan.
20 menit kemudian, sebuah mobil sport mewah diparkir. Seorang pemuda keluar dari mobil, dilihat dari mobil dan pakaian yang di pakai pemuda itu pasti anak orang kaya.
Riiing! Riiing! ponsel Ian berdering dan segera menjawabnya.
"Saya sudah sampai dimana kamu?"
"Meja no 3 dekat jendela" jawab Ian sambil melambaikan tangannya.
Segera pemuda itu berjalan masuk, ketika sampai di meja Ian ia mengulurkan tangannya. Ian kemudian menjabat tangannya.
"Hallo saya Vincent"
"Hallo saya Ian, silahkan duduk"
Vincent dan Ian duduk pada saat yang sama, namun tidak ada yang memulai percakapan. Akhirnya Ian menempatkan sebuah tas keatas meja kemudian berkata.
"Didalamnya ada total 30 koin perak, silahkan diperiksa dulu"
"Ayolah kawan jangan terburu-buru santai saja" jawab Vincent dengan senyum ramah diwajahnya.
"Baiklah" sahut Ian menanggapi senyuman Vincent
"Oh ya aku penasaran Ian kenapa kamu menjual begitu banyak koin perak? biasanya orang lain hanya menjual 10 koin perak paling banyak?"
"Benarkah?" tanya Ian dengan heran, tapi setelah beberapa saat akhirnya tahu alasannya. "Mungkin karena aku ada di benua Timur" kata Ian sambil mengangkat bahu.
"Sialan kamu ada di benua Timur? benua paling berbahaya?" Vincent berdiri, wajah tercengang dengan apa yang dikatakan Ian. Matanya menatap seolah-olah bertanya 'itu bohong kan?'
Namun Ian hanya mengangguk dan menjawab dengan tenang "Itu benar, lebih tepatnya di Kota Batu"
"Damn!!" Vincent berteriak, kemudian bertanya kembali "Apa yang kamu kerjakan di sana?"
"Berburu"
"Sial! Sial! Sial! kamu benar-benar seorang pemberani" berteriak sambil mengangkat jempolnya.
Ian menjadi malu ketika mendengar pujiannya, kemudian ia sadar bahwa mereka diperhatikan oleh semua orang segera berkata "Hey Vincent kecilkan suaramu, kita menjadi pusat perhatian disini"
"Oh... Baiklah..." suaranya sangat rendah karena malu, wajah Vincent memerah ingin bersembunyi didalam lubang.
Ian tidak bisa menahan tawa ketika melihat reaksi Vincent. Mereka mulai berbicara tentang segala macam hal yang, hingga lelah dan memutuskan untuk kembali.
Keduanya memutuskan untuk berteman tidak memutuskan kontak. Mereka berdua seperti sahabat lama yang baru bertemu lagi, dan bisa dibilang mereka jenis yang sama. Ian adalah seorang penyendiri yang malas namun bekerja keras untuk bertahan sehingga tidak memiliki teman yang nyata, sedangkan Vincent seorang pemalas namun didukung dengan kekayaan orang tuanya namun tidak memiliki teman karena pertemanannya berdasarkan untung dan rugi.
Sungguh sahabat senasib yang membedakan hanya latar belakang, satu kuat dan yang lain lemah.
Hari-hari selanjutnya berlangsung seperti biasa, berlatih di pagi hari sampai sore hari kemudian tidur dan siklus itu berjalan setiap hari kecuali seorang Vincent mengajak keluar.
Akhir-akhir ini Ian cukup bahagia karena Vincent mulai mengikutinya berlatih bela diri. Mereka berdua menjadi lebih dekat, hingga suatu ketika Ian dibawa ke rumah Vincent, meskipun Vincent menyebutnya rumah tapi itu terlihat seperti istana yah... itu wajar dengan orang tuanya sangat kaya.
Suatu ketika Ian dirumah Vincent ia melihat seorang gadis rambut pirang, wajahnya cantik meskipun dilihat dari jauh, proporsi tubuh yang sempurna membuat jantung Ian berdegup kencang. Tiba-tiba Vincent memanggil seseorang.
"Hey Viona"
Ian melihat gadis rambut pirang ia lihat berjalan mendekat sehingga wajahnya bisa dilihat dengan jelas 'Sungguh sangat cantik'. Setelah beberapa saat Ian mengalihkan pandangannya ke arah Vincent.
"Kakak.... "
Mendengar panggilan itu mata Ian menatap Vincent dengan ganas.
"Hey jangan menatapku seperti itu. Aku perkenalkan Ian, ini adalah Viona adikku satu-satunya dan Viona, ini adalah Ian sahabatku"
"Hallo" Ian menyapa dengan senyum di wajahnya
"Ha.. hallo" Viona tersipu ketika melihat senyuman Ian
'Ah... manisnya' pikir Ian dan Vincent
"Bagaimana adikku sangat cantik bukan!" ucap Vincent dengan bangga. Namun Ian tidak menjawab malah bertanya.
"Kamu kakaknya bukan? kenapa Viona seperti bunga mawar sedangkan kamu bunga bangkai?"
"Puu...." Vincent menyemburkan kopi ketika mendengar itu....
Sungguh pertemuan yang lucu, tapi mereka semua tertawa bahagia. Hari-hari menjadi lebih baik, persahabatan Ian dan Vincent menjadi lebih erat. Tapi Viona sungguh layak mendapatkan gelar Putri, bukan hanya wajahnya yang cantik tapi juga sikapnya yang anggun apalagi ia dikelilingi oleh bodyguard yang menjaganya.
Selin pergi keluar bersama Vincent, Ian juga berlatih seperti biasa tidak bermalas-malasan. Jika ia malas mungkin apa yang bisa dia andalkan di Universe World selain dirinya sendiri, meskipun cenderung malas ketika menyangkut kehidupannya Ian akan mengerahkan seluruh usahanya.
Dalam seminggu ini Ian berlatih lebih keras, tapi tak ada satupun atribut dan skill yang meningkat. Ian bingung kenapa tidak ada yang meningkat apakah itu karena latihan yang salah? atau tidak bisa ditingkatkan lagi?
Namun kemungkinan pertama pasti tidak mungkin, oleh karena itu yang paling masuk akal adalah kemungkinan kedua.
Namun apa penyebabnya, apakah itu sudah mencapai batas? atau karena ada sesuatu yang menghalangi?
Kali ini Ian ingat inherent skill miliknya Soul Colector, itu bisa meningkatkan atribut dan skill sungguh OP, namun segala sesuatu pasti memiliki kekurangan. Jika tidak bisa meningkatkan atribut dan skill dengan berlatih, dan hanya bisa ditingkatkan dengan Soul Points maka semua menjadi masuk akal. Hanya saja itu masih tetap sangat OP, mungkin masih ada kekurangan yang lain? ah... terserahlah hanya waktu yang menjawab.
Besok akhir pekan, sudah seminggu sejak pertama kali datang ke Universe World. Besok Ian berencana masuk kembali dan mendaftar di Guild Mercenary.
Hm... ketika menjadi tentara bayaran apa nama yang harus ia pakai? tidak mungkin menggunakan nama asli, ah... code name benar mari kita gunakan saja
Code Name : Zero