Chereads / The Famous Girl / Chapter 3 - Eh dia kan...

Chapter 3 - Eh dia kan...

langsung saja aku lari dengan sekencang-kencangnya supaya tepat di kantor tepat waktu

"assalamualaikum Pak. Ada apa ya Pak, Bapak memanggil saya?? apa karena pengumuman yang lalu itu lupa saya ambil Pak??" melipat tangan memohon

"moga-moga gak Ya Allah" batinku

"waalaikummussalam. eh eng.. enggak Dinda"

"oh jadi apa ya Pak??" ucapku mulai bingung

"Jadi apaan? ahh pasti masalah penting nihh" batinku lagi

"begini Dinda" kata Pak Kepsek panggil aja bapak ni Pak Ahmad ya gengs. sambil Monda( alias mondar-mandir gk jelas)

"emm begini apa ya Pak?" kataku bingung lihat Pak Ahmad mondar-mandir

"kamu kan Ketua Osis, nah kamu saya kasih satu tanggung jawab lagi, gimana mau tidak?" kata Pak Ahmad yang sebenarnya bikin aku deg-degan

"what... tugas tambahan?.. alamak!!! jangan lah Pak.. sudah banyak berkas yang bertumpuk di ruang Osis, ini ditambah lagi.." Batinku lagi dan lagi

Namun, dengan berat hati

"baiklah Pak, emangnya tugasnya apa Pak?"

"baiklah tanpa basa basi lagi dan kamu juga sudah setuju akan tugas ini serta sudah menandatangani surat bermaterai!!!" kata Pak Ahmad tak tahu arah jalan pulang... kok ngalor ngidul gini sih

"hahah.. apa emang Pak Ahmad tukang ngelawak ya sebenarnya?" batinku lagi, lagi dan lagi

"materai apa ya Pak?" kataku bingung.. nih bapak bisa aja bercanda.. 😂😂

"sudah kamu tidakkan tahu!! jadi tugasnya adalah....."

"kok kayak aku mau menang lomba ya deg-degkan" batinku yg kesekian

"kamu harus menjadi pengawas!" kata Pak Ahmad

"Pengawas? Ngawasi apa ni Pak?" Kataku mulai penasaran. Ya Allah ngawasi apaan dah.. jangan bilang aku dijadikan detektif rahasia?

"Kamu harus ngawasi anak bapak yang bakal pindah kesini," kata Pak Ahmad

"Oh aku kirai apaan", gumamku pelan

"eh apa Pak tadi? ngawasi anak Bapak?" baru tersadar aku dari lamunan

"Apa ada masalah nak? kalau kamu menghawatirkan masalah nilai.. nanti saya minta bu Evi yang menghandlenya.. dan kalau masalah keorganisasian biar pak Amir yang membantu.. gimana oke tidak?" Kata pak ahmad

"Ti.. tidak ada masalah pak.. baiklah pak kalau begitu" ucapku pasrah

"Ya Allah hanya kepadamu aku berpasrah diri.. Jadi bener lah yang Tia bilang.. karena aku KetOs, emang ini bagian dari tugas Osis ya?.. aku merasa sungkan menolak kalau gini.. lagian pak Ahmad dah baik mikirin soal nilaiku" Batinku lagi dan lagi

"Baiklah. Langsung saja bapak kenal kan kalian ya.. supaya apa tuh namanya jadi friend.. iya friend" ngakak dong... Pak Ahmad emang begini orangnya ya? kok rada beda pas tadi pagi pidato

Pak Ahmad keluar ruangan seraya memanggil anaknya

"Siapa ya tuh anak. Penasaran tinggkat tinggi aku ni" Batinku yang sudah entah keberapa

"Baiklah Dinda. Ini anak Bapak"

"Hah!!!!!! Wah kapok aku dia kan yang aku tabrak tadi pagi," gumamku.. auto terkejutlah..

"Oh ya pak.." ucapku ke pak Ahmad

"hai.. salam kenal. Nama saya Dinda Pratiwi" sambil tersenyum paling manis supaya gk gugup

"Oh ya" katanya cuek

"Cuek amat ni anak. Kesambet apa yak", gumamku. sumpah jijik banget lihat anak sok-sok cool kek gini. udah kek preman kalau dilihat dari stylenya dia.. huhh

***

Pov Denis

"Idih dia kira aku gk tau apa kalau dia tadi yang nabrak aku, awas aja.." Batinku

"Btw ini KetOsnya yang kata Rian cantik? apa gak masuk kelevel cantik ini mah.. jauhhh" batinku lagi

***

PoV Dinda

"Oh.... jadi kapan Pak saya harus menemani anak Bapak ini" sambil menujuk kearah pemuda cuek sok cool ini

"Sekarang aja Pa!!" Ucap denis ngotot

"Apa!!! Wih ni anak ngebet banget.. aku tau aku cantik hahah.. kegeeran amat dah" batinku

"Lo gk tau kan apa rencana gue buat lo yang udah nabrak tapi gak sadar diri.. " batin pemuda itu

"Baiklah kalau mau kamu begitu nak, jadi Dinda kamu awasi anak saya ya.. " kata pak ahmad

"Bapak harus ke ruang guru untuk memberi tahu bu Evi seputar nilai kamu" lanjutnya seraya pergi

"Hemm iya pak" ujarku mau bagaimana lagi kan? huh

Sampailah mereka hanya berdua kini. Kikuk, bingung campur jadi satu.. Hening, sepi merasuk menjadi satu.

