Chereads / From Friend To Boyfriend / Chapter 13 - Chapter 12 #Tanpa Kabar

Chapter 13 - Chapter 12 #Tanpa Kabar

Saat mereka sedang dikelas tiba-tiba Cindy memikirkan sesuatu, hati dia merasa tidak nyaman, dia merasa gelisah, merasa takut kehilangan

"Kak aku takut kehilangan kamu" Ucap Cindy sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Luthfi.

Luthfi pun mengusap rambut Cindy sambil berkata manis.

"Aku akan selalu ada buat kamu" ucap Luthfi, Cindy pun terkejut jika mendengar Luthfi menyebut dirinya dengan sebutan'aku'.

Lalu kuliah berjalan seperti biasa, mereka juga belajar seperti biasa dengan keheningan dan wajah sedih, saat pelajaran sudah selesai saatnya mereka untuk pulang, lalu Cindy pun minta diantar sama Luthfi.

"Kak aku anterin dong" ucap Cindy dengan nada males.

Lalu Luthfi menggandeng tangan Cindy dan mengantarkan Cindy pulang, tapi dirasa Cindy ada yang aneh dengan Luthfi, Dia langsung pulang tanpa mampir ke rumah Cindy, mungkin Luthfi kecapekan.

______

Malam itu, Cindy merasa gelisah, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya, seakan dia ingin memeluk Luthfi dan tak akan pernah melepaskannya, dia selalu ingin berteriak, ingin menangis karena setiap dia bernafas, setiap dia berkedip dia teringat wajah Luthfi,

Ada apa ini, sungguh ini sangat aneh.

Cindy serasa ingin keluar, tapi hujan disana lebat, dingin, gelap, semua pikiran terpenuhi oleh bayang- bayang Luthfi, dia tidak tahu dia kenapa, tiba-tiba dia ingin menangis, dia ingin berteriak, dia ingin menghampiri Luthfi.

Cindy tidak bisa tidur, dia sangat cemas, dia hanya bisa mondar- mandir, berusaha telepon Luthfi dan ngechat Luthfi, tapi tidak ada respon sama sekali, Cindy menangis, dia menghampiri meja belajarnya dan dia menulis sebuah puisi, dia memang suka meredakan emosi atau perasaan nya kedalam puisi.

PUISI CINDY POV

Hujan...

Biarkan tanganku dan sekujur tubuhku menyentuh sejuknya basahmu, aku ingin menari dengan percikan suara jatuhmu ke bumi, sejenak saja, dan jikalah aku terkena ledakan halilintar yang pasti akan datang.

Hujan....

Baumu menterapi suasana hatiku yang sempat jatuh karena gejalan cinta, andai cinta tau dia akan musnah jika sebentar saja dia bermain api.

AUTHOR POV

Malam itu Cindy pun terlelap di meja belajarnya, dia kedinginan tanpa selimut dan pikirannya yang masih melayang-layang.

Dan suatu pagi dia dibangunkan oleh sentuhan tangan di pipinya, itu adalah maminya, dan maminya duduk disamping Cindy lalu memeluk anak sulungnya itu.

Cindy menangis di pelukan maminya itu, dia semakin menjerit, entah kenapa perasaan nya seperti ini, Luthfi pun tak ada kabar.

"Mi... Kak Luthfi jahat mi, dia nggak ada kabar sama sekali, hiks... hiks..." Cindy menangis di pelukan maminya itu.

Dia pun turun dan ingin segera ke kampus dan bertemu dengan Luthfi dia ingin segera memeluknya, dan segera mendekap Luthfi dengan erat.

______

Tapi sayang setibanya di kampus, Cindy tak melihat satu detail pun wajah Luthfi, dia terus mencari, dia sampai bolos kelas saat jam pertama.

Lalu saat istirahat, Cindy tampak tidak ada nafsu sedikitpun untuk melakukan apapun, hingga sahabatnya menenangkannya sekalipun, itu tidak membuat Cindy menghilangkan rasa khawatirnya pada Luthfi.

CINDY POV

Luthfi kamu kemana?

Baru kemarin kamu bilang, akan selalu ada buat aku, tapi sekarang kamu dimana? Kenapa kamu tiba-tiba nggak ada kabar.

Beberapa hari yang lalu aku baru saja bahagia, tapi tepat satu hari kemarin kamu pergi tanpa alasan sedikitpun, aku bingung pada Tuhan kenapa Tuhan berikan aku banyak kenangan indah sama dia lalu Tuhan suruh aku untuk lupakan semuanya, lebih baik tuhan nggak usah beri aku harapan Tentang dia jika harapan itu akan di ambil kembali.

AUTHOR POV

Saat pulang sekolah, Cindy memutuskan untuk pergi mencari Luthfi kembali, dia mencari kemana mana sampai saat itu hujan turun dan Cindy berada tepat di depan rumah Luthfi.

"Tok³".

"Permisi, permisi."

Cindy pun duduk di depan rumah Luthfi sambil menangis dan kehujanan, kedinginan, kegelapan.

Tapi tidak ada jawaban sama sekali, sepertinya rumahnya sepi, tidak ada satu orang pun lewat didepan situ, hingga saat larut malam, hujan tak kunjung reda, Cindy tetap menunggu Luthfi, dan berharap tiba-tiba Luthfi datang dan memeluknya dari belakang. Tapi itu tidak mungkin.

Cindy merasa putus asa, dan Saat Cindy memutuskan untuk pulang ada seorang tetangga Luthfi yang memberi dia kabar buruk, yang tak pernah dipikirkan oleh Cindy sebelumnya...