Seketika itu tangis Cindy pecah, dia sangat-sangat tidak percaya oleh semua ini.
"Luthfi ini benar-benar kamu, Luthfi... Hiks...hiks... Luth...fiii..." Ucap Cindy sambil mengelus pipi Luthfi dan menangis.
"Iya sayang" ucap Luthfi dengan dibalas dengan anggukan kepala dan dia melakukan hal yang sama yaitu mengelus pipi Cindy.
"Kenapa baru sekarang?" Tanya Cindy pada Luthfi.
Lalu Luthfi menceritakan kejadian yang dia alami, dia menceritakan semuanya dari dia jatuh ke jurang dan tidak ditemukan berhari-hari hingga dia koma berbulan-bulan.
"Kenapa kamu nggak cari aku setelah kamu sadar dari koma? Apa yang lebih buruk dari kematian Luthfi? Disaat kamu harus bertahan hidup, tanpa punya pilihan sama sekali karena satu-satunya pilihan yang aku punya itu udah ninggalin kamu selamanya, hiks...hiks..." Tangis Cindy semakin menjerit lalu Luthfi mendekapnya dan menenangkan Cindy serta menenggelamkan Cindy dalam pelukannya.
"Aku pernah cari kamu sayang, tapi yang aku liat kamu udah punya hidup baru....
Flashback on
Saat Luthfi pergi berbulan-bulan Cindy sangat akrab dengan Devan, Devan adalah teman Cindy tapi dia mempunyai perasaan lebih dari teman.
Luthfi mengetahuinya sejak dia dekat dengan Cindy, Devan marah-marah jika Luthfi terus dekat dengan Cindy, Devan ingin mendapatkan Cindy, dan akhir-akhir ini dia berhasil membuat Cindy nyaman dengan dia.
Tapi hati Cindy hanya untuk Luthfi, selama dengan Devan Cindy hanya curhat-curhat dengan Devan tentang dia dan Luthfi.
Lalu saat Luthfi kerumah Cindy dia melihat Cindy sedang berbincang-bincang dengan Devan ditaman samping rumah, dia kira Cindy sudah melupakannya.
Flashback off
"Tapi yang aku lihat, kamu udah nemuin hidup baru." Sambung Luthfi.
"Maksud kamu apa?" Tanya Cindy masih dengan mata berkaca-kaca.
Lalu Luthfi menjelaskan apa yang dia lihat tentang Cindy dan Devan.
"Nggak fi, aku sayang sama kamu, sama kayak bintang yang nggak akan pernah ninggalin langit" jelas Cindy pada Luthfi lalu Cindy memeluk Luthfi dan Luthfi membalas dengan ciuman di kening Cindy.
"Aku kangen banget sama kamu" _ Luthfi.
"Aku juga sayang, selama ini aku tunggu kamu, aku kesepian, aku sendirian, aku sedih, aku hancur, aku hampa fi, hiks...hiks..." ucap Cindy kembali menangis.
"Hey², stop, sayang, kamu jangan nangis, sekarang aku udah disini" ucap Luthfi sambil mengusap air mata Cindy.
Mereka kembali berpelukan, saling kangen-kangenan, Cindy sangat bersyukur pada Tuhan, bahwa Tuhan dah kembalikan karya terindah nya pada dia.
Tak lama setelah itu tiba-tiba kepala Luthfi sangat pusing, dia kesakitan dan akhirnya Cindy memutuskan untuk mengantarkan Luthfi pulang.
______
Setibanya dirumah Cindy sudah disambut dengan maki-makian dari Ulfa, Luthfi yang mendengar itu pun langsung naik darah Luthfi tidak menghiraukan kesakitan nya, dia sangat kesal dengan adik laknat nya itu.
"Heh, lho ngapain disini" ucap Ulfa sambil mendorong Cindy.
"Heh, kamu jangan gitu ya, nggak sopan banget jadi anak kecil, tau diri dikit dong." Ucap Luthfi dengan nada tinggi tapi dengan suara khas orang kesakitan.
"Udah sayang, ayo aku anter ke kamar kamu" ucap Cindy menenangkan.
Lalu Luthfi dibaringkan di kasur nya dan tak lama setelah itu datanglah bundanya Luthfi untuk memberikan bubur Luthfi dan obatnya.
"Eh calon mantu" goda bunda Luthfi.
"Iya Tante" ucap Cindy sambil tersenyum manis.
"Eh jangan panggil Tante, panggil bunda aja" ucap bunda Luthfi.
"Eh iya bunda, oh iya bunda, ini kak Luthfi kenapa Bun?" Tanya Cindy.
"Ini kepalanya masih agak sering pusing gitu, dia nggak boleh banyak pikiran, dan bunda harus turutin kemauannya" jelas bunda Luthfi pada Cindy.
"Oh gitu ya Bun" jawab Cindy dengan anggukan kepala.
"Terus kamu maunya apa?" Tanya Cindy pada Luthfi sambil mengusap rambut tebal Luthfi.
"Kamu" jawab Luthfi singkat.
"Maksud kamu?" Tanya Cindy bingung.