Lebay ah lu thor:'v

"Hemm kamu pindahan mana?" tanyaku basa basi, ya kan gak enak juga kalau diam aja selama berkeliling, setidaknya aku mencoba ramah

"Emm apa?? Gue gk denger" katanya sambil mencopot headset di telinganya

"Sejak kapan tuh headset di kuping dia??" batinku

"Hemm kamu pindahan dari mana?" tanyaku mengulangi, oke Din.. harus sabar, mungkin dia nih tipe orang budek.. Sok cool pake headset-headsetan segala

"Oh Gue pindahan smk melati" kata denis

"oke.. nampak nih anak gak sopan.. pake gue-gue an.. boleh ugak nehh" batinku..

"Smk melati?? Mana tuh?" pemuda ini pun kelihatan seperti terkejut akan pertanyaanku, gimana gk terkejut ya setahu ku dia nih pindah dari Amerika

"Oh Hemm... Hemm.. pokoknya di indonesia ini lah pokoknya" ucapnya..

"Smk Melati? Emang ada? Kok rada aneh nih.. apa jangan-jangan.. mau ngibulin ya" batinku yang sudah capek aku menghitungnya

"Oooh.." kataku pura-pura percaya ber o ria

"oh ya nama kamu siapa? dari tadi aku gak tahu namamu" lanjutku

"gue.. Denis.." singkat padat dan sangat jelas di telingaku

"Oke Denis salam kenal ya.." ucapku seramah..... mungkin

"yaudah ayok kok malah diam-diam aja" katanya sambil menarik tangan ku

"eh-eh.. Mau kemana? " emang mesti gini ya kalau mengawasi? mirip bodyguard aku

Dan...

"eh kok berhenti disini?" tanyaku heran karena Denis membawa ku ke taman belakang sekolah yg jarang ada orang datang..

"iya karena aku mau ke sini" katanya enteng

"eh tunggu dulu deh, kau kok tau disini ada taman?" tanyaku kepada pemuda yang entah kenapa kesan pertama melihatnya jijik

"lo pura2 begok ato cem mana sih. Bapak gue kan Kepsek disini" ucapnya bangga..

"oh iya ya" ucapku sambil nepuk jidat. oon banget

"eh tapi ngapai kita kesini?" lanjutku

"gak ngapa-ngapai, sengaja kesini cuman mau duduk-duduk aja" katanya sambil memakai headsetnya yg sempat ia lepas sewaktu lari tadi

"emang gini ya tugas mengawasi," batinku

"ooh yaya" kataku sambil melangkah ke arah bangku kosong yg agak kusam dan mulai mendudukinya.

"Yauda sini duduk" ucapku menepuk tempat disebelahku

"disitu bareng lo? Ogah, mending gue duduk disana" sambil menunjuk ke arah bangku seberang. Dan mulai melangkah dan mendudukinya

"Ya sama kali" ucapku.. nih anak kayaknya ngajak berantem ya..

"Beda lah" balasnya

"Sama!"

"Beda!"

"Sama!!" ucapku ngotot

"Beda!!" ucapnya yang gak mau ngalah sama perempuan

"Eh sudah cukup, ngapai gitu kayak anak kecil tau gak" ucapku yang sudah kesal

"lama-lama nyebelin nih anak, siapa sih bapaknya" batinku

"Bapak gue Kepsek kita" katanya tanpa melihat ke arah ku

"Ya ampun dia tau apa yg kufikirkan" batinku

"Yaudah gak usah bicara dalam hati gue tahu apa yang lo fikiran" katanya sambil memainkan hpnya tanpa melihat kearahku..

"Etdah seriusan? parahhh.. gak bisa gini. area privasiku ku pun didengarnya" batinku lagi...

"Eng-.. Enggak kok.. " kataku kagum melihatnya bisa tau apa yg kupikirkan

"Emmm.... 🎶🎶🎶" gumam denis bersenandung

"ih bosen lah!! emang gini yaa ngawasin orang.. kan dia dah gede.. ngapain pake acara diawasi.. " Kataku sedikit berteriak..

"iiih apan sih berisik banget.." ucapnya yang kurasa merasa terganggu

"boseeeennnn.. kekelas aja yuk.." ucapku yang memang aku lagi bosen saat ini, dimana biasanya dijam segini aku belajar menggunakan fikiran..

"gak usah lebay gitu" katanya mulai berdiri

"Eh.. Eh.. mau kemana?"

***

Aduh.... awal yang meneganggkan buat ku..

Mudah-mudahan setelah ini gk ada lagi

-----

bantu author ya guys

Vote and coment