Setibanya di rumah Luthfi, Cindy langsung merawat Luthfi seperti biasa, dia juga menganggap jika rumah itu rumahnya sendiri agar ia menjadi lebih terbiasa.
"Kamu nggak makan" ucap Luthfi.
"Emm... Nanti aja deh, nanti kamu sendirian lagi disini" Jawab Cindy.
"Kamu makannya disini aja, kan lagi nggak ada orang" tutur Luthfi.
Kebetulan malam ini bunda lagi arisan sama temen-temennya, Ulfa juga main, Al? Biasa lah anak laki-laki palingan juga main, hanya ada Luthfi, Cindy dan pembantunya bi ina.
"Nggak ah males makan" jawab Cindy.
"Yaudah aku pesenin makan ya, siniin hp aku" ucap Luthfi dan dijawab Cindy dengan anggukan kepala.
"Mau pesen apa?" Sambungnya.
"Em... Aku mau yang pedes² gitu, seblak aja deh" jawab Cindy aneh.
"Hahaha... Kenapa tiba-tiba mau yang pedes. " Tanya Luthfi sambil tertawa kecil.
"Ih apaan sih, nggak, pengen aja, aku kan emang suka yang pedes" jawab Cindy.
"Iya²" ucap Luthfi.
______
Tak menunggu waktu lama makanan yang Luthfi pesan pun datang, dan mereka pun makan masing-masing, Cindy makan di sofa yang ada disebelah kasur Luthfi, sedangkan Luthfi masih tetap dikasur, karena dia masih agak lemes.
Muka Cindy memerah termasuk bibirnya yang mungil itu yang awalnya berwarna pink menjadi merah merekah seperti habis minum darah, dengan desahan manjanya karena kepedesan itu membuatnya semakin lucu.
Sedangkan Luthfi menatap Cindy dengan raut wajah yang aneh dan mencurigakan, dia sepertinya sedang memperhatikan sesuatu pada diri Cindy dan dia menatapnya dengan tatapan nafsu.
Oh tidak, Luthfi sedang berada di fase dimana dia akan melakukan hal diluar kendali, dia akan sangat membahayakan.
Tiba-tiba Luthfi berdiri dari tempat tidurnya dan menghampiri Cindy pelan², Cindy tidak menyadari keberadaan Luthfi karena dia sedang fokus dengan makanan yang membuat wajahnya memerah itu.
Saat Cindy menegakkan kepalanya tiba-tiba Luthfi sudah ada disampingnya dan memeluk pinggangnya dari samping dan menyenderkan kepalanya pada bahu Cindy.
"Sayang... Bentar aku mau ambil minum dulu ya uhhh ahhh...." Suara Cindy disertai dengan desah kepedesan.
"Nggak perlu" suara Luthfi serak² basah dan itu membuat Cindy membulatkan matanya karena Luthfi berbicara diceruk lehernya.
Lalu tiba-tiba Luthfi menjilat leher Cindy dan tentu membuat Cindy terkejut dengan perilaku Luthfi yang sangat aneh itu.
Cindy berusaha untuk tetap tenang, tapi hatinya terus berdetak kencang bagaikan dia dikejar oleh setan bahkan lebih dari itu.
"Lu-luthfi, apa yang kamu lakukan?" Tanya Cindy gugup.
Luthfi yang mendengar pertanyaan kekasihnya itu langsung menghentikan tingkahnya, dia mengerti jika kekasihnya itu sedang gugup tak karuan ditambah lagi rasa pedas dari seblak itu yang masih belum hilang.
Dia menatap Cindy lekat dan sepertinya dia sedang ingin menyampaikan sesuatu, dia sepertinya menginginkan hal yang sejak dulu dia inginkan.
Cindy mengusap rambut tebal Luthfi dan Cindy mencium pipi Luthfi dan itu membuat Luthfi semakin nafsu untuk melanjutkan aksinya tadi.
Tanpa persetujuan dari Cindy Luthfi langsung mendekatkan bibirnya ke bibir Cindy, dia menciumnya tapi Cindy tidak membalas ciuman Luthfi, Luthfi yang geram pun langsung menggigit bibir bawah Cindy dan itu membuat Cindy membuka bibirnya.
Slup slupp
"Ahhh...shhhh..." Desahan Cindy
Lidah Luthfi berhasil masuk ke mulut Cindy, dan itu membuat Cindy membalas ciuman Luthfi, Cindy sudah tidak menghiraukan pedes seblak tadi karena dia sudah menemukan obatnya yabg menurutnya lebih ampuh daripada air, hehe alay😀Luthfi terus memperdalam ciumannya, sampai membuat Cindy kewalahan dan saat Cindy merasa kehabisan nafas dia memukul-mukul dada Luthfi dan Luthfi yang mengerti pun langsung melepaskan ciumannya.
(Anjirrrr Author hot banget)
Tak berhenti sampai disitu, Luthfi kembali mendaratkan bibirnya pada bibir Cindy, dia mulai membuka kancing baju Cindy satu persatu, saat Luthfi akan menarik baju Cindy perbuatannya itu tertahan oleh Cindy.
Cindy berusaha menenangkan Luthfi agar Luthfi tidak kelepasan, Luthfi bisa menjadi sangat hyper sex jika dia terus melakukan aksinya itu.
"Sayang... Jangan!!" Perintah Cindy sambil melepas ciumannya dan menatap Luthfi lekat, Cindy pun agak malu karena saat ciuman tadi dia agak desah.
Tapi tatapan itu justru membuat Luthfi semakin bergairah dan Luthfi kembali melanjutkan aksinya itu, dia terus mencium Cindy, ciuman Luthfi turun hingga ceruk leher Cindy dan Luthfi meninggalkan banyak KissMark disana
Kemudian Cindy yang tak tahan pun spontan menampar pipi Luthfi, dan itu membuat Luthfi tersadar dan menyesali perbuatannya itu.
Plakkkk
"Luthfi stop!!!" ucap Cindy sambil menampar pipi Luthfi.
Luthfi menatapnya sebentar lalu Luthfi memeluk Cindy dan berkata "maaf" berkali-kali
"Maaf sayang, maaf, aku kelepasan" ucap Luthfi sambil memeluk Cindy.
"Iya... Tapi kamu jangan sampai kelepasan dong, coba bayangin kalau aku tadi cuma mengikuti alurnya, kalau tadi aku ikut nafsu gimana? apa yang udah terjadi? Kamu pasti udah jebolin anak orang, syukur² orang yang kamu giniin itu aku, kalau orang lain gimana?" tutur Cindy pada Luthfi, munafik memang, padahal Cindy juga menikmati permainan itu.
"Yaudah, sekarang kamu tidur, dah malem, jangan sampek kelepasan kalau mau tidur sama aku." sambungnya.
Lalu Luthfi pun menuju ke kasurnya kembali dan dia melambaikan tangannya dan menepuk nepuk sebelahnya pertanda menyuruh Cindy untuk berbaring disampingnya.
Cindy pun menghampiri Luthfi perlahan lalu dia ikut berbaring bersama Luthfi, dia masih agak ragu karena kejadian tadi, tapi dia berusaha untuk memejamkan matanya, Luthfi menarik Cindy kedalam pelukannya dan itu membuat Cindy dan Luthfi tertidur pulas...
________
Keesokan harinya, Luthfi telah menyewa kamar hotel mewah dengan hiasan dinding yang elegan, berpadu padan dengan warna pink dan putih membuat kamarnya sangat indah.
Dan disitu Luthfi mengucapkan janji romantis, untuk menuju ke jenjang lebih serius yaitu menikah.
Saat tiba disana Luthfi langsung meminang Cindy.
"Will you marry me?" Tanya Luthfi sambil membuka cincin berlian yang dibawanya.
"Yes, I will" jawab Cindy dengan wajah yang masih tidak percaya...
_____
TAMAT