Setelah liburan semester pertama, Yoan kembali masuk sekolah dan bertemu dengan teman-teman kesayangannya. Selain karena Reina dan Kinar, Yoan juga senang karena bisa melihat kembali wajah indah Karin.
Di semester baru ini pun, akan di adakan perlombaan pidato antar sekolah. Dan Yoan adalah perwakilan dari SMA nya. Selama satu semester ini guru-guru Yoan bisa melihat kemampuan yang dimiliki Yoan itu. Serta kepercayaan diri yang sangat bagus dari seorang Yoan.
Guru pembimbing Yoan untuk perlombaan pidato ini adalah Bu Riza selaku guru bahasa Indonesia di sekolah Yoan. Saat pelajaran bahasa Indonesia di kelas Yoan berakhir, Yoan di minta untuk memperlihatkan hasil latihannya selama ini pada Bu Riza di ruang teater. Kenapa diruang teater?, Karena ruang teater punya panggung yang besar untuk melatih mental.
Sebenarnya Yoan tidak perlu latihan mental seperti ini, karena Yoan sudah sangat percaya diri. Yoan hanya perlu menyiapkan materi yang akan ia bawakan nanti ketika lomba. Yoan tidak cerdas tapi Yoan berani dan kreatif. Maka dari itu, Yoan tidak menghapal materi, tapu Yoan memahami materinya lalu membuatnya menjadi ringan dengan pembawaan Yoan yang elegan.
*Yoan POV*
Tiga hari lagi gua bakal jadi perwakilan sekolah untuk lomba pidato. Gua suka ngomong, itu yang gua tau tentang diri gua sendiri. Jadi sekolah mempercayai gua buat jadi perwakilan mereka.
Hari ini gua latihan di ruang teater sama Bu Riza. Dia cuma mau lihat perkembangan gua aja. Padahal gua gak pernah latihan juga sebenarnya. Setelah Bu Riza lihat penampilan gua, dia ngasih gua apresiasi karena pembawaan gua yang santai tapi berbobot itu.
"Pembawaan kamu luar biasa sekali Yoan, saya sangat bangga sama kamu" puji Bu Riza.
"Makasih Bu" ucap ku pada Bu Riza.
"Ibu tinggal ya" ucap Bu Riza sambil menepuk pundak ku"
Setelah selesai dengan Bu Riza, gua duduk sejenak di ruang teater untuk melukis sesuatu yang menarik. Sampai akhirnya ada jari jemari yang menepuk pundak gua dengan lembut.
"Hai..." Sapa seorang gadis teater yang tak lain adalah Karin.
"Oh hai, apa kabar kar?" Tanya gua dengan senyuman.
"Baik, kamu sendiri apa kabar setelah masuk angin waktu itu?" Tanya Karin yang akhirnya menimbulkan kekehan dari keduanya.
"Aku lupa minta nomor kamu waktu itu, jadi gak bisa nanya kabar" ucap Karin lagi.
"Aku gak papa kok" balas ku singkat.
"Iya aku tau, sekarang boleh minta nomor kamu?" Ujar Karin dengan senyumnya yang manis.
"Umm sini hp nya" balas ku lalu mengambil ponsel Karin dari tangannya.
"Makasih" ucap Karin dengan senyuman yang menggemaskan.
*Author POV*
Hari ini adalah hari terakhir sebelum perlombaan pidato Yoan. Bu Riza memberi tau Yoan bahwa acaranya di mulai jam tujuh pagi. Dan semua peserta di minta hadir sebelum pukul tujuh di tempat.
Merasa rumah Yoan terlalu jauh dari lokasi perlombaan, Bu Riza mengusulkan agar Yoan menginap saja di rumah temannya yang dekat dengan lokasi.
"Yoan, rumah kamu kan jauh dari SMA Garuda. Kamu nginep di rumah temen kamu yang dekat lokasi aja ya nak biar gak telat" ujar Bu Riza pada Yoan.
"Iya Bu, tapi di rumah siapa ya, soalnya rumah Reina sama Kinar juga jauh" keluh Yoan pada Bu Riza.
"Iya ya, siapa di sini yang rumahnya gak jauh dari SMA Garuda?" Seru Bu Riza di mikrofon saat pengumuman kegiatan sepulang sekolah.
"Saya Bu" ucap seorang gadis di tengah-tengah barisan eskul teater.
"Iya Karin, rumah kamu deket sana ya?" Tanya Bu Riza.
"Iya Bu" balas Karin sambil tersenyum.
"Saya nitip Yoan semalam boleh ya?" Ucap Bu Riza pada Karin.
"Iya Bu gak masalah" bala Karin.
Setelah selesai dengan pengumuman kegiatan yang di berikan kepada semua anggota eskul sekolah. Bu Riza membubarkan kami dari lapangan.
Rencananya setiap eskul akan mengirimkan perwakilannya untuk menjadi penonton di perlombaan besok. Tidak lupa Kinar dan Reina juga ikut untuk menonton teman kesayangannya itu tampil esok.
"Kalian dateng kan besok?" Tanya Yoan pada Reina dan Kinar.
"Ya iyalah, masa lu lomba kita gak liat sih" ucap Reina sambil mengacak-acak rambut Yoan.
"Makasih ya" ucap Yoan sambil tersenyum.
"Drama lu bangsul" kekeh Kinar pada Yoan.
"Inget ya jangan aneh-aneh tidur di rumah Karin" goda Reina pada teman tomboynya itu.
"Yaelah emang mau ngapain?" Balas Yoan dengan wajah gemas.
"Ya kali aja, Karin lho cakep bukan main, sexi lagi" bisik Kinar di telinga Yoan.
Yoan selalu menceritakan apapun tentang dirinya pada Reina dan Kinar. Bahkan kelemahan dan kelebihan Yoan, mereka tau semuanya. Penyakit Yoan, masa lalu Yoan, ketakutan Yoan, dan kesukaan Yoan, semuanya. Mereka pun tau kalau Yoan menderita gender dysphoria, dan mereka juga tau kalau Yoan memiliki perasaan yang aneh pada Karin.
****
Setelah pulang sekolah Karin menghampiri Yoan di kelasnya. Karin selalu melewati kelas Yoan ketika pulang sekolah, dan hari ini Yoan akan menginap di rumahnya. Jadi Karin menghampirinya untuk pulang bersama.
"Hai.." sapa Karin pada tiga sekawan yang sedang bercanda gurau itu.
"Eh Karin, mau jemput dedek Yoan ya?" Goda Reina pada Karin.
"Euhh iya, Rei" balas Karin malu-malu.
"Dah ah kita pulang dulu ya, semangat buat besok. Jangan main-main ya" ucap Kinar pada sahabatnya itu sambil meredam nada di akhir kalimatnya.
Setelah kedua sahabatnya itu pergi, Yoan dan Karin pergi ke parkiran motor untuk pulang. Mereka pergi ke rumah Yoan dahulu untuk mengambil pakaian yang akan dia kenakan malam ini dan besok untuk perlombaan. Karena perlombaannya tidak menggunakan seragam sekolah, jadi Yoan akan menggunakan jas hitam kesukaannya saat perlombaan nanti.