*Yoan POV*
Nama ku Yoanilla Ganindra Tanamal. Aku biasa di panggil Yoan oleh teman-teman dan keluarga ku. Aku remaja perempuan yang berpenampilan tomboy selayaknya laki-laki.
Aku anak tunggal dari keluarga Tanamal. Papah ku adalah seorang arsitek dan mamah ku adalah seorang desainer. Mereka berdua sama-sama punya hobi di bidang desain, dan bakat itu juga ikut menurun ke diriku. Tapi aku lebih suka melukis daripada mendesain sesuatu seperti papah mamah.
Sejak kecil, aku sudah berpenampilan tomboy seperti laki-laki. Bukan tanpa alasan, itu semua karena orang tua ku yang awalnya mendadani ku seperti laki-laki. Sampai sekarang akhirnya aku telah nyaman dengan diriku yang seperti ini. Orang tua ku juga tidak mempermasalahkan kalau aku berpenampilan seperti laki-laki, yang penting aku masih normal saja kata mereka.
Aku pun berharap kalau aku itu normal seperti yang di maksud oleh orang tua ku. Sayangnya aku adalah pengidap gender dysphoria, yang tanpa pernah orang tua ku tau tentang itu. Aku tau kalau aku adalah pengidap gender dysphoria karena aku merasakan penolakan terhadap jenis kelamin ku dan juga aku pernah pergi ke psikolog untuk memastikan hal ini.
Aku tidak pernah berpacaran dengan perempuan ataupun laki-laki sebelumnya. Tapi aku memiliki feeling yang dominannya lebih suka ke perempuan daripada laki-laki. Tapi aku juga tidak mau melabeli diriku sebagai penyuka sesama jenis, karena memang aku belum pernah pacaran dengan perempuan.
Saat aku duduk di bangku SMA aku memiliki teman dekat yang sudah ku anggap seperti saudara ku sendiri. Namanya Reina dan Kinar, mereka berdua sudah seperti kakak perempuan bagi ku. Mereka benar-benar baik dan sangat peduli dengan diriku.
Sebenarnya aku bukan anak kuper yang tidak memiliki banyak teman. Teman ku banyak, tapi yang ku anggap spesial hanya Reina dan Kinar. Bahkan mereka sudah tau banyak tentang kehidupan ku. Bahkan terlalu banyak, hingga aku merasa kalau kami memiliki ikatan batin yang kuat.
Aku dengan Reina dan Kinar bersahabat baik hingga kami lulus SMA bahkan sampai akhirnya kami menikah.
Inilah sekilas tentang diriku, tentang kehidupan pribadi ku. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang mampu membuatku bahagia, kacau, bahkan hampir gila. Dia yang membuat ku berubah atau sebenarnya aku yang telah membuatnya berubah. Entahlah, aku merasa bahwa ia adalah kesalahan tapi bukan kesalahan cinta.
*Karin POV*
Nama ku Karinia Calista Amadea, biasa di panggil Karin oleh mamah dan papah. Aku anak tunggal dari pasangan suami istri yang bernama Tika dan Febri. Keluarga ku bukan keluarga kelas atas yang kaya raya mampus. Tapi mereka selalu bisa menuruti kemauan anak tunggalnya ini.
Dari kecil aku sangat suka dengan dunia akting, aku ingin sekali bisa menjadi artis dan masuk televisi. Aku suka make up dan fashion perempuan yang sangat girly. Aku benar-benar feminim dan anggun seperti mamah ku sedari kecil.
Papah ku adalah seorang pegawai pertanian. Dia sering dinas di luar kota dan mamah sering ikut papah dinas. Tapi aku tidak penakut untuk di rumah sendirian. Papah selalu mengajari aku untuk berani hidup sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Aku anak pendiam yang tidak memiliki banyak teman. Aku hanya suka berekspresi dengan diriku sendiri. Aku juga hanya suka dengan pelajaran-pelajaran di sekolah dan jarang bersosialisasi, kecuali jika aku dalam kegiatan eskul.
Hidupku tidak terlalu mengesankan karena aku tidak memiliki banyak teman. Aku hanya fokus terhadap diriku sendiri dan terlalu abai terhadap lingkungan ku. Sampai akhirnya ada sesuatu yang mampu membuat ku fokus padanya. Dia ada di SMA yang sama dengan ku.
Dia adalah kesalahan yang paling indah, lebih indah dari persahabatan manapun. Lebih indah dari hal apapun, karena dia telah memberikan ku pengalaman hidup yang berbeda.
Dia juga adalah rasa sakit yang paling menyakitkan dalam hidup ku. Lebih sakit dari sayatan pisau, lebih sakit dari luka apapun. Dia telah memberikan ku kebahagiaan dan juga kesakitan yang tidak bisa ku ungkapkan hanya dengan sekedar satu paragraf.
*Author POV*
Cerita ini bermula ketika SMA